Bandara Ngurai Rai Ditutup, 48 Penerbangan Dibatalkan

Jum'at, 29 Juni 2018 - 07:27 WIB
Bandara Ngurai Rai Ditutup, 48 Penerbangan Dibatalkan
Bandara Ngurai Rai Ditutup, 48 Penerbangan Dibatalkan
A A A
JAKARTA - Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Erupsi Gunung Agung terhadap operasi penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pada Jumat (29/6) dini hari telah memutuskan penutupan bandara selama 16 jam mulai pukul 03.00 hingga 19.00 WITA hari ini. Hal ini dikarenakan abu vulkanik telah menutupi ruang udara koordinat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugrohom, mengatakan, sehubungan dengan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai beberapa operator/maskapai telah memutuskan membatalkan penerbangan (cancel flight) dengan alasan keselamatan atau safety.

Untuk pesawat yang cancel flight pada Kamis (28/6), baik keberangkatan maupun kedatangan, terdapat sebanyak 48 flight dengan penumpang 8.334 orang. Rinciannya, penerbangan internasional sebanyak 38 flight dengan penumpang 6.611 orang, dan penerbangan domestik 10 flight dengan penumpang sebanyak 1.723 orang.

"Maskapai penerbangan yang membatalkan penerbangan adalah Air Asia, Jet Star, Qantas, dan Virgin," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (29/6/2018) pagi. (Baca juga: Bandara Ngurah Rai Ditutup, Penumpang Bisa Refund atau Reschedule)

Menurut Sutopo, hembusan menerus Gunung Agung yang mengeluarkan asap dan abu vulkanik sejak Kamis (28/6) pukul 10.30 WITA hingga Jumat (29/6) dini hari telah menyebabkan hujan abu di bagian Barat hingga Barat Daya.

Hasil pantauan visual di Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang hingga Jumat ini pukul 06.00 WITA menunjukkan Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik dan kawah menyala api berwarna kemerahan dengan intensitas stabil dengan tinggi kolom abu mencapai 2.500 meter.

"Status masih tetap Siaga (Level 3). Belum ada kenaikan status. Belum dapat diperkirakan sampai berapa lama durasinya efusifnya. Saat ini masih terdeteksi microtremor pada alat seismograf PVMBG yang mengindikasikan adanya pergerakan magma ke permukaan," ucapnya.

Ia menyebutkan, terpantau peningkatan amplitudo seismik secara cepat dalam tempo 12 jam terakhir. Kegempaan didominasi oleh gempa-gempa dengan konten frekuensi rendah yang dimanifestasikan di permukaan dengan hembusan mengeluarkan emisi gas dan abu vulkanik.

Hujan abu terjadi di beberapa daerah di Barat dan Barat Daya Gunung Agung. Wilayah yang terpapar abu sementara terjadi di Purage, Pempatan Rendang, Keladian, Besakih, Br Beluhu, dan Desa Suter, akibat dominan angin dan abu mengarah ke Barat.

"Secara deformasi teramati inflasi sejak 13 Mei 2018 hingga saat ini dengan uplift sekitar 5 mm. Hal ini mengindikasikan masih adanya pembangunan tekanan oleh magma di dalam tubuh Gunung Agung. Hingga saat ini, inflasi tubuh Gunung Agung masih belum mengalami penurunan," jelasnya.

Untuk daerah berbahaya tetap di dalam radius 4 km dari puncak kawah Gunung Agung. Adapun masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Agung sudah melakukan evakuasi mandiri. Sebanyak 309 jiwa masyarakat mengungsi yang berada di 3 titik pengungsi, yaitu Dusun Tegeh Desa Amerta Bhuana, Banjar Dinas Galih Desa Jungutan dan Banjar Desa Untalan Desa Jungutan di Kabupaten Karangasem.

"Masyarakat diimbau tetap tenang. BNPB terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, PVMBG, BMKG, BPBD, Pemda Bali, dan lainnya," pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7007 seconds (0.1#10.140)