Pilgub Jatim di Gresik Dimenangkan Golput
A
A
A
GRESIK - Pilgub Jatim yang digelar di Gresik dimenangkan golput.Dari hasil rekapitulasi sementara partisipasi masyarakat Gresik hanya 43,15 persen.Ini menandakan tingkat partisipasi masyarakat Gresik cukup rendah.
Berdasarkan data Tim Desk Pilgub Jawa Timur Gresik mencatat, bila sampai hitungan terakhir dari 2.210 TPS yang tersebar di 18 kecamatan, ternyata yang hadir di TPS hanya 388.759 pemilih atau sekitar 43,15 persen.
Padahal, dalam perhelatan pesta demokrasi tingkat Jawa Timur ditetapkan jumlah daftar pemilih tetapnya (DPT) hanya ada 900.922 orang. “Iya memang partisipasi masyarakat untuk hadir di TPS cukup rendah,” ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Gresik, Imron Rosyadi, Rabu (27/6/2018).
Bawaslu Kabupaten Gresik tidak menyebutkan data, namun dari data Desk Pilgub Kabupaten Gresik, dapat ditarik kesimpulan bila ketidakhadiran pemilih di TPS alias golput mencapai 56,85 persen. Jumlah itu mengungguli perolehan suara kedua paslon.
Perolehan paslon nomor satu, Khofifah Indar Parawansa-Emil Listianto sekitar 216.095 atau 57,32 persen dari suara yang masuk. Sedangkan perolehan suara paslon nomor urut dua, Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno hanya 160.840 atau 42,68 persen. Untuk suara tidak sahnya mencapai 11.865 suara.
Ketua KPU Gresik, Ahmad Roni yang dikonfirmasi menyatakan, pihaknya belum mendapatkan data secara pasti tingkat partisipasi pemilih ke TPS. Sebab, sampai saat ini belum dilakukan penghitungan atau realcount.
“Kami belum pegang data. Tetapi berdasarkan TPS-TPS yang saya kunjungi, tingkat partsipasinya berkisar antara 60 persen sampai 65 persen,” tukasnya.
Kendati begitu, Roni tidak mengelak bila memang partisipasi pemilih masih rendah. Menurutnya, ada banyak factor yang mempengaruhi. Diantaranya, factor pengenalan calon kepada pemilih. Juga kampanye paslon kurang masif, sehingga masyarakat belum begitu kenal dengan pasangan calon.
Berdasarkan data Tim Desk Pilgub Jawa Timur Gresik mencatat, bila sampai hitungan terakhir dari 2.210 TPS yang tersebar di 18 kecamatan, ternyata yang hadir di TPS hanya 388.759 pemilih atau sekitar 43,15 persen.
Padahal, dalam perhelatan pesta demokrasi tingkat Jawa Timur ditetapkan jumlah daftar pemilih tetapnya (DPT) hanya ada 900.922 orang. “Iya memang partisipasi masyarakat untuk hadir di TPS cukup rendah,” ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Gresik, Imron Rosyadi, Rabu (27/6/2018).
Bawaslu Kabupaten Gresik tidak menyebutkan data, namun dari data Desk Pilgub Kabupaten Gresik, dapat ditarik kesimpulan bila ketidakhadiran pemilih di TPS alias golput mencapai 56,85 persen. Jumlah itu mengungguli perolehan suara kedua paslon.
Perolehan paslon nomor satu, Khofifah Indar Parawansa-Emil Listianto sekitar 216.095 atau 57,32 persen dari suara yang masuk. Sedangkan perolehan suara paslon nomor urut dua, Syaifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno hanya 160.840 atau 42,68 persen. Untuk suara tidak sahnya mencapai 11.865 suara.
Ketua KPU Gresik, Ahmad Roni yang dikonfirmasi menyatakan, pihaknya belum mendapatkan data secara pasti tingkat partisipasi pemilih ke TPS. Sebab, sampai saat ini belum dilakukan penghitungan atau realcount.
“Kami belum pegang data. Tetapi berdasarkan TPS-TPS yang saya kunjungi, tingkat partsipasinya berkisar antara 60 persen sampai 65 persen,” tukasnya.
Kendati begitu, Roni tidak mengelak bila memang partisipasi pemilih masih rendah. Menurutnya, ada banyak factor yang mempengaruhi. Diantaranya, factor pengenalan calon kepada pemilih. Juga kampanye paslon kurang masif, sehingga masyarakat belum begitu kenal dengan pasangan calon.
(vhs)