Gempa Susulan Kuat Picu Trauma Warga
A
A
A
LOMBOK UTARA - Gempa susulan tak henti mengguncang wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) setelah gempa besar pada Minggu (5/8) malam.
Kemarin gempa susulan berkekuatan hingga 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi pukul 13.25 WIT sangat mengagetkan warga. Mereka yang sebagian besar berada di pengungsian atau rumah sakit berlarian panik. Ingatan dampak gempa yang begitu parah dan telah menewaskan lebih dari 250 orang membuat warga makin ketakutan dan trauma.
Saat gempa mengguncang, sebagian mereka tampak saling berangkulan. Dari keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa kemarin berlokasi di 8.36 LS 116.22 BT atau 6 kilometer barat laut Lombok Utara. Pusat gempa berada di kedalaman 12 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Kepanikan antara lain terlihat di Posko Pusat Bencana Kabupaten Lombok Utara di Lapangan Supersemar, Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Sejumlah pejabat yang tengah berkunjung, warga, hingga relawan pun berusaha mencari tempat aman ketika gempa mengguncang. Tepat saat gempa terjadi, Penjabat Gubernur Jawa Barat Mochamad Iriawan yang didampingi Direktur Bank Bjb Ahmad Irfan baru saja menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar dan Kepala Polda NTB Achmat Juri. Guncangan gempa yang terasa sangat kuat dan menimbulkan bunyi berisik itu membuat bangunan Gedung RSUD Tanjung Lombok Utara di kawasan itu bergoyang hebat.
Sejumlah genteng berjatuhan. Bahkan, beberapa sepeda motorpun terguling. Tak pelak, warga dan sejumlah relawan pun panik dan langsung menjauhi bangunan gedung untuk mencari tempat aman. Tak terkecuali Penjabat Gubernur Jabar, Direktur Utama Bank Bjb, Kapolda NTB, Bupati Lombok Utara, serta pejabat lain ikut bergeser menghindari bangunan tinggi.
“Ini kembali kita rasakan guncangan gempa, mudah-mudahan ini yang terakhir,” ujar Iriawan sambil tetap berusaha tenang sesaat setelah guncangan gempa berakhir. Gempa susulan kemarin diketahui menewaskan Hernawati, karyawati biro perjalanan wisata yang berkantor di Cakra negara, Kota Mataram.
Hernawati meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan. Kasubbag Humas Polres Mataram AKP I Made Arnawa mengatakan, korban diketahui berasal dari Karang Baru, Kota Mataram. Selain satu korban meninggal, gempa susulan juga membuat seorang korban lukaluka, Sigit, 30, yang menderita luka di bagian tulang belakang.
Korban yang beralamat di Karang Taruna, Kota Mataram, itu di ketahui masih satu kantor dengan Hernawati yang juga meninggal dunia. Ketakutan dan trauma juga dirasakan Yudi Kurniawan, sopir bus Damri rute Bandara Praya Lombok-Kota Mataram. Yudi mengaku terpaksa tinggal di tenda karena rumahnya rata dengan tanah.
Mula-mula, saat gempa kekuatan 7 SR pada Minggu (5/8), bagian dapur yang roboh. Lalu ketika gempa berkekuatan 6,2 SR giliran bagian depannya turut roboh. Dia merasakan trauma setiap hari karena gempa terus terjadi. Apalagi gempa terbaru kekuatan 6,2 SR kemarin makin membuatnya takut. “Pas gempa susulan itu saya tengah mengendarai bus Damri. Guncangan gempa terasa, kencang sekali seperti diguncang-guncang,” ungkapnya. Dia sangat berharap gempa segera berakhir. “
Dikira akan menurun, tapi ini terus terjadi dengan guncangan yang masih kuat.” Sementara itu, suasana jalan di Kota Mataram lengang pascagempa susulan berkekuatan 6,2 SR. Suasana lengang terasa dari Bandara Internasional Praya, Lombok, sampai ke Kota Mataram. Di antaranya di Jalan Swita dan Jalan Cakranegara serta kawasan kuliner di Jalan Maktal.
Masih Fluktuatif
BMKG mengimbau masyarakat yang berada di Pulau Lombok agar tetap waspada terhadap gempa susulan. “Kami mengharapkan masyarakat tenang, namun tetap waspada. Karena masih ada gempa susulan seperti tadi (6,2 SR),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Dia mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan rusak atau tebing dan dataran tinggi yang berpotensi longsor. Menurut analisa BMKG, gempa susulan masih terdeteksi di Pulau Lombok. Meskipun sifatnya fluktuatif, Dwikortika menyatakan potensi tsunami sudah tidak muncul lagi.
“Se karang itu isunya sudah geser, tidak ada tsunami,” ucapnya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan wilayah Lombok, khususnya bagian timur dan utara, masuk dalam kawasan rawan terjadi gempa bumi dengan potensi guncangan mencapai 7- 8 Modified Mercalli Intensity.
“Dari hasil peta kawasan bencana yang kami terbitkan itu Lombok dan sekitarnya, terutama utara, rentan bencana gempa bumi kategori menengah,” ujar Kepala PVMBG Bandung Kasbani. Setelah sempat terjadi perbedaan jumlah korban tewas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin mencatat, jumlah warga yang meninggal dalam musibah gempa NTB sebanyak 259 orang.
Kemarin gempa susulan berkekuatan hingga 6,2 Skala Richter (SR) yang terjadi pukul 13.25 WIT sangat mengagetkan warga. Mereka yang sebagian besar berada di pengungsian atau rumah sakit berlarian panik. Ingatan dampak gempa yang begitu parah dan telah menewaskan lebih dari 250 orang membuat warga makin ketakutan dan trauma.
Saat gempa mengguncang, sebagian mereka tampak saling berangkulan. Dari keterangan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa kemarin berlokasi di 8.36 LS 116.22 BT atau 6 kilometer barat laut Lombok Utara. Pusat gempa berada di kedalaman 12 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.
Kepanikan antara lain terlihat di Posko Pusat Bencana Kabupaten Lombok Utara di Lapangan Supersemar, Tanjung, Kabupaten Lombok Utara. Sejumlah pejabat yang tengah berkunjung, warga, hingga relawan pun berusaha mencari tempat aman ketika gempa mengguncang. Tepat saat gempa terjadi, Penjabat Gubernur Jawa Barat Mochamad Iriawan yang didampingi Direktur Bank Bjb Ahmad Irfan baru saja menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar dan Kepala Polda NTB Achmat Juri. Guncangan gempa yang terasa sangat kuat dan menimbulkan bunyi berisik itu membuat bangunan Gedung RSUD Tanjung Lombok Utara di kawasan itu bergoyang hebat.
Sejumlah genteng berjatuhan. Bahkan, beberapa sepeda motorpun terguling. Tak pelak, warga dan sejumlah relawan pun panik dan langsung menjauhi bangunan gedung untuk mencari tempat aman. Tak terkecuali Penjabat Gubernur Jabar, Direktur Utama Bank Bjb, Kapolda NTB, Bupati Lombok Utara, serta pejabat lain ikut bergeser menghindari bangunan tinggi.
“Ini kembali kita rasakan guncangan gempa, mudah-mudahan ini yang terakhir,” ujar Iriawan sambil tetap berusaha tenang sesaat setelah guncangan gempa berakhir. Gempa susulan kemarin diketahui menewaskan Hernawati, karyawati biro perjalanan wisata yang berkantor di Cakra negara, Kota Mataram.
Hernawati meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan bangunan. Kasubbag Humas Polres Mataram AKP I Made Arnawa mengatakan, korban diketahui berasal dari Karang Baru, Kota Mataram. Selain satu korban meninggal, gempa susulan juga membuat seorang korban lukaluka, Sigit, 30, yang menderita luka di bagian tulang belakang.
Korban yang beralamat di Karang Taruna, Kota Mataram, itu di ketahui masih satu kantor dengan Hernawati yang juga meninggal dunia. Ketakutan dan trauma juga dirasakan Yudi Kurniawan, sopir bus Damri rute Bandara Praya Lombok-Kota Mataram. Yudi mengaku terpaksa tinggal di tenda karena rumahnya rata dengan tanah.
Mula-mula, saat gempa kekuatan 7 SR pada Minggu (5/8), bagian dapur yang roboh. Lalu ketika gempa berkekuatan 6,2 SR giliran bagian depannya turut roboh. Dia merasakan trauma setiap hari karena gempa terus terjadi. Apalagi gempa terbaru kekuatan 6,2 SR kemarin makin membuatnya takut. “Pas gempa susulan itu saya tengah mengendarai bus Damri. Guncangan gempa terasa, kencang sekali seperti diguncang-guncang,” ungkapnya. Dia sangat berharap gempa segera berakhir. “
Dikira akan menurun, tapi ini terus terjadi dengan guncangan yang masih kuat.” Sementara itu, suasana jalan di Kota Mataram lengang pascagempa susulan berkekuatan 6,2 SR. Suasana lengang terasa dari Bandara Internasional Praya, Lombok, sampai ke Kota Mataram. Di antaranya di Jalan Swita dan Jalan Cakranegara serta kawasan kuliner di Jalan Maktal.
Masih Fluktuatif
BMKG mengimbau masyarakat yang berada di Pulau Lombok agar tetap waspada terhadap gempa susulan. “Kami mengharapkan masyarakat tenang, namun tetap waspada. Karena masih ada gempa susulan seperti tadi (6,2 SR),” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Dia mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan rusak atau tebing dan dataran tinggi yang berpotensi longsor. Menurut analisa BMKG, gempa susulan masih terdeteksi di Pulau Lombok. Meskipun sifatnya fluktuatif, Dwikortika menyatakan potensi tsunami sudah tidak muncul lagi.
“Se karang itu isunya sudah geser, tidak ada tsunami,” ucapnya. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan wilayah Lombok, khususnya bagian timur dan utara, masuk dalam kawasan rawan terjadi gempa bumi dengan potensi guncangan mencapai 7- 8 Modified Mercalli Intensity.
“Dari hasil peta kawasan bencana yang kami terbitkan itu Lombok dan sekitarnya, terutama utara, rentan bencana gempa bumi kategori menengah,” ujar Kepala PVMBG Bandung Kasbani. Setelah sempat terjadi perbedaan jumlah korban tewas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin mencatat, jumlah warga yang meninggal dalam musibah gempa NTB sebanyak 259 orang.
(don)