Kopi Liberika Tungkal Komposit, Si Hitam dari Tanah Gambut
A
A
A
BANJAR - Lahan Gambut selain bisa ditanami sejumlah tanaman, ternyata dapat juga cocok untuk budidaya kopi. Kopi Liberika Tungkal Komposit merupakan salah satu tanaman yang berasal dari tanah gambut di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Jambi.
Sulaiman (26) petani kopi Lerika asal Desa Mekar Jaya, Jambi itu menuturkan, tumbuhan yang ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta. "Kopi ini hidup di dataran rendah gambut dengan ketinggian 0-5 meter di atas permukaan laut," ujar Sulaiman di Kiram Park, Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (30/4/2018).
Pria yang juga sebagai barista kopi Liberika itu menambahkan, tanaman tersebut dibawa pertama kali oleh Sayuti tokoh masyarakat adat setempat sejak tahun 1940-an. Sulaiman menuturkan, sebelumnya tanah gambut di sekitar tempat tinggalnya tidak pernah terawat.
Setelah memdapatkan pembinaan dari Badan Restorasi Gambut (BRG), dia dan remaja seusianya beralih menjadi petani kopi Liberika dari tanah gambut. "Akhirnya muncul kesadaran dari lahan gambut, kita menghasilkan tanaman yang produktif dan bisa dikonsumsi manusia," lanjutnya.
Soal rasa, kata Sulaiman, kopi liberika boleh diadu dengan arabika dan kopi lainnya. Bermodal ilmu mengolah Liberika dia pun memutuskan untuk membuka kedai kopi bersama anak muda sekitar Desa Mekar Jaya.
Selain bersyukur bisa mengolah tanaman di lahan gambut, Sulaiman bercita-cita membuat kawasan agrowisata Kopi Liberika. Dia berharap gambut bisa dilestarikan, dan kopi liberika bisa lebih dikenal luas masyarakat.
"Soal rasa, rasanya lebih biter seperti rasa karet. Sudah ada kedai kopi namanya Gerai Meja yang dibentuk tahun lalu. Komunitas Gerai Meja ada empat orang. Kami sedang merancang wisata agro Liberika. Wisatanya berkeliling kebun liberika melihat proses pasca panen kopi. Mulai hulu hingga ke hilir," tuturnya.
Dalam kesempatan Jambore Masyarakat Gambut 2018, Sulaiman ikut berjualan produk kopi liberika yang berasal dari Jambi. "Senang ya adanya acara ini kita bisa tukar pendapat soal pengelolaan gambut. Melihat potensi gambut secara ekonomis dan bagaimana memajukan masyarakat sekitar," tutupnya.
Sulaiman (26) petani kopi Lerika asal Desa Mekar Jaya, Jambi itu menuturkan, tumbuhan yang ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon lebih besar dibandingkan kopi Arabika dan Robusta. "Kopi ini hidup di dataran rendah gambut dengan ketinggian 0-5 meter di atas permukaan laut," ujar Sulaiman di Kiram Park, Banjar, Kalimantan Selatan, Senin (30/4/2018).
Pria yang juga sebagai barista kopi Liberika itu menambahkan, tanaman tersebut dibawa pertama kali oleh Sayuti tokoh masyarakat adat setempat sejak tahun 1940-an. Sulaiman menuturkan, sebelumnya tanah gambut di sekitar tempat tinggalnya tidak pernah terawat.
Setelah memdapatkan pembinaan dari Badan Restorasi Gambut (BRG), dia dan remaja seusianya beralih menjadi petani kopi Liberika dari tanah gambut. "Akhirnya muncul kesadaran dari lahan gambut, kita menghasilkan tanaman yang produktif dan bisa dikonsumsi manusia," lanjutnya.
Soal rasa, kata Sulaiman, kopi liberika boleh diadu dengan arabika dan kopi lainnya. Bermodal ilmu mengolah Liberika dia pun memutuskan untuk membuka kedai kopi bersama anak muda sekitar Desa Mekar Jaya.
Selain bersyukur bisa mengolah tanaman di lahan gambut, Sulaiman bercita-cita membuat kawasan agrowisata Kopi Liberika. Dia berharap gambut bisa dilestarikan, dan kopi liberika bisa lebih dikenal luas masyarakat.
"Soal rasa, rasanya lebih biter seperti rasa karet. Sudah ada kedai kopi namanya Gerai Meja yang dibentuk tahun lalu. Komunitas Gerai Meja ada empat orang. Kami sedang merancang wisata agro Liberika. Wisatanya berkeliling kebun liberika melihat proses pasca panen kopi. Mulai hulu hingga ke hilir," tuturnya.
Dalam kesempatan Jambore Masyarakat Gambut 2018, Sulaiman ikut berjualan produk kopi liberika yang berasal dari Jambi. "Senang ya adanya acara ini kita bisa tukar pendapat soal pengelolaan gambut. Melihat potensi gambut secara ekonomis dan bagaimana memajukan masyarakat sekitar," tutupnya.
(wib)