Kemarau Membuat Warga Empat Desa Terpaksa Konsumsi Air Sungai Kotor
A
A
A
KUNINGAN - Akibat musim kemarau di empat desa di Kabupaten Kuningan mengalami krisis air bersih. Warga terpaksa berjalan kaki sejauh dua kilometer untuk mendapatkan air bersih di sungai.
Sumur milik mereka mulai mengering dan sudah hampir satu bulan lebih warga empat desa ini krisis air bersih selama musim kemarau panjang. Keempat desa itu yakni Desa Simpaijaya, Cihanjaro, Sukasari, dan Tanjungkerta, Kecamatan Karang Kancana, Kuningan.
Dengan membawa jeriken dan ember, sejumlah warga di Desa Simpaijaya, Kecamatan Karangkancana,Kabupaten Kuningan, Kamis (19/7/2018) pagi harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dengan turun naik perbukitan pergi ke sungai untuk mendapatkan air bersih.
Warga harus bergantian mengisi air ke dalam jeriken karena air terbatas di dalam sumur dadakan yang di buat warga. Mereka mengambil air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak setiap harinya.
Warga terpaksa mengunakan air sugai yang kotor dan berbau untuk kebutuhan mandi dan memasak. Sejumlah ibu- ibu juga terpaksa mencuci di sungai yang kotor.
Delon warga Desa Simpaijaya mengatakan, terpaksa mencuci di sungai yang kotor karena sumurnya sudah mulai mengering. Dia sebenarnya khawatir jika terus menggunakan air yang kotor akan berdampak pada kesehatan serta mengalami gatal – gatal.
Warga berharap kepada pemerintah segera memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari - hari seperti memasak dan minum.
Sumur milik mereka mulai mengering dan sudah hampir satu bulan lebih warga empat desa ini krisis air bersih selama musim kemarau panjang. Keempat desa itu yakni Desa Simpaijaya, Cihanjaro, Sukasari, dan Tanjungkerta, Kecamatan Karang Kancana, Kuningan.
Dengan membawa jeriken dan ember, sejumlah warga di Desa Simpaijaya, Kecamatan Karangkancana,Kabupaten Kuningan, Kamis (19/7/2018) pagi harus berjalan kaki sejauh dua kilometer dengan turun naik perbukitan pergi ke sungai untuk mendapatkan air bersih.
Warga harus bergantian mengisi air ke dalam jeriken karena air terbatas di dalam sumur dadakan yang di buat warga. Mereka mengambil air bersih untuk kebutuhan mandi dan memasak setiap harinya.
Warga terpaksa mengunakan air sugai yang kotor dan berbau untuk kebutuhan mandi dan memasak. Sejumlah ibu- ibu juga terpaksa mencuci di sungai yang kotor.
Delon warga Desa Simpaijaya mengatakan, terpaksa mencuci di sungai yang kotor karena sumurnya sudah mulai mengering. Dia sebenarnya khawatir jika terus menggunakan air yang kotor akan berdampak pada kesehatan serta mengalami gatal – gatal.
Warga berharap kepada pemerintah segera memberikan bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari - hari seperti memasak dan minum.
(vhs)