Puluhan Tahun Diabaikan Warga, Batu Itu Ternyata Arca Ganesha Raksasa
A
A
A
SLEMAN - Sebuah patung yang diyakini sebagai Arca Ganesha ditemukan di Dusun Gunungsari, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Arca berukuran raksasa itu dinyatakan hilang sejak puluhan tahun silam.
Berdasarkan informasi, Arca Ganesha raksasa itu ditemukan tak sengaja oleh anggota Komunitas Kandang Kebo saat menyusuri Dusun Gunungsari. Namun menurut warga setempat, mereka sebenarnya mengetahui bahwa selain ada Situs Gupala (kumpulan beberapa arca), juga ada arca lain yang berada sekitar 500 meter selatan Situs Gupala. Tepatnya di dekat belik (mata air) Ngemplang di dekat jurang. Arca itu berada di atas batu. Karenanya, warga setempat menamakan arca itu dengan nama Arca Watu Tumpang.
"Arca itu besar duduk bersila badannya seperti manusia tapi tidak ada kepalanya," kata warga setempat Walijo (54) kepada SINDOnews, Rabu (15/8/2018) sore.
Walijo mengatakan arca itu sudah ada di tempat itu sejak dirinya kecil. Namun karena ketidaktahuan warga bahwa arca itu mempunyai nilai sejarah, maka tidak terurus. Termasuk saat jatuh ke bawah jurang, warga juga tidak mempedulikannya. Posisi jatuh arca itu tengkurap dan yang tinggal hanya batu dudukannya.
"Jatuh karena jurang itu longsor. Tapi kapan persisnya jatuh saya tidak tahu pasti, yang jelas sudah terjadi puluhan tahun lalu," ungkapnya.
Lantaran ketidaktahuan warga, kata Walijo, mereka juga mengambil batu arca sehingga kondisinya tidak utuh lagi. Batu-batu itu dipakai untuk membuat galengan sawah di dekat lokasi arca jatuh. "Warga tidak mengetahui kapan arca itu di tempat itu dan mengapa ada di situ. Warga hanya mengetahui ada arca di tempat itu dan kemudian jatuh ke jurang," katanya.
Warga meminta pemerintah memperhatikan kondisi infrastruktur menuju ke lokasi situs Gupola dan Arca Ganesha yang berada di jurang dekat belik. Sebab untuk menuju lokasi jalannya hanya setapak dan berbatu. Apalagi menuju ke lokasi arca, ada jurang. Jika tidak hati-hati, maka bisa terpeleset karena batunya licin.
Hal yang sama diungkapkan warga lainnya, Samijo (50). Menurutnya, keberadaan arca di dekat belik dekat jurang itu sudah lama dan tidak ada penemuan arca baru lagi. Meski begitu jika dikembangkan dengan bagus tentunya lokasi ini akan menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi yang menarik. Sebab kemungkinan di sekitar lokasi, masih ada benda dan tempat sejarah yang belum terungkap.
Seperti adanya sumber mata air (belik) di dekat situs Gupolo dan arca Watu Tumpang, juga belum terungkap apa kegunaan dan fungsinya. Apalagi kedua belik itu meski musim kemarau airnya tidak pernah surut. Sehingga oleh warga memanfaatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Selain itu akses menuju lokasi juga harus ada perhatian, tidak seperti sekarang belum ada, hanya jalan setapak yang biasa digunakan warga untuk ke belik itu," katanya.
Berdasarkan informasi, Arca Ganesha raksasa itu ditemukan tak sengaja oleh anggota Komunitas Kandang Kebo saat menyusuri Dusun Gunungsari. Namun menurut warga setempat, mereka sebenarnya mengetahui bahwa selain ada Situs Gupala (kumpulan beberapa arca), juga ada arca lain yang berada sekitar 500 meter selatan Situs Gupala. Tepatnya di dekat belik (mata air) Ngemplang di dekat jurang. Arca itu berada di atas batu. Karenanya, warga setempat menamakan arca itu dengan nama Arca Watu Tumpang.
"Arca itu besar duduk bersila badannya seperti manusia tapi tidak ada kepalanya," kata warga setempat Walijo (54) kepada SINDOnews, Rabu (15/8/2018) sore.
Walijo mengatakan arca itu sudah ada di tempat itu sejak dirinya kecil. Namun karena ketidaktahuan warga bahwa arca itu mempunyai nilai sejarah, maka tidak terurus. Termasuk saat jatuh ke bawah jurang, warga juga tidak mempedulikannya. Posisi jatuh arca itu tengkurap dan yang tinggal hanya batu dudukannya.
"Jatuh karena jurang itu longsor. Tapi kapan persisnya jatuh saya tidak tahu pasti, yang jelas sudah terjadi puluhan tahun lalu," ungkapnya.
Lantaran ketidaktahuan warga, kata Walijo, mereka juga mengambil batu arca sehingga kondisinya tidak utuh lagi. Batu-batu itu dipakai untuk membuat galengan sawah di dekat lokasi arca jatuh. "Warga tidak mengetahui kapan arca itu di tempat itu dan mengapa ada di situ. Warga hanya mengetahui ada arca di tempat itu dan kemudian jatuh ke jurang," katanya.
Warga meminta pemerintah memperhatikan kondisi infrastruktur menuju ke lokasi situs Gupola dan Arca Ganesha yang berada di jurang dekat belik. Sebab untuk menuju lokasi jalannya hanya setapak dan berbatu. Apalagi menuju ke lokasi arca, ada jurang. Jika tidak hati-hati, maka bisa terpeleset karena batunya licin.
Hal yang sama diungkapkan warga lainnya, Samijo (50). Menurutnya, keberadaan arca di dekat belik dekat jurang itu sudah lama dan tidak ada penemuan arca baru lagi. Meski begitu jika dikembangkan dengan bagus tentunya lokasi ini akan menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi yang menarik. Sebab kemungkinan di sekitar lokasi, masih ada benda dan tempat sejarah yang belum terungkap.
Seperti adanya sumber mata air (belik) di dekat situs Gupolo dan arca Watu Tumpang, juga belum terungkap apa kegunaan dan fungsinya. Apalagi kedua belik itu meski musim kemarau airnya tidak pernah surut. Sehingga oleh warga memanfaatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Selain itu akses menuju lokasi juga harus ada perhatian, tidak seperti sekarang belum ada, hanya jalan setapak yang biasa digunakan warga untuk ke belik itu," katanya.
(amm)