Siswa MTs Turunkan Genting karena Takut Kelasnya Ambruk
A
A
A
BANDUNG BARAT - Puluhan siswa di MTs Nurul Mukhtariyah di Kampung Peusinggirang RT 05/02, Desa/Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terpaksa harus bergotong royong menurunkan genteng atau genting di atap sekolah. Pasalnya mereka khawatir ruang kelas yang setiap hari mereka gunakan untuk kegiatan belajar mengajar ambruk akibat kondisinya sudah rusak dan lapuk.
Ketua Yayasan Nurul Mukhtariyah Saiful Rachman mengungkapkan, kondisi memprihatinkan itu terjadi karena dana hibah bantuan dari Kesra, Pemkab Bandung Barat, untuk perbaikan dua lokal di sekolahnya hingga kini belum juga turun. Padahal bantuan itu sangat dibutuhkan mengingat dua ruang kelas yang dipakai oleh 45 siswa itu kondisinya sudah memprihatinkan.
"Kami dijanjikan dapat bantuan Rp150 juta untuk rehab dua ruang kelas yang rusak dari Pemkab Bandung Barat. Namun Plt Bupati Bandung Barat hingga kini belum menandatangi pencairan hibah itu, padahal alokasi bantuannya sudah tercatat," ungkapnya, Sabtu (2/6/2018).
Dia sangat memaklumi jika Plt Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra sangat berhati-hati dalam mencairkan dana hibah. Apalagi KBB saat ini masih disorot setelah adanya kasus OTT kepada sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bandung Barat oleh KPK yang juga menyeret Bupati Abubakar. Tapi dirinya meminta jangan sampai itu menjadi penghalang kebijakan sehingga berdampak kepada masyarakat.
"Plt harus berani selama tidak ada aturan yang dilanggar, karena dia saat ini menjadi orang nomor satu di KBB. Jangan karena ketakutan yang berlebihan membuat masyarakat jadi dirugikan," kata dia.
Saiful mengatakan, yayasannya mulai merintis sekolah gratis dan asrama gratis bagi para siswa kurang mampu sejak 2007. Awalnya siswanya hanya 10 orang namun saat ini telah bertambah menjadi 84 siswa dengan jumlah total rombongan belajar sebanyak empat kelas. Namun karena ada dua kelas yang rusak maka ruang kepala sekolah dan perpustakaan dijadikan tempat belajar sementara.
Terpisah Plt Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra mengakui ada sebagian pencairan dana hibah yang belum dicairkan. Kehati-hatian diperlukan agar jangan sampai pencairannya jadi masalah. Untuk itu setiap berkas pengajuan yang akan ditandatangani harus dibaca satu per satu dan dipastikan benar tidak dan ada atau tidak penerimanya.
"Berkas itu menumpuk, dalam sehari tidak semua bisa ditandatangani karena harus dibaca satu per satu. Jadi saya minta bersabar karena ini demi kebaikan bersama," katanya.
Ketua Yayasan Nurul Mukhtariyah Saiful Rachman mengungkapkan, kondisi memprihatinkan itu terjadi karena dana hibah bantuan dari Kesra, Pemkab Bandung Barat, untuk perbaikan dua lokal di sekolahnya hingga kini belum juga turun. Padahal bantuan itu sangat dibutuhkan mengingat dua ruang kelas yang dipakai oleh 45 siswa itu kondisinya sudah memprihatinkan.
"Kami dijanjikan dapat bantuan Rp150 juta untuk rehab dua ruang kelas yang rusak dari Pemkab Bandung Barat. Namun Plt Bupati Bandung Barat hingga kini belum menandatangi pencairan hibah itu, padahal alokasi bantuannya sudah tercatat," ungkapnya, Sabtu (2/6/2018).
Dia sangat memaklumi jika Plt Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra sangat berhati-hati dalam mencairkan dana hibah. Apalagi KBB saat ini masih disorot setelah adanya kasus OTT kepada sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bandung Barat oleh KPK yang juga menyeret Bupati Abubakar. Tapi dirinya meminta jangan sampai itu menjadi penghalang kebijakan sehingga berdampak kepada masyarakat.
"Plt harus berani selama tidak ada aturan yang dilanggar, karena dia saat ini menjadi orang nomor satu di KBB. Jangan karena ketakutan yang berlebihan membuat masyarakat jadi dirugikan," kata dia.
Saiful mengatakan, yayasannya mulai merintis sekolah gratis dan asrama gratis bagi para siswa kurang mampu sejak 2007. Awalnya siswanya hanya 10 orang namun saat ini telah bertambah menjadi 84 siswa dengan jumlah total rombongan belajar sebanyak empat kelas. Namun karena ada dua kelas yang rusak maka ruang kepala sekolah dan perpustakaan dijadikan tempat belajar sementara.
Terpisah Plt Bupati Bandung Barat Yayat T Soemitra mengakui ada sebagian pencairan dana hibah yang belum dicairkan. Kehati-hatian diperlukan agar jangan sampai pencairannya jadi masalah. Untuk itu setiap berkas pengajuan yang akan ditandatangani harus dibaca satu per satu dan dipastikan benar tidak dan ada atau tidak penerimanya.
"Berkas itu menumpuk, dalam sehari tidak semua bisa ditandatangani karena harus dibaca satu per satu. Jadi saya minta bersabar karena ini demi kebaikan bersama," katanya.
(zik)