Nasionalisme Bung Karno adalah Nasionalisme Islam
A
A
A
BLITAR - Bung Karno dikenal sebagai Bapak Bangsa yang selalu mengobarkan semangat dan nilai-nilai nasionalisme. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengatakan, nasionalisme Bung Karno tersebut bukanlah nasionalisme sekuler ala barat, tapi nasionalisme Islam.
“Nasionalisme Bung Karno bukan nasionalisme sekuler, bukan nasionalismenya Ernest Renan, tapi Bung Karno sama dengan nasionalismenya KH Hasyim Asy’ari, sobiyyun min qolbin mukmin, lahir dari hatinya seorang yang beriman. Pas seperti KH Hasyim Asy’ari mengatakan hubbul wathan minal iman,” ujar Kiai Said saat Kenduri 1.001 Tumpeng Haul Bung Karno ke-48 di Blitar, Rabu (20/6/2018).
Selain dihadiri Gus Ipul-Puti Soekarno, hadir pula Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan sejumlah ulama serta tokoh nasional seperti Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly dan lainya.
KH Said menjelaskan, salah satu bentuk nasionalisme Islam ala Bung Karno adalah adanya Menteri Penghubung Alim-Ulama saat pemerintahan pada 1960-an. Menteri Penghubung Alim-Ulama ini berbeda dengan Menteri Agama.“Jadi betapa Bung Karno adalah seorang yang sangat-sangat religius. Sangat nasionalis dan sangat religius,” tegas KH Said.
KH Said juga mengungkapkan alasan mengapa hubungan Bung Karno dengan para kiai begitu dekat. “Karena beliau yakin, punya keyakinan bahwa hanya bersatu dengan para ulama para santri negara ini bisa kuat. Tidak mungkin tantangan besar ditangani sendiri,” ujarnya.
“Nasionalisme Bung Karno bukan nasionalisme sekuler, bukan nasionalismenya Ernest Renan, tapi Bung Karno sama dengan nasionalismenya KH Hasyim Asy’ari, sobiyyun min qolbin mukmin, lahir dari hatinya seorang yang beriman. Pas seperti KH Hasyim Asy’ari mengatakan hubbul wathan minal iman,” ujar Kiai Said saat Kenduri 1.001 Tumpeng Haul Bung Karno ke-48 di Blitar, Rabu (20/6/2018).
Selain dihadiri Gus Ipul-Puti Soekarno, hadir pula Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan sejumlah ulama serta tokoh nasional seperti Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Anggota Dewan Pengarah BPIP Mahfud MD, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna Laoly dan lainya.
KH Said menjelaskan, salah satu bentuk nasionalisme Islam ala Bung Karno adalah adanya Menteri Penghubung Alim-Ulama saat pemerintahan pada 1960-an. Menteri Penghubung Alim-Ulama ini berbeda dengan Menteri Agama.“Jadi betapa Bung Karno adalah seorang yang sangat-sangat religius. Sangat nasionalis dan sangat religius,” tegas KH Said.
KH Said juga mengungkapkan alasan mengapa hubungan Bung Karno dengan para kiai begitu dekat. “Karena beliau yakin, punya keyakinan bahwa hanya bersatu dengan para ulama para santri negara ini bisa kuat. Tidak mungkin tantangan besar ditangani sendiri,” ujarnya.
(vhs)