Menteri Susi Luncurkan Kapal Bambu Pertama di Dunia Buatan ITS

Senin, 02 Juli 2018 - 19:28 WIB
Menteri Susi Luncurkan Kapal Bambu Pertama di Dunia Buatan ITS
Menteri Susi Luncurkan Kapal Bambu Pertama di Dunia Buatan ITS
A A A
SURABAYA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meluncurkan kapal berbahan dasar bambu laminasi yang pertama di dunia ciptaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Kapal inisecara resmi diluncurkan di Taman Hiburan Pantai (THP) Kenjeran, Surabaya, Senin (2/7/2018). Susi menuturkan, dari dahulu bambu memang sudah digunakan oleh orang-orang untuk membuat segala keperluan, mulai dari hunian hingga peralatan rumah. Ia meyakini bambu juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika diinovasikan.

Tugasnya saat ini, katanya, memastikan kedaulatan laut dan membangun dunia perikanan di Indonesia, khususnya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. “Kapal ikan harus buatan Indonesia dan yang menangkap ikan juga harus dari Indonesia, tidak boleh tidak,” ujar Susi.

Pihaknya saat ini akan membantu sertifikasi Kapal Baito Deling jika sudah siap nantinya akan diproduksi secara masal. Untuk kapal bambu buatan ITS ini sendiri, dia berharap agar dapat diselesaikan menjadi produk jadi agar segera dapat dipergunakan oleh para nelayan. “Inovasi ini tentu bagus. Sebuah pilihan di tengah mahalnya kapal berbahan baku kayu dari nelayan,” ungkapnya.

Inventor dan Ketua Tim Baito Deling Research Heri Supomo menjelaskan, kelangsungan industri kecil menengah (IKM) galangan kapal berbahan kayu menjadi tidak menentu akibat tingginya harga jual kayu di pasaran. Hal ini disebabkan oleh penebangan liar yang tidak diiringi reboisasi dan berimbas pada meroketnya harga kapal kayu di Indonesia.

Menyikapi hal tersebut, melalui penelitian yang berlangsung sejak tahun 2012 ia menghadirkan sebuah terobosan baru penggunaan material bambu pada kapal tangkap ikan Baito Deling 001. “Kapal ini mampu menekan biaya hingga 60 persen, menjadikan bambu sebagai material alternatif masa depan,” ujar dosen Teknik Perkapalan itu.

Heri menambahkan, bambu memiliki banyak keunggulan seperti potensinya yang melimpah, lebih murah, kekuatan tarik dan tekuk lebih besar dari kayu, masa panen 10 kali lebih cepat dibandingkan kayu.

Penggunaan bambu petung dan bambu ori dipilih karena nilai kuat tarik dan tekuk sebesar 180 MPa dan 84 MPa serta renggangan mencapai 8,93 persen, di mana lebih baik daripada kayu jati.

“Semakin terkena air laut bambu itu akan semakin kuat,” tambah pria yang produknya kini dilirik investor wisata itu.

Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, peluncuran kapal yang sudah memiliki dua hak paten dan mendapat dukungan dari banyak institusi pemerintahan ini menjadikan optimisme di dunia maritim serta lirikan banyak pihak. Salah satunya dari PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa pemerintah daerah di Indonesia.

Bahkan, secara khusus Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzladi Rosman Djohan menyatakan ketertarikannya untuk mengaplikasikan Baito Deling di kepulauan Babel. Menurut Joni, hal ini menjadi sebagai bentuk komitmen ITS untuk menjawab permasalahan masyarakat.

Terlebih penelitian ini mendapatkan penghargaan The Distinction Medal dari The Royal Institution of Naval Architects (RINA), sebuah organisasi terbesar yang menaungi bidang perkapalan sejak tahun 1860 yang bermarkas di Inggris.

“Selain itu, inovasi ini mengingatkan saya pada pesan Bung Karno agar ITS terus mengembangkan kelautan dan perkapalan Indonesia,” ujar Guru Besar Teknik Lingkungan itu.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5650 seconds (0.1#10.140)