Keseruan Ganjar Ikuti Ritual Tungguk Tembakau di Boyolali
A
A
A
BOYOLALI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengawali panen raya tembakau di Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (2/8/2018). Awal masa panen itu dibalut dalam sebuah tradisi turun-temurun yang digelar warga desa dengan tajuk Ritual Tungguk Tembakau.
Setiap tahun Ganjar hadir dalam ritual ini. Ia mengawali panen dengan memetik 12 daun tembakau diiringi doa-doa dari tetua desa. Sebelumnya, Ganjar juga didaulat memotong tumpeng besar sebagai tanda syukur atas berkah Yang Maha Kuasa.
Dengan latar belakang Gunung Merbabu, Ganjar yang dijuluki Senopati Tembakau itu tampak semangat memetik lembar demi lembar daun pada hamparan tanaman tembakau di ketinggian 106 meter di atas permukaan laut (dpl). Usai ritual, Ganjar diarak menuju panggung terbuka. Grup drum band dan penari reog berkostum daun yang seluruh anggotanya anak-anak menyambut kedatangan sang gubernur.
Ganjar mengatakan Ritual Tungguk Tembakau memiliki potensi wisata yang dahsyat untuk dikembangkan. Ia berharap gelaran ini bisa memikat masyarakat untuk datang ke Desa Senden. "Potensi wisata ini dahsyat, tinggal dikelola agar menjadi destinasi wisata yang menarik," ujarnya.
Terkait dengan potensi tembakau, orang nomor satu di Jawa Tengah itu berkomitmen melindungi dan membela berbagai kepentingan petani tembakau dari berbagai daerah. Ia mengatakan akan selalu berada di barisan terdepan untuk membela petani tembakau. "Mohon maaf bukan cerita soal isu kesehatannya, tapi ada sebuah tradisi panjang, kultural, ekonomi, dan banyak hal yang terkait dengan tembakau," katanya.
Ganjar mengaku sudah berbicara dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, bahkan Presiden Joko Widodo agar pemerintah melakukan pembatasan impor tembakau sebagai upaya nyata melindungi petani tembakau. "Rumusnya sederhana saja sebenarnya, memang kebutuhan tembakau nasional kurang, tapi kalaulah diperlukan beli lah tembakau lokal, sisanya silakan beli (impor)," katanya.
Dengan begitu petani tembakau bisa berkomproni dan harga tembakau di kalangan petani lokal bisa tetap terjaga. Terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Tembakau yang nuansa politiknya cukup tinggi, Ganjar meminta agar hal itu terus berproses. "Titip saja kepada para pengambil keputusan di sana, lindungi tembakau Tanah Air, kualitas tembakau dalam negeri bagus," katanya.
Setiap tahun Ganjar hadir dalam ritual ini. Ia mengawali panen dengan memetik 12 daun tembakau diiringi doa-doa dari tetua desa. Sebelumnya, Ganjar juga didaulat memotong tumpeng besar sebagai tanda syukur atas berkah Yang Maha Kuasa.
Dengan latar belakang Gunung Merbabu, Ganjar yang dijuluki Senopati Tembakau itu tampak semangat memetik lembar demi lembar daun pada hamparan tanaman tembakau di ketinggian 106 meter di atas permukaan laut (dpl). Usai ritual, Ganjar diarak menuju panggung terbuka. Grup drum band dan penari reog berkostum daun yang seluruh anggotanya anak-anak menyambut kedatangan sang gubernur.
Ganjar mengatakan Ritual Tungguk Tembakau memiliki potensi wisata yang dahsyat untuk dikembangkan. Ia berharap gelaran ini bisa memikat masyarakat untuk datang ke Desa Senden. "Potensi wisata ini dahsyat, tinggal dikelola agar menjadi destinasi wisata yang menarik," ujarnya.
Terkait dengan potensi tembakau, orang nomor satu di Jawa Tengah itu berkomitmen melindungi dan membela berbagai kepentingan petani tembakau dari berbagai daerah. Ia mengatakan akan selalu berada di barisan terdepan untuk membela petani tembakau. "Mohon maaf bukan cerita soal isu kesehatannya, tapi ada sebuah tradisi panjang, kultural, ekonomi, dan banyak hal yang terkait dengan tembakau," katanya.
Ganjar mengaku sudah berbicara dengan Menteri Perdagangan, Menteri Perekonomian, bahkan Presiden Joko Widodo agar pemerintah melakukan pembatasan impor tembakau sebagai upaya nyata melindungi petani tembakau. "Rumusnya sederhana saja sebenarnya, memang kebutuhan tembakau nasional kurang, tapi kalaulah diperlukan beli lah tembakau lokal, sisanya silakan beli (impor)," katanya.
Dengan begitu petani tembakau bisa berkomproni dan harga tembakau di kalangan petani lokal bisa tetap terjaga. Terkait dengan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Tembakau yang nuansa politiknya cukup tinggi, Ganjar meminta agar hal itu terus berproses. "Titip saja kepada para pengambil keputusan di sana, lindungi tembakau Tanah Air, kualitas tembakau dalam negeri bagus," katanya.
(amm)