Berdedikasi di Dunia Kedokteran, Prof Sjamsuhidajat Ronokusumo Raih Roosseno Award
A
A
A
JAKARTA - Roosseno Award adalah penghargaan untuk tokoh Indonesia yang memberi inspirasi atas karya, kegiatan, dan semangat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, atau sosial humaniora.
Tokoh dunia kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. R. Sjamsuhidajat Ronokusumo Sp.B KBD meraih Roosseno Award VIII. Penghargaan itu didapatkan atas dedikasinya sebagai dokter spesialis bedah selama 52 tahun (1959-2011) dan sebagai pendidik kedokteran selama 46 tahun (1974 sampai sekarang).
Semangat, ketekunan, kesabaran, dan dedikasinya pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran itulah penghargaan diberikan. Direktur Utama Biro Oktroi Roosseno memberikan penghargaan tersebut langsung di Auditorium Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta..
Dalam siaran pers yang diterima, Senin (2/7/2018) dalam sambutannya Sjamsuhidajat mengatakan dirinya sama sekali tidak menduga mendapatkan penghargaan.Apalagi dirinya disejajarkan dengan beberapa tokoh Indonesia penerima Roosseno Award sebelumnya, yaitu Prof. B.J. Habibie, Prof. Franz Magnis Suseno, Prof. Wiratman Wangsadinata, dan Prof Saparinah Sadli.
Sjamsuhidajat juga menyampaikan sekelumit pengalamannya sebagai dokter spesialis bedah dan sebagai pendidik kedokteran. Salah satu pembahasan yang menarik adalah saat dia memandang masa depan pendidikan kedokteran di Indonesia. Dia menyebut kata kunci pendidikan kedokteran Indonesia di masa depan yakni it is always about people and it is always evolving.
Dia juga menegaskan pendidikan kedokteran di semua strata memiliki tanggung jawab untuk menjadikan profesi dokter sebagai profesi yang senantiasa mampu menjawab tantangan zaman dan tetap berangkat dari cita-cita luhur untuk menolong sesama.
“Jadi pendidikan kedokteran tidak hanya harus memastikan pencapaian pengetahuan dan keterampilan yang terbaik oleh para dokter dan dokter spesialis. Perlu diingat dan ditegaskan juga harus mampu mempersiapkan para dokter untuk menjadi manusia yang siap menerima privilege dan senantiasa humanis dan profesional,” beber dia.
Sekadar diketahui Roosseno Award VIII ini digelar dalam rangka memperingati HUT Biro Oktroi Roosseno ke-67 dan peringatan hari kelahiran Prof. Dr. (HC) Ir. Roosseno pada 2 Agustus.Tahun ini, Dewan Direksi Biro Oktroi Roosseno bersama Dewan Testimonium sepakat menyatakan bahwa Prof. Sjamsuhidajat sebagai penerima Roosseno Award VIII.
Adapun Dewan Testimoni pada Roosseno Award 2018 adalah Guru Besar Kardiologi UI Prof. Asikin Hanafiah, Guru Besar Emeritus Bedah UI Prof. Aryono Djuned, Guru Besar Obstetri Ginekologi dan Penyakit Kandungan UI Prof. Farid A. Moeloek.
Lalu Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Sangkot Marzuki, Pendiri PT Kalbe Farma Boenjamin Setiawan, dan Guru Besar Forensik dan Medikolegal UI Prof.Agus Purwadianto.
Tokoh dunia kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. R. Sjamsuhidajat Ronokusumo Sp.B KBD meraih Roosseno Award VIII. Penghargaan itu didapatkan atas dedikasinya sebagai dokter spesialis bedah selama 52 tahun (1959-2011) dan sebagai pendidik kedokteran selama 46 tahun (1974 sampai sekarang).
Semangat, ketekunan, kesabaran, dan dedikasinya pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran itulah penghargaan diberikan. Direktur Utama Biro Oktroi Roosseno memberikan penghargaan tersebut langsung di Auditorium Roosseno Plaza, Kemang, Jakarta..
Dalam siaran pers yang diterima, Senin (2/7/2018) dalam sambutannya Sjamsuhidajat mengatakan dirinya sama sekali tidak menduga mendapatkan penghargaan.Apalagi dirinya disejajarkan dengan beberapa tokoh Indonesia penerima Roosseno Award sebelumnya, yaitu Prof. B.J. Habibie, Prof. Franz Magnis Suseno, Prof. Wiratman Wangsadinata, dan Prof Saparinah Sadli.
Sjamsuhidajat juga menyampaikan sekelumit pengalamannya sebagai dokter spesialis bedah dan sebagai pendidik kedokteran. Salah satu pembahasan yang menarik adalah saat dia memandang masa depan pendidikan kedokteran di Indonesia. Dia menyebut kata kunci pendidikan kedokteran Indonesia di masa depan yakni it is always about people and it is always evolving.
Dia juga menegaskan pendidikan kedokteran di semua strata memiliki tanggung jawab untuk menjadikan profesi dokter sebagai profesi yang senantiasa mampu menjawab tantangan zaman dan tetap berangkat dari cita-cita luhur untuk menolong sesama.
“Jadi pendidikan kedokteran tidak hanya harus memastikan pencapaian pengetahuan dan keterampilan yang terbaik oleh para dokter dan dokter spesialis. Perlu diingat dan ditegaskan juga harus mampu mempersiapkan para dokter untuk menjadi manusia yang siap menerima privilege dan senantiasa humanis dan profesional,” beber dia.
Sekadar diketahui Roosseno Award VIII ini digelar dalam rangka memperingati HUT Biro Oktroi Roosseno ke-67 dan peringatan hari kelahiran Prof. Dr. (HC) Ir. Roosseno pada 2 Agustus.Tahun ini, Dewan Direksi Biro Oktroi Roosseno bersama Dewan Testimonium sepakat menyatakan bahwa Prof. Sjamsuhidajat sebagai penerima Roosseno Award VIII.
Adapun Dewan Testimoni pada Roosseno Award 2018 adalah Guru Besar Kardiologi UI Prof. Asikin Hanafiah, Guru Besar Emeritus Bedah UI Prof. Aryono Djuned, Guru Besar Obstetri Ginekologi dan Penyakit Kandungan UI Prof. Farid A. Moeloek.
Lalu Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Sangkot Marzuki, Pendiri PT Kalbe Farma Boenjamin Setiawan, dan Guru Besar Forensik dan Medikolegal UI Prof.Agus Purwadianto.
(vhs)