Dibuat Jalan Layang, Tol Bawen-Yogyakarta Lintasi Borobudur
A
A
A
SLEMAN - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah menyepakati dengaan pemerintah pusat untuk pembangunan proyek jalan tol di Yogyakarta. Jalan tol tersebut merupakan kelanjutan dari Tol Bawen sehingga nanti akan melewati Yogyakarta-Solo dan Bawen Yogyakarta.
Namun untuk pembangunan jalan tol nantinya akan dibuat melayang, terutama ruas jalan Yogyakarta-Solo. Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono (HB) X mengatakan, untuk tol Bawen-Yogyakarta akan ada perubahan jalur. Semula dari Secang akan melewati timur jembatan Krasak, dialihkan ke barat, yaitu lewat Borobudur. Nantinya jalan tol Bawen-Yogyakarta rutenya, Bawen-Secang-Borobudur-Yogyakarta.
“Jalan Tol itu nantinya hingga selokan Mataram yang ada di barat utara Demak Ijo. Selain terhubung dengan ringroad utara, nantinya juga terkoneksi dengan jalan tol Yogya-Solo yang dibuat melayang,” jelasnya saat syawalan bersama jajaran Pemkab Sleman di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Selasa (26/6/2018).
Menurut Sultan alasan pembuatan jalan tol melayang Yogyakarta-Solo, karena di daerah tersebut banyak situs-situs peninggalan kebudayaan. Agar tidak mengganggu keberadaanya dibuat solusi dengan jalan tol layang.
Untuk pemindahan rute Secang-Krasak, ke Secang-Borobudur-Yogyakarta karena di Krasak rawan terhadap ancaman erupsi Merapi. “Nantinya untuk pembuatan jalan tol Bawen-Yogyakarta ini akan membebaskan lahan 3 Km,” paparnya.
Sementara untuk tol dari Purworejo, nantinya akan dilewatkan Sentolo hingga tol Bawen-Yogyakarta yang ada di selokan Mataran barat utara Demak Ijo sekaligus menghubungan Tol Yogya-Solo. Lebih lanjut Sultan mengatakan, untuk mengurai kemacetan, nantinya akan dibuat outer ringroad, yaitu dari timur mulai dari Prambanan ke utara sampai Tempel dan ke selatan sampai Sentolo.
Kemudian dilanjutkan dari barat dari Sentolo sampai Muntilan. Untuk outer ringroad ini, dibuat dengan empat jalur. Selain itu, juga akan ada sirip-sirip sebagai jalan alternatif.
“Terbukti saat lebaran lalu, bisa mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang masuk ke dalam kota. Sebab, kendaraan yang akan menuju ke Magelang atau Purworejo dialihkan menuju jalan-jalan yang rencananya akan menjadi outer ringroad tersebut,” terang Sultan.
Selain itu, untuk mengurai kemacetan di dalam kota, juga akan dibuat underpass di ringroad. Yaitu di perempatan Ketungan dan di perempatan Condongcatur. Karena itu, Sleman diharapkan dapat merealisasikan hal ini.
“Dengan outer ringroad dan underpass ini, bukan hanya untuk mengurai kemacetan yang sudah dikrodit. Sekaligus menekan laju pertumbuhan kawasan kumuh di dalam kota,” tandasnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan untuk peningkatan pembangunan tersebut, Sleman siap dalam melaksanakan dan mendukung kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat itu. Menurut Sri Purnomo kebijakan tersebut bagus, sebab tidak perlu pembebasan lahan dan pergesaran yang banyak, namun cukup dengan memaksimalkan fungsi yang sudah ada.
Namun untuk pembangunan jalan tol nantinya akan dibuat melayang, terutama ruas jalan Yogyakarta-Solo. Gubernur DIY Sultan Hamengkubuwono (HB) X mengatakan, untuk tol Bawen-Yogyakarta akan ada perubahan jalur. Semula dari Secang akan melewati timur jembatan Krasak, dialihkan ke barat, yaitu lewat Borobudur. Nantinya jalan tol Bawen-Yogyakarta rutenya, Bawen-Secang-Borobudur-Yogyakarta.
“Jalan Tol itu nantinya hingga selokan Mataram yang ada di barat utara Demak Ijo. Selain terhubung dengan ringroad utara, nantinya juga terkoneksi dengan jalan tol Yogya-Solo yang dibuat melayang,” jelasnya saat syawalan bersama jajaran Pemkab Sleman di pendopo rumah dinas Bupati Sleman, Selasa (26/6/2018).
Menurut Sultan alasan pembuatan jalan tol melayang Yogyakarta-Solo, karena di daerah tersebut banyak situs-situs peninggalan kebudayaan. Agar tidak mengganggu keberadaanya dibuat solusi dengan jalan tol layang.
Untuk pemindahan rute Secang-Krasak, ke Secang-Borobudur-Yogyakarta karena di Krasak rawan terhadap ancaman erupsi Merapi. “Nantinya untuk pembuatan jalan tol Bawen-Yogyakarta ini akan membebaskan lahan 3 Km,” paparnya.
Sementara untuk tol dari Purworejo, nantinya akan dilewatkan Sentolo hingga tol Bawen-Yogyakarta yang ada di selokan Mataran barat utara Demak Ijo sekaligus menghubungan Tol Yogya-Solo. Lebih lanjut Sultan mengatakan, untuk mengurai kemacetan, nantinya akan dibuat outer ringroad, yaitu dari timur mulai dari Prambanan ke utara sampai Tempel dan ke selatan sampai Sentolo.
Kemudian dilanjutkan dari barat dari Sentolo sampai Muntilan. Untuk outer ringroad ini, dibuat dengan empat jalur. Selain itu, juga akan ada sirip-sirip sebagai jalan alternatif.
“Terbukti saat lebaran lalu, bisa mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang masuk ke dalam kota. Sebab, kendaraan yang akan menuju ke Magelang atau Purworejo dialihkan menuju jalan-jalan yang rencananya akan menjadi outer ringroad tersebut,” terang Sultan.
Selain itu, untuk mengurai kemacetan di dalam kota, juga akan dibuat underpass di ringroad. Yaitu di perempatan Ketungan dan di perempatan Condongcatur. Karena itu, Sleman diharapkan dapat merealisasikan hal ini.
“Dengan outer ringroad dan underpass ini, bukan hanya untuk mengurai kemacetan yang sudah dikrodit. Sekaligus menekan laju pertumbuhan kawasan kumuh di dalam kota,” tandasnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan untuk peningkatan pembangunan tersebut, Sleman siap dalam melaksanakan dan mendukung kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat itu. Menurut Sri Purnomo kebijakan tersebut bagus, sebab tidak perlu pembebasan lahan dan pergesaran yang banyak, namun cukup dengan memaksimalkan fungsi yang sudah ada.
(wib)