Talent Pool, Cara Polisi Uji Bakat Kepemimpinan Perwira Remaja
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 36 perwira remaja polisi mengikuti talent pool untuk mengetahui bakat kepemimpinan setelah satu tahun berdinas di masing-masing kesatuan yang tersebar mulai Aceh hingga Papua. Mereka merupakan lulusan terbaik Akademi Kepolisian (Akpol) pada 2017.
"Ini adalah perwira remaja tahun 2017 yang masuk dalam penajaman talent pool. Mereka ranking 1-36 waktu tahun lalu lulus, dan sekarang sudah dinas dari Aceh sampai Papua, ada dua orang di Mabes Polri. Mereka ini yang kita siapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan," kata Karobinkar SSDM Polri Brigjen Pol Eko Indra Heri, Rabu (18/7/2018).
Jenderal bintang satu itu menambahkan, talent pool juga sebagai pembinaan jenjang karier bagi perwira-perwira remaja berpangkat inspektur polisi dua (ipda). Kebanyakan perwira remaja itu berdinas di Satuan Sabhara agar bisa menjadi pemimpin karena membawahi puluhan anggota dalam satu peleton.
"Sebagian besar ini di Dalmas (Sabhara), tapi ada yang sudah jadi kanit di Serse, Intel, juga ada kanit di Lantas. Tapi sebagian besar ada di Dalmas karena memang kita perintahkan, mereka punya pengalaman di Dalmas. Operasional kepemimpinan kan kelihatan, dia menjadi danton (komandan peleton) membawahi 30 orang," katanya.
Menurut Eko, para peserta akan mendapatkan beragam materi tentang kepemimpinan termasuk perjalanan para jenderal meniti karier. Mereka pun diminta menceritakan pengalaman selama bertugas di daerah masing-masing yang memiliki keragaman serta tantangan berbeda.
"Mereka diberikan pembelajaran-pembelajaran, ada diskusi, termasuk juga outbond agar tidak bosan. Ini sebagai bekal bagi mereka menjadi pemimpin, di samping mereka juga mendiskusikan ketika sudah bekerja satu tahun ini, apa yang mereka tahu tentang kepemimpinan. Mereka kan banyak mendapatkan hal-hal unik di daerah-daerah, nanti di-combine. Mungkin daerah A dengan daerah B ada perbedaan-perbedaannya, tapi benang merah kepemimpinan itu sama," kata mantan Kapolres Demak itu.
Meski kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari (16-18/7/2018), tapi para perwira remaja itu akan tetap dalam penilaian ketika kembali ke kesatuan masing-masing. Untuk itu, akan dibentuk asesor di masing-masing Polda sehingga pembinaan perwira remaja tak sekadar seremoni selama tiga hari.
"Nanti akan dibentuk tim asesor, jadi kegiatan ini terus berkelanjutan. Kita cari pama (periwa pertama) atau paling tinggi pamen (perwira menengah) yang punya kualifikasi untuk menjadi mentor. Kita terus pantau. Tidak bisa menyiapkan pemimpin hanya sekali. Aturan sedang kita godok, bagaimana kalau misalnya yang masuk talent pool tiba-tiba ada masalah, maka dia akan grounded. Nanti yang di bawahnya mungkin tidak masuk ranking, tapi punya prestasi hebat dia bisa naik," katanya.
"Ini adalah perwira remaja tahun 2017 yang masuk dalam penajaman talent pool. Mereka ranking 1-36 waktu tahun lalu lulus, dan sekarang sudah dinas dari Aceh sampai Papua, ada dua orang di Mabes Polri. Mereka ini yang kita siapkan untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan," kata Karobinkar SSDM Polri Brigjen Pol Eko Indra Heri, Rabu (18/7/2018).
Jenderal bintang satu itu menambahkan, talent pool juga sebagai pembinaan jenjang karier bagi perwira-perwira remaja berpangkat inspektur polisi dua (ipda). Kebanyakan perwira remaja itu berdinas di Satuan Sabhara agar bisa menjadi pemimpin karena membawahi puluhan anggota dalam satu peleton.
"Sebagian besar ini di Dalmas (Sabhara), tapi ada yang sudah jadi kanit di Serse, Intel, juga ada kanit di Lantas. Tapi sebagian besar ada di Dalmas karena memang kita perintahkan, mereka punya pengalaman di Dalmas. Operasional kepemimpinan kan kelihatan, dia menjadi danton (komandan peleton) membawahi 30 orang," katanya.
Menurut Eko, para peserta akan mendapatkan beragam materi tentang kepemimpinan termasuk perjalanan para jenderal meniti karier. Mereka pun diminta menceritakan pengalaman selama bertugas di daerah masing-masing yang memiliki keragaman serta tantangan berbeda.
"Mereka diberikan pembelajaran-pembelajaran, ada diskusi, termasuk juga outbond agar tidak bosan. Ini sebagai bekal bagi mereka menjadi pemimpin, di samping mereka juga mendiskusikan ketika sudah bekerja satu tahun ini, apa yang mereka tahu tentang kepemimpinan. Mereka kan banyak mendapatkan hal-hal unik di daerah-daerah, nanti di-combine. Mungkin daerah A dengan daerah B ada perbedaan-perbedaannya, tapi benang merah kepemimpinan itu sama," kata mantan Kapolres Demak itu.
Meski kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari (16-18/7/2018), tapi para perwira remaja itu akan tetap dalam penilaian ketika kembali ke kesatuan masing-masing. Untuk itu, akan dibentuk asesor di masing-masing Polda sehingga pembinaan perwira remaja tak sekadar seremoni selama tiga hari.
"Nanti akan dibentuk tim asesor, jadi kegiatan ini terus berkelanjutan. Kita cari pama (periwa pertama) atau paling tinggi pamen (perwira menengah) yang punya kualifikasi untuk menjadi mentor. Kita terus pantau. Tidak bisa menyiapkan pemimpin hanya sekali. Aturan sedang kita godok, bagaimana kalau misalnya yang masuk talent pool tiba-tiba ada masalah, maka dia akan grounded. Nanti yang di bawahnya mungkin tidak masuk ranking, tapi punya prestasi hebat dia bisa naik," katanya.
(amm)