Mengadu ke Uu Ruzhanul Ulum, Guru Madrasah Minta Diperjuangkan Nasibnya
A
A
A
BANDUNG - Guru-guru madrasah di Jawa Barat yang terhimpun dalam Perhimpunan Guru Madrasah (PGM) se-Jabar mendesak calon pemimpin baru Jabar memperhatikan nasib mereka. Sebab, selama ini, perhatian dari pemerintah dirasa masih kurang.
Ketua PGM Jabar Herry Purnama menegaskan, pemerintah harus lebih memerhatikan guru madrasah di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Menurut dia, selama ini, guru-guru madrasah tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, termasuk Pemprov Jabar.
"Jujur saja, kita para guru madrasah di Jawa Barat enggak pernah merasakan perhatian dari pemerintah daerah di Jawa Barat, baik dari itu insentif, honor, atau lain-lainnya," beber Herry di Bandung, Minggu (27/5/2018).
Dia juga menyayangkan sikap pemerintah daerah yang selalu melemparkan persoalan tersebut kepada pemerintah pusat. Padahal guru-guru madrasah mengabdi di daerah. "Madrasahnya ada di daerah, guru-gurunya di daerah. Dikaitkan ke pusat? Enggak bisa gitu dong," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jumlah guru madrasah honorer jauh lebih banyak jika dibandingkan guru yang telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Adapun jumlah guru honorer madrasah di Jabar menurut dia mencapai 146.000 orang.
"Dari 146.000 tersebut, hanya 22.000 yang berstatus PNS. Jadi, bayangkan saja jumlah guru madrasah yang tidak mendapatkan gaji layak," ungkapnya.
Herry mengaku, keluhan tersebut telah dia sampaikan kepada calon wakil gubernur (cawagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum dalam pertemuan di Bandung, Sabtu 26 Mei 2018. Dia sangat berharap, Uu Ruzhanul Ulum yang berpasangan dengan Ridwan Kamil itu bisa lebih berpihak kepada mereka jika terpilih menjadi pemimpin Jabar.
"Kalau Pak Uu mau memperjuangkan, kami akan dukung dan kami akan kawal terus kesanggupan beliau atas tuntutan kami ini. Beliau orang madrasah, beliau tahu kondisi madrasah. Beliau juga kan punya pesantren, jadi pasti tahu pedihnya kami," tegas Herry seraya menyatakan, PGM Jabar mendukung penuh pasangan Rindu (Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di Pilgub Jabar 2018.
Menanggapi keluhan tersebut, Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, siap memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan guru madrasah itu. Selain karena jumlahnya yang banyak, menurutnya, nasib guru honorer ini harus diperjuangkan sebab mereka memiliki peranan penting dalam mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa.
"Tanpa guru-guru, sumber daya manusia unggul mustahil bisa dilahirkan. Jadi secara prinsip, kami siap memberikan perhatian yang lebih terhadap guru-guru madrasah, terutama honorer," katanya.
Uu mengaku, komitmennya terhadap madrasah, pesantren, dan kegiatan agama sendiri telah dilakukannya semasa menjabat Bupati Tasikmalaya, salah satunya dengan menggelontorkan dana hingga Rp58 miliar per tahun.
Namun, untuk di tingkat provinsi, dia belum bisa merinci secara pasti berapa besaran honor yang ditawarkan jika dirinya bersama Ridwan Kamil terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jabar. "Yang pasti, jumlah uang yang dikucurkan akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan tentunya lebih besar dari yang diterima para guru madrasah honorer saat ini," tandas Uu.
Ketua PGM Jabar Herry Purnama menegaskan, pemerintah harus lebih memerhatikan guru madrasah di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Menurut dia, selama ini, guru-guru madrasah tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah daerah, termasuk Pemprov Jabar.
"Jujur saja, kita para guru madrasah di Jawa Barat enggak pernah merasakan perhatian dari pemerintah daerah di Jawa Barat, baik dari itu insentif, honor, atau lain-lainnya," beber Herry di Bandung, Minggu (27/5/2018).
Dia juga menyayangkan sikap pemerintah daerah yang selalu melemparkan persoalan tersebut kepada pemerintah pusat. Padahal guru-guru madrasah mengabdi di daerah. "Madrasahnya ada di daerah, guru-gurunya di daerah. Dikaitkan ke pusat? Enggak bisa gitu dong," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jumlah guru madrasah honorer jauh lebih banyak jika dibandingkan guru yang telah diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Adapun jumlah guru honorer madrasah di Jabar menurut dia mencapai 146.000 orang.
"Dari 146.000 tersebut, hanya 22.000 yang berstatus PNS. Jadi, bayangkan saja jumlah guru madrasah yang tidak mendapatkan gaji layak," ungkapnya.
Herry mengaku, keluhan tersebut telah dia sampaikan kepada calon wakil gubernur (cawagub) Jabar Uu Ruzhanul Ulum dalam pertemuan di Bandung, Sabtu 26 Mei 2018. Dia sangat berharap, Uu Ruzhanul Ulum yang berpasangan dengan Ridwan Kamil itu bisa lebih berpihak kepada mereka jika terpilih menjadi pemimpin Jabar.
"Kalau Pak Uu mau memperjuangkan, kami akan dukung dan kami akan kawal terus kesanggupan beliau atas tuntutan kami ini. Beliau orang madrasah, beliau tahu kondisi madrasah. Beliau juga kan punya pesantren, jadi pasti tahu pedihnya kami," tegas Herry seraya menyatakan, PGM Jabar mendukung penuh pasangan Rindu (Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di Pilgub Jabar 2018.
Menanggapi keluhan tersebut, Uu Ruzhanul Ulum menyatakan, siap memperjuangkan apa yang menjadi tuntutan guru madrasah itu. Selain karena jumlahnya yang banyak, menurutnya, nasib guru honorer ini harus diperjuangkan sebab mereka memiliki peranan penting dalam mendidik dan menciptakan generasi penerus bangsa.
"Tanpa guru-guru, sumber daya manusia unggul mustahil bisa dilahirkan. Jadi secara prinsip, kami siap memberikan perhatian yang lebih terhadap guru-guru madrasah, terutama honorer," katanya.
Uu mengaku, komitmennya terhadap madrasah, pesantren, dan kegiatan agama sendiri telah dilakukannya semasa menjabat Bupati Tasikmalaya, salah satunya dengan menggelontorkan dana hingga Rp58 miliar per tahun.
Namun, untuk di tingkat provinsi, dia belum bisa merinci secara pasti berapa besaran honor yang ditawarkan jika dirinya bersama Ridwan Kamil terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur Jabar. "Yang pasti, jumlah uang yang dikucurkan akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran dan tentunya lebih besar dari yang diterima para guru madrasah honorer saat ini," tandas Uu.
(wib)