Kapolres Sambangi Warga yang Tinggal di Sebelah Kandang Kambing

Selasa, 10 Juli 2018 - 21:03 WIB
Kapolres Sambangi Warga yang Tinggal di Sebelah Kandang Kambing
Kapolres Sambangi Warga yang Tinggal di Sebelah Kandang Kambing
A A A
BANDUNG BARAT - Raut wajah Dedi Sunarya (53) tiba-tiba berubah haru. Pasalnya, warga Kampung Kepuh, RT 02/11, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu disambangi sejumlah rombongan berbaju coklat dan merah muda, Selasa (10/7/2018) sore.

Pria paruh baya yang tinggal di dekat kandang kambing ini seakan lupa akan rasa sakit akibat salah satu kakinya terpaksa diamputasi karena penyakit yang dideritanya, karena dia tak kuasa menahan air mata harunya.

Bersama buah hati yang saat ini mengurusnya Ai (30), rombongan yang ternyata merupakan Kapolres Cimahi AKBP Rusdy Pramana Suryanagara bersama ibu-ibu Bhayangkari dari Polres Cimahi itu menemui Dedi di ruangan berukuran 2x3 meter.

Ruangan itu merupakan tempat sehari-hari Dedi menjalani harinya dengan beristirahat. Selain berdekatan dengan kandang kambing, ruangan itu pun tak layak disebut kamar karena tidak ada ranjang, kasur, atau penerangan yang cukup.

"Kami mendapatkan kabar ada warga kurang mampu yang menderita sakit dan kakinya diamputasi. Kemudian beserta ibu-ibu Bhayangkari kami melakukan anjangsana untuk memberikan bantuan sekaligus berbagi kasih dalam rangka HUT ke-72 Bhayangkara," tutur Rusdy kepada wartawan.

Di tempat peristirahatan yang berkarpet merah itu, Dedi menceritakan bagaimana dia akhirnya harus kehilangan salah satu kakinya. Tidak hanya itu, salah satu tangannya kini tidak bisa digerakan karena menderita stroke.

Dengan mata berkaca-kaca, Rusdy yang datang ditemani istri terus memberikan semangat dan motivasi agar Dedi bisa bersabar dan ikhlas menerima cobaan yang sedang dialaminya. Dia pun memberikan bantuan berupa kasur, kursi roda, serta bantuan uang untuk pengobatan.

Dedi mengaku sudah dua bulan tinggal di ruangan yang dekat dengan kandang kambing. Salah satu kakinya terpaksa diamputasi akibat penyakit gula yang dideritanya.

Saat ini dia tinggal ditemani putri, menantu, dan seorang cucunya. Mereka tinggal bersebelahan di ruangan kamar satu lagi lantaran dia dan keluarganya sudah tak mampu lagi untuk mencari nafkah. "Untuk biaya sehari-hari saja saya kesulitan. Kalau ada dikasih anak dan menantunya serta sesekali ada bantuan dari warga," kata Dedi.

Sebelum kakinya di amputasi akibat penyakit gula yang dideritanya, Dedi awalnya ngontrak di kampung tetangga. Berbagai kerjaan serabutan dikerjakannya untuk sekadar memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti mengurus kandang ayam dan mencari rumput untuk pakan ternak domba.

Tapi semenjak kehilangan kaki, dia hanya bisa berbaring dan tidak mampu lagi mencari nafkah. "Kalau (bantuan) pemerintah tidak mengharapkan. Ada alhamdulilah, atau dibantu sama anak juga sudah syukur," ucapnya lirih.

Ai, putri dari Dedi, mengaku sudah hampir setahun tinggal menemani ayahnya. Sebelum ayahnya diamputasi, dirinya tinggal di daerah Rajamandala. Sebagai anak dia menginginkan agar ayahnya tinggal di tempat yang lebih layak.

Namun, suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang tahu dan berpenghasilan pas-pasan belum sanggup mengontrak rumah yang lebih layak. Sehingga mau tak mau sementara waktu menempati area bekas kandang kambing tersebut. "Mau gimana lagi, ini cobaan bagi keluarga saya. Bisa menjalani hidup dari hari ke hari saja sudah bersyukur," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6628 seconds (0.1#10.140)