Ini Penjelasan Pendeta Kenapa Undang Edy Rahmayadi ke Acara Doa
A
A
A
MEDAN - Komunitas Pendeta Internasional Indonesia Sumatera Utara (Sumut) mengundang dan mendoakan calon Gubernur (cagub) Sumatera Utara (Sumut) nomor urut 1, Edy Rahmayadi menjadi Gubernur Sumut 2018-2023.
Doa dari para pendeta itu dimaksudkan agar Edy dan wakilnya Musa Rajekshah mampu membawa Sumut bermartabat. Demikian dikatakan Pendeta Dr Eben Siagian STh kepada wartawan, di Kantor GTDI Medan, Kamis (10/5/2018).
Hal itu dikatakannya saat mengklarifikasi video editan yang menggambarkan seolah-olah Edy Rahmayadi dibaptis oleh pendeta. Dikatakan Pendeta Eben, doa dari pendeta merupakan salah satu rangkaian acara yang dihelat komunitas pendeta di Gedung Suara Nafiri, Medan pada Jumat, 4 Mei 2018.
Panitia mengundang Edy Rahmayadi sebagai calon pemimpin yang layak jadi Gubernur Sumatera Utara. Bukan untuk dibaptis. Kenapa panitia mengundang Pak Edy karena panitia tidak ingin ada pecah-belah. Karena selama ini disebut-sebut bahwa umat Kristen dikesankan mendukung pasangan Djoss.
“Nah, bagi umat Kristiani yang mendukung ERAMAS jadi mau diapain? Maka dibuatlah acara dan mengundang Pak Edy agar masyarakat tau kristen itu tidak identik dengan pasangan Djoss. Ini yang ditekankan Pak Kris Pasaribu sahabat kecil Pak Edy. Kita mau pilih kepala daerah bukan kepala suku," kata Eben.
Eben yang pada saat acara itu juga hadir sebagai undangan menekankan bahwa Edy Rahmayadi sangat layak jadi Gubernur Sumut 2018-2023. "Beliau cakap, tegas, takut pada Allah dan anti korupsi serta jauh-jauh hari sudah peduli Sumut. Hal ini juga yang saya tekankan saat kotbah di acara itu dan harusnya hal ini yang dikedepankan bukan dimiring-miringkan," tegas Eben.
Eben menggarisbawahi bahwa oknum jangan memecah-belah Sumatera Utara. "Video editan seolah-olah Pak Edy dibaptis itu upaya pecah-belah. Saya sendiri seorang pendeta, pernah aktivis GMKI dan GAMKI dan pernah Wakil Ketua PKB Medan. Banyak sahabat saya Muslim, Tionghoa dan Hindu," tegas Pdt Eben yang juga pernah memimpin doa saat Edy Rahmayadi pindah tugas jadi Pangkostrad.
Doa dari para pendeta itu dimaksudkan agar Edy dan wakilnya Musa Rajekshah mampu membawa Sumut bermartabat. Demikian dikatakan Pendeta Dr Eben Siagian STh kepada wartawan, di Kantor GTDI Medan, Kamis (10/5/2018).
Hal itu dikatakannya saat mengklarifikasi video editan yang menggambarkan seolah-olah Edy Rahmayadi dibaptis oleh pendeta. Dikatakan Pendeta Eben, doa dari pendeta merupakan salah satu rangkaian acara yang dihelat komunitas pendeta di Gedung Suara Nafiri, Medan pada Jumat, 4 Mei 2018.
Panitia mengundang Edy Rahmayadi sebagai calon pemimpin yang layak jadi Gubernur Sumatera Utara. Bukan untuk dibaptis. Kenapa panitia mengundang Pak Edy karena panitia tidak ingin ada pecah-belah. Karena selama ini disebut-sebut bahwa umat Kristen dikesankan mendukung pasangan Djoss.
“Nah, bagi umat Kristiani yang mendukung ERAMAS jadi mau diapain? Maka dibuatlah acara dan mengundang Pak Edy agar masyarakat tau kristen itu tidak identik dengan pasangan Djoss. Ini yang ditekankan Pak Kris Pasaribu sahabat kecil Pak Edy. Kita mau pilih kepala daerah bukan kepala suku," kata Eben.
Eben yang pada saat acara itu juga hadir sebagai undangan menekankan bahwa Edy Rahmayadi sangat layak jadi Gubernur Sumut 2018-2023. "Beliau cakap, tegas, takut pada Allah dan anti korupsi serta jauh-jauh hari sudah peduli Sumut. Hal ini juga yang saya tekankan saat kotbah di acara itu dan harusnya hal ini yang dikedepankan bukan dimiring-miringkan," tegas Eben.
Eben menggarisbawahi bahwa oknum jangan memecah-belah Sumatera Utara. "Video editan seolah-olah Pak Edy dibaptis itu upaya pecah-belah. Saya sendiri seorang pendeta, pernah aktivis GMKI dan GAMKI dan pernah Wakil Ketua PKB Medan. Banyak sahabat saya Muslim, Tionghoa dan Hindu," tegas Pdt Eben yang juga pernah memimpin doa saat Edy Rahmayadi pindah tugas jadi Pangkostrad.
(rhs)