Jokowi Apresiasi Kinerja Babinsa Saat Pilkada Serentak 2018
A
A
A
BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja Bintara Pembina Desa (Babinsa) yang dinilai sukses menjaga stabilitas politik dan keamanan, terutama saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 beberapa waktu lalu.
Apresiasi disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada 4.505 anggota Babinsa dari seluruh Indonesia di Hanggar KFX/IFX Kementerian Pertahanan RI di kawasan PT Dirgantara Indonesia (DI), Kompleks Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (17/6/2018).
"Apresiasi saya atas pengabdian, dedikasi, kerja keras, bersama dengan anggota Polri menjalankan tugas negara menjaga keamanan, ketertiban, dan terutama dalam mengamankan jalannya pilkada beberapa waktu lalu. Ini berkat kerja keras saudara-saudara semua," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menekankan bahwa ke depan tantangan bangsa ini akan semakin besar dan sulit. Permasalahan kemiskinan, kesenjangan, dan infrastruktur wilayah menurutnya merupakan sejumlah persoalan yang butuh perbaikan. Karenanya, Jokowi pun meminta kerja keras dan kontribusi dari para anggota Babinsa.
"Kerja keras saudara semua, terutama menjaga kestabilan politik dan keamanan diperlukan bagi lancarnya pembangunan di negara kita," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi pun meminta agar Babinsa terus meningkatkan kemampuannya, di antaranya kemampuan teritorial, kemampuan temu cepat, lapor cepat, manajemen, dan kemampuan penguasaan wilayah secara detail.
"Kemampuan perlawanan rakyat. Bagaimana meningkatkan kemampuan rakyat dalam menghadapi ancaman, pembinaan (masyarakat) dalam kemampuan bela negara oleh rakyat," ujarnya.
Terkait paham terorisme dan radikalisme yang berkembang hampir di semua negara, Jokowi berpesan agar Babinsa bisa memahami penyimpangan ideologi tersebut, agar tidak berkembang. Pasalnya, hal itu telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Terlebih, ancamannya bukan hanya fisik, melainkan juga ideologi.
"Inilah tugas-tugas saudara semua. Harus mengerti bahwa ancaman itu sekarang bukan cuma berupa fisik, ideologi-ideologi seperti itu mengancam hampir semua negara, termasuk negara kita, Indonesia," tegasnya.
Karena itu, kata Jokowi, Babinsa juga perlu memiliki kemampuan komunikasi sosial. Selain itu, mampu bergaul dengan semua elemen masyarakat dan sesama aparat karena soliditas antara TNI dan Polri menjadi kunci stabilitas keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Jokowi menambahkan, saat ini, bangsa Indonesia juga dihadapkan pada kecepatan perubahan yang sangat cepat. Menurut McCansy Global Institute, kata Jokowi, revolusi industri 4.0 kecepatannya tiga ribu kali lebih cepat dari revolusi industri 1.0.
"Artinya apa? Ke depan ini akan ada perubahan yang sangat cepat sekali, hitungannya bisa hari, minggu, bulan, atau cepat sekali. Tentu saja perubahan seperti ini juga akan mengubah bidang ekonomi, sosial, semua bidang. Oleh sebab itu, kita jangan salah mengantisipasi, harus siap. Terutama sekali lagi Babinsa berada di barisan paling depan dalam mengantisipasi ini (perubahan)," jelas Jokowi.
Hal lain yang ditekankannya, yakni netralitas TNI dan Polri. Jokowi meminta Babinsa tetap bersikap netral. Sebab, politik TNI adalah politik negara, bukan politik praktis. Artinya, harus bisa dipastikan proses demokrasi berjalan lancar, aman, dan damai.
"Netralitas TNI dan Polri perlu dikedepankan agar lebih mudah merangkul setiap elemen masyarakat dan menciptakan kerja sama dalam menjaga situasi agar tetap kondusif. Dengan begitu masyarakat akan yakin bahwa TNI dan Polri profesional dalam menjalankan tugasnya," pungkasnya.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan, jumlah total anggota Babinsa di Indonesia mencapai 60.239 orang. Sementara, 4.505 anggota Babinsa yang hadir dalam pengarahan ini terdiri dari 4.335 anggota Babinsa dari Wilayah Kodam III/Siliwangi dan 70 anggota lainnya berasal dari 14 Kodam di seluruh Tanah Air.
Apresiasi disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada 4.505 anggota Babinsa dari seluruh Indonesia di Hanggar KFX/IFX Kementerian Pertahanan RI di kawasan PT Dirgantara Indonesia (DI), Kompleks Lanud Husein Sastranegara, Kota Bandung, Selasa (17/6/2018).
"Apresiasi saya atas pengabdian, dedikasi, kerja keras, bersama dengan anggota Polri menjalankan tugas negara menjaga keamanan, ketertiban, dan terutama dalam mengamankan jalannya pilkada beberapa waktu lalu. Ini berkat kerja keras saudara-saudara semua," kata Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menekankan bahwa ke depan tantangan bangsa ini akan semakin besar dan sulit. Permasalahan kemiskinan, kesenjangan, dan infrastruktur wilayah menurutnya merupakan sejumlah persoalan yang butuh perbaikan. Karenanya, Jokowi pun meminta kerja keras dan kontribusi dari para anggota Babinsa.
"Kerja keras saudara semua, terutama menjaga kestabilan politik dan keamanan diperlukan bagi lancarnya pembangunan di negara kita," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi pun meminta agar Babinsa terus meningkatkan kemampuannya, di antaranya kemampuan teritorial, kemampuan temu cepat, lapor cepat, manajemen, dan kemampuan penguasaan wilayah secara detail.
"Kemampuan perlawanan rakyat. Bagaimana meningkatkan kemampuan rakyat dalam menghadapi ancaman, pembinaan (masyarakat) dalam kemampuan bela negara oleh rakyat," ujarnya.
Terkait paham terorisme dan radikalisme yang berkembang hampir di semua negara, Jokowi berpesan agar Babinsa bisa memahami penyimpangan ideologi tersebut, agar tidak berkembang. Pasalnya, hal itu telah menimbulkan keresahan di masyarakat. Terlebih, ancamannya bukan hanya fisik, melainkan juga ideologi.
"Inilah tugas-tugas saudara semua. Harus mengerti bahwa ancaman itu sekarang bukan cuma berupa fisik, ideologi-ideologi seperti itu mengancam hampir semua negara, termasuk negara kita, Indonesia," tegasnya.
Karena itu, kata Jokowi, Babinsa juga perlu memiliki kemampuan komunikasi sosial. Selain itu, mampu bergaul dengan semua elemen masyarakat dan sesama aparat karena soliditas antara TNI dan Polri menjadi kunci stabilitas keamanan dan ketertiban di masyarakat.
Jokowi menambahkan, saat ini, bangsa Indonesia juga dihadapkan pada kecepatan perubahan yang sangat cepat. Menurut McCansy Global Institute, kata Jokowi, revolusi industri 4.0 kecepatannya tiga ribu kali lebih cepat dari revolusi industri 1.0.
"Artinya apa? Ke depan ini akan ada perubahan yang sangat cepat sekali, hitungannya bisa hari, minggu, bulan, atau cepat sekali. Tentu saja perubahan seperti ini juga akan mengubah bidang ekonomi, sosial, semua bidang. Oleh sebab itu, kita jangan salah mengantisipasi, harus siap. Terutama sekali lagi Babinsa berada di barisan paling depan dalam mengantisipasi ini (perubahan)," jelas Jokowi.
Hal lain yang ditekankannya, yakni netralitas TNI dan Polri. Jokowi meminta Babinsa tetap bersikap netral. Sebab, politik TNI adalah politik negara, bukan politik praktis. Artinya, harus bisa dipastikan proses demokrasi berjalan lancar, aman, dan damai.
"Netralitas TNI dan Polri perlu dikedepankan agar lebih mudah merangkul setiap elemen masyarakat dan menciptakan kerja sama dalam menjaga situasi agar tetap kondusif. Dengan begitu masyarakat akan yakin bahwa TNI dan Polri profesional dalam menjalankan tugasnya," pungkasnya.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebutkan, jumlah total anggota Babinsa di Indonesia mencapai 60.239 orang. Sementara, 4.505 anggota Babinsa yang hadir dalam pengarahan ini terdiri dari 4.335 anggota Babinsa dari Wilayah Kodam III/Siliwangi dan 70 anggota lainnya berasal dari 14 Kodam di seluruh Tanah Air.
(zik)