Material Bom Sudah Diangkat, Tangan Kanan Yesaya Kini Dapat Memainkan Ponsel
A
A
A
SURABAYA - Para korban bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo berangsur membaik. Beberapa korban sudah berhasil melewati fase kritis dan menyelesaikan berbagai tahapan operasi. Bahkan, mereka kini sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik.Yesaya Bayang (40) sekuriti di GKI Diponegoro, Surabaya menjadi salah satu korban selamat.Tangan kanannya kini mulai bisa digerakan. Beberapa kali terlihat sudah dapat memainkan ponselnya untuk menjawab berbagai pesan singkat.
“Saya waktu itu kena bom dua kali. Pertama bom meledak mengenai tangan saya, baru bom susul kena ke wajah dan kepala. Makanya serpihan bom sempat masuk ke tangan saya,” ujar Yesaya ketika ditemui di Ruang G1 RSAL dr Ramelan Surabaya, Jumat (18/5/2018).
Ketika itu Yesaya segera dilarikan oleh rekannya ke RS William Booth, dan dipindahkan ke RSAL dr Ramelan karena kondisi yang cukup parah sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Tindakan pun segera diambil oleh tim medis dengan mengangkat material bom di paha kanan dan tangan kanan. Selain itu, pembersihan luka dan jahit di area muka dan telinga.
Ari Setyawan (41) sekuriti di Gereja Santai Maria Tidak Bercela Ngagel juga mulai membaik. Di wajahnya luka terbakar terlihat dengan jelas. Bahkan, pada pipi sebelah kanannya harus dijahit 20 cm untuk menutup luka.
Para korban bom bunuh diri di Surabaya kini bisa sedikit lebih lega. BPJS Ketenagakerjaan menanggung semua biaya perawatan bagi korban yang cidera serta santunan bagi korban meningal dunia.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif mengunjungi langsung korban ledakan yang menjalani perawatan di rumah sakit. Para korban yang dirawat itu berada di RSAL dr Ramelan dan RS William Booth Surabaya.“Kejadian ini tergolong dalam kecelakaan kerja. Kami akan bertanggung jawab dalam memberikan jaminan kecelakaan kerja pada korban ini, tak tanggung-tanggung kita akan memberikan jaminan perawatan sampai sembuh dan bekerja kembali,” ujar Krishna.
Dia melanjutkan, ada program JKK Return to Work juga akan memberikan santunan sementara bagi mereka para korban selama mereka belum mampu melaksanakan pekerjaan sehari-harinya.
Selain kedua korban itu, adalagi korban meninggal dunia yang merupakan karyawan Toko Kue Brownis Amanda Surabaya yang bernama Nuchin (56). Dia menjadi korban ledakan di gereja Pantekosta. Nuchin menjadi korban saat sedang melintas di depan gereja.
Ahli waris Nuchin mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan berupa santunan JKM Rp24 juta, JHT Rp13,1 juta, beasiswa Rp12 juta dengan total yang diberikan Rp49,1 juta.
“Saya waktu itu kena bom dua kali. Pertama bom meledak mengenai tangan saya, baru bom susul kena ke wajah dan kepala. Makanya serpihan bom sempat masuk ke tangan saya,” ujar Yesaya ketika ditemui di Ruang G1 RSAL dr Ramelan Surabaya, Jumat (18/5/2018).
Ketika itu Yesaya segera dilarikan oleh rekannya ke RS William Booth, dan dipindahkan ke RSAL dr Ramelan karena kondisi yang cukup parah sehingga membutuhkan perawatan yang lebih intensif. Tindakan pun segera diambil oleh tim medis dengan mengangkat material bom di paha kanan dan tangan kanan. Selain itu, pembersihan luka dan jahit di area muka dan telinga.
Ari Setyawan (41) sekuriti di Gereja Santai Maria Tidak Bercela Ngagel juga mulai membaik. Di wajahnya luka terbakar terlihat dengan jelas. Bahkan, pada pipi sebelah kanannya harus dijahit 20 cm untuk menutup luka.
Para korban bom bunuh diri di Surabaya kini bisa sedikit lebih lega. BPJS Ketenagakerjaan menanggung semua biaya perawatan bagi korban yang cidera serta santunan bagi korban meningal dunia.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Krishna Syarif mengunjungi langsung korban ledakan yang menjalani perawatan di rumah sakit. Para korban yang dirawat itu berada di RSAL dr Ramelan dan RS William Booth Surabaya.“Kejadian ini tergolong dalam kecelakaan kerja. Kami akan bertanggung jawab dalam memberikan jaminan kecelakaan kerja pada korban ini, tak tanggung-tanggung kita akan memberikan jaminan perawatan sampai sembuh dan bekerja kembali,” ujar Krishna.
Dia melanjutkan, ada program JKK Return to Work juga akan memberikan santunan sementara bagi mereka para korban selama mereka belum mampu melaksanakan pekerjaan sehari-harinya.
Selain kedua korban itu, adalagi korban meninggal dunia yang merupakan karyawan Toko Kue Brownis Amanda Surabaya yang bernama Nuchin (56). Dia menjadi korban ledakan di gereja Pantekosta. Nuchin menjadi korban saat sedang melintas di depan gereja.
Ahli waris Nuchin mendapatkan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan berupa santunan JKM Rp24 juta, JHT Rp13,1 juta, beasiswa Rp12 juta dengan total yang diberikan Rp49,1 juta.
(vhs)