Ruang Kelas Terancam Ambruk, Siswa SD Ini Tetap Fokus Jalani Ujian
A
A
A
SERANG - Meski ruang kelas sudah tidak layak digunakan untuk kegiatan belajar mengajar, sebanyak 10 siswa SDN Bantar Panjang, Kampung Lembur Hasem, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang, Banten, tetap serius mengerjakan soal-soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) SD, Kamis (3/5/2018).
Berdasarkan pengamatan, tembok ruang kelas sudah banyak yang retak dan bolong. Bahkan, dari bagian atap sesekali jatuh bongkahan material. Namun, 10 siswa tetap serius mengerjakan soal-soal yang diberikan pada pelaksanaan USBN di hari pertama ini.
"Ruangan ini sudah parah sih Pak sebetulnya, sudah tidak boleh dipakai seharusnya, Tapi (dipakai) karena anak-anak biar nyaman ujiannya. Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu," kata Kepala Sekolah SDN Bantar Panjang Cicih Sri Asih, Kamis (3/5/2018).
Menurut Cicih, setiap harinya 60 siswa SDN Banjar Panjang dari kelas 1 sampai kelas 6 melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar di tenda pengungsian yang disediakan oleh pihak kepolisian.
"Tingkat kenyamanan di tenda itu kalau siang sedikit panas kalau ujan ya situasinya tidak memungkinkan," ujarnya.
Dia pun kerap mendapatkan keluhan dari para muridnya yang menginginkan bangunan sekolah baru yang layak dan nyaman. Saat ini, proses pembangunannya saja masih tahap lelang.
"Anak-anak gimana protesnya, orang keadaan kami udah gini mau protes ya sama siapa?" katanya.
Berdasarkan pengamatan, tembok ruang kelas sudah banyak yang retak dan bolong. Bahkan, dari bagian atap sesekali jatuh bongkahan material. Namun, 10 siswa tetap serius mengerjakan soal-soal yang diberikan pada pelaksanaan USBN di hari pertama ini.
"Ruangan ini sudah parah sih Pak sebetulnya, sudah tidak boleh dipakai seharusnya, Tapi (dipakai) karena anak-anak biar nyaman ujiannya. Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu," kata Kepala Sekolah SDN Bantar Panjang Cicih Sri Asih, Kamis (3/5/2018).
Menurut Cicih, setiap harinya 60 siswa SDN Banjar Panjang dari kelas 1 sampai kelas 6 melakukan aktivitas kegiatan belajar mengajar di tenda pengungsian yang disediakan oleh pihak kepolisian.
"Tingkat kenyamanan di tenda itu kalau siang sedikit panas kalau ujan ya situasinya tidak memungkinkan," ujarnya.
Dia pun kerap mendapatkan keluhan dari para muridnya yang menginginkan bangunan sekolah baru yang layak dan nyaman. Saat ini, proses pembangunannya saja masih tahap lelang.
"Anak-anak gimana protesnya, orang keadaan kami udah gini mau protes ya sama siapa?" katanya.
(zik)