Puting Beliung Terjang Minahasa, 5 Rumah Rusak Parah
A
A
A
MINAHASA - Sedikitnya lima rumah yang dihuni 6 kepala keluarga (KK) kondisinya rusak parah akibat bencana angin puting beliung yang menimpa Desa Tonelet Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa sekitar pukul 13.00 Wita, Senin (23/4/2018) Wita.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Alex Dotulong menjelaskan, meski tak ada korban jiwa namun keluarga yang menjadi korban masing-masing keluarga Kambaitan-Kaunang, keluarga Tambaritji-Songkaton.
Kemudian, keluarga Hendrik Malonda, keluarga Robot-Mongi, keluarga Tundopo-Manimpurung, dan keluarga Jem Pangalila rumahnya rusak parah. "Sampai saat ini kami sedang mendata bersama lurah setempat dan saat ini kami sudah memberikan bantuan natura," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Sam Ratulangi Manado, Sutikno mengatakan secara umum musim pancaroba sampai masih akan terjadi hingga awal Mei. Terkait dengan kasus puting beliung bisa berpotensi di seluruh wilayah, karena kejadian yg sangat lokal dan waktu yang singkat.
"Secara umum puting beliung tidak terdeteksi oleh Satelit dan Radar. Tapi puting beliung terjadi karena adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat kuat sehingga terjadi perbedaan rekanan suhu pada awan dan permukaan," pungkasnya.
Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Minahasa Alex Dotulong menjelaskan, meski tak ada korban jiwa namun keluarga yang menjadi korban masing-masing keluarga Kambaitan-Kaunang, keluarga Tambaritji-Songkaton.
Kemudian, keluarga Hendrik Malonda, keluarga Robot-Mongi, keluarga Tundopo-Manimpurung, dan keluarga Jem Pangalila rumahnya rusak parah. "Sampai saat ini kami sedang mendata bersama lurah setempat dan saat ini kami sudah memberikan bantuan natura," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Sam Ratulangi Manado, Sutikno mengatakan secara umum musim pancaroba sampai masih akan terjadi hingga awal Mei. Terkait dengan kasus puting beliung bisa berpotensi di seluruh wilayah, karena kejadian yg sangat lokal dan waktu yang singkat.
"Secara umum puting beliung tidak terdeteksi oleh Satelit dan Radar. Tapi puting beliung terjadi karena adanya pertumbuhan awan Cumulonimbus yang sangat kuat sehingga terjadi perbedaan rekanan suhu pada awan dan permukaan," pungkasnya.
(nag)