Uu Ruzhanul Ulum Janji Optimalkan Produk Lokal untuk Proyek APBD
A
A
A
BANDUNG - Calon Wakil Gubernur (cawagub) Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berjanji selalu berpihak kepada masyarakat jika dirinya bersama Calon Gubernur (Cagub) Jabar Ridwan Kamil terpilih sebagai pemimpin Jabar.
Salah satu bentuk keberpihakan tersebut, yakni mengoptimalkan produk-produk lokal, setidaknya untuk proyek-proyek yang didanai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Contohnya, Uu berjanji mengoptimalkan penggunaan genting atau genteng jatiwangi yang diproduksi warga Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, untuk pembangunan gedung-gedung yang dibiayai APBD Jabar.
"Pemerintah harus turun tangan. Harus mendukung perusahaan lokal karena ini menyangkut masyarakat banyak," kata Uu dalam siaran persnya, Selasa (22/5/2018).
Uu juga mengaku prihatin dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap pengusaha lokal, khususnya yang berskala kecil menengah. Dia mengungkapkan, akibat minimnya perhatian pemerintah, banyak produsen genteng jatiwangi gulung tikar akibat manajeman yang keliru hingga sulitnya mengakses permodalan.
"Banyak produsen genteng jatiwangi yang meredup, padahal permintaan dari konsumen tetap tinggi," ungkap Uu.
Oleh karenanya, lanjut Uu, selain harus mengoptimalkan produk lokal, pemerintah pun harus terjun langsung memberikan pelatihan kewirausahaan, khususnya tentang manajemen pemasaran dan keuangan. Sebab, meski mampu menghasilkan produk yang baik, hal itu tidak akan maksimal jika tidak dibarengi pola pemasaran yang baik.
"Kalau tidak di-manage dengan baik akan kalah, akan kalah bersaing," katanya.
Pemerintah pun harus membuka akses permodalan seluas-luasnya kepada para pengusaha kecil tersebut. Terlebih, Bank Jabar Banten (bank bjb) sebagai bank besar milik Pemprov Jabar dinilainya sanggup memberi bantuan modal bagi masyarakat.
"Bank bjb harus lebih banyak memberi bantuan modal kepada pengusaha-pengusaha kecil. Kalau memberi modal untuk pelaku UKM kan akan menyerap tenaga kerja. Beda dengan memberi pinjaman ke pegawai, kebanyakan untuk hal yang konsumtif," bebernya.
Uu menegaskan, selain bentuk keberpihakan kepada masyarakat, peningkatan perhatian kepada para pengusaha lokal pun diyakininya bisa menekan jumlah pengangguran di Jabar. Optimalisasi perusahaan kecil dan menengah akan berdampak besar terhadap serapan tenaga kerja.
"Dan kalau terjadi krisis, perusahaan rakyat ini relatif bisa bertahan. Beda dengan perusahaan ritel, perusahaan besar, yang hanya dimiliki satu orang, saat ada krisis langsung tumbang," tandasnya.
Salah satu bentuk keberpihakan tersebut, yakni mengoptimalkan produk-produk lokal, setidaknya untuk proyek-proyek yang didanai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar. Contohnya, Uu berjanji mengoptimalkan penggunaan genting atau genteng jatiwangi yang diproduksi warga Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, untuk pembangunan gedung-gedung yang dibiayai APBD Jabar.
"Pemerintah harus turun tangan. Harus mendukung perusahaan lokal karena ini menyangkut masyarakat banyak," kata Uu dalam siaran persnya, Selasa (22/5/2018).
Uu juga mengaku prihatin dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap pengusaha lokal, khususnya yang berskala kecil menengah. Dia mengungkapkan, akibat minimnya perhatian pemerintah, banyak produsen genteng jatiwangi gulung tikar akibat manajeman yang keliru hingga sulitnya mengakses permodalan.
"Banyak produsen genteng jatiwangi yang meredup, padahal permintaan dari konsumen tetap tinggi," ungkap Uu.
Oleh karenanya, lanjut Uu, selain harus mengoptimalkan produk lokal, pemerintah pun harus terjun langsung memberikan pelatihan kewirausahaan, khususnya tentang manajemen pemasaran dan keuangan. Sebab, meski mampu menghasilkan produk yang baik, hal itu tidak akan maksimal jika tidak dibarengi pola pemasaran yang baik.
"Kalau tidak di-manage dengan baik akan kalah, akan kalah bersaing," katanya.
Pemerintah pun harus membuka akses permodalan seluas-luasnya kepada para pengusaha kecil tersebut. Terlebih, Bank Jabar Banten (bank bjb) sebagai bank besar milik Pemprov Jabar dinilainya sanggup memberi bantuan modal bagi masyarakat.
"Bank bjb harus lebih banyak memberi bantuan modal kepada pengusaha-pengusaha kecil. Kalau memberi modal untuk pelaku UKM kan akan menyerap tenaga kerja. Beda dengan memberi pinjaman ke pegawai, kebanyakan untuk hal yang konsumtif," bebernya.
Uu menegaskan, selain bentuk keberpihakan kepada masyarakat, peningkatan perhatian kepada para pengusaha lokal pun diyakininya bisa menekan jumlah pengangguran di Jabar. Optimalisasi perusahaan kecil dan menengah akan berdampak besar terhadap serapan tenaga kerja.
"Dan kalau terjadi krisis, perusahaan rakyat ini relatif bisa bertahan. Beda dengan perusahaan ritel, perusahaan besar, yang hanya dimiliki satu orang, saat ada krisis langsung tumbang," tandasnya.
(zik)