3 Harimau Sumatera Mengamuk, Polisi Koordinasi dengan BBKSDA
A
A
A
PEKANBARU - Pihak kepolisian melakukan koordinasi dengan pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau terkait kemunculan Harimau Sumatera di Desa Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Pihak kepolisian meminta warga tetap waspada terkait muncul si raja hutan yang telah menerkam ternak sapi.
"Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak BBKSDA untuk penanganan harimau Sumatera itu," kata Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi, Jumat (13/4/2018).
Saat ini tim gabungan BBKSDA dan Kepolisian disibukkan dengan kemunculan beberapa ekor harimau Sumatera. Pertama adalah munculnya harimau bernama Bonita yang menewaskan dua orang di Pelangiran Kabupaten Inhil.
Kedua, tidak berapa lama muncul satu ekor harimau lain di wilayah Kecamatan Gaung, Inhil. Si raja hutan ini mendatangi tujuh warga yang sedang beraktivitas di hutan. Kemudian Ketiga pada 10 April 2018 muncul harimau yang menerkam ternak sapi.
Lokasi kemunculan harimau itu masih satu hamparan yakni berada di kawasan SM Kerumutan. Kawasan lindung untuk harimau Sumatera sebagai sudah beralih fungsi jadi hamparan kebun kelapa sawit perusahaan dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Dari hasil penyelidikan polisi penyerangan harimau pada 10 April 2018 diketahui sapi yang diterkam itu tidak berada di kandangnya, tetapi berkeliaran di dekat rumah.
"Lokasi penerkaman ternak sapi oleh harimau Sumatera itu berada di perlintasan kawasan penyangga Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan," kata Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi.
Sementara itu Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendapat laporan adanya harimau yang menyerangan ternak warga. Pihaknya sudah menurunkan beberapa orang ke lokasi.
"Tim sudah terjunkan ke lokasi untuk memastikan peristiwa penyerangan hewan ternak warga itu," imbuhnya.
Serangan harimau itu terjadi pada Selasa 10 April 2018 malam. Pemilik sapi bernama Nandi alias ujang mengaku saat itu dia melihat harimau mengaum dekat rumahnya.
Keluarganya pun melihat keadaan sekitar. Tidak berapa lama terdengar suara sapinya dari belakang rumah. Namun mereka tidak melihat apa pun.
Namun tidak berapa lama, istrinya Ujang melihat cahaya seperti mata harimau. Mereka pun ketakutan tidak berani ke luar rumah. Ke esokkan harinya, mereka melihat sapinya luka parah karena gigitan dan cakaran harimau. Merekapun berinisiatif memotong satu ekor sapi yang mengalami luka parah itu.
"Kita sudah melakukan koordinasi dengan pihak BBKSDA untuk penanganan harimau Sumatera itu," kata Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi, Jumat (13/4/2018).
Saat ini tim gabungan BBKSDA dan Kepolisian disibukkan dengan kemunculan beberapa ekor harimau Sumatera. Pertama adalah munculnya harimau bernama Bonita yang menewaskan dua orang di Pelangiran Kabupaten Inhil.
Kedua, tidak berapa lama muncul satu ekor harimau lain di wilayah Kecamatan Gaung, Inhil. Si raja hutan ini mendatangi tujuh warga yang sedang beraktivitas di hutan. Kemudian Ketiga pada 10 April 2018 muncul harimau yang menerkam ternak sapi.
Lokasi kemunculan harimau itu masih satu hamparan yakni berada di kawasan SM Kerumutan. Kawasan lindung untuk harimau Sumatera sebagai sudah beralih fungsi jadi hamparan kebun kelapa sawit perusahaan dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Dari hasil penyelidikan polisi penyerangan harimau pada 10 April 2018 diketahui sapi yang diterkam itu tidak berada di kandangnya, tetapi berkeliaran di dekat rumah.
"Lokasi penerkaman ternak sapi oleh harimau Sumatera itu berada di perlintasan kawasan penyangga Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan," kata Kapolres Pelalawan AKBP Kaswandi.
Sementara itu Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Mulyo Hutomo mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendapat laporan adanya harimau yang menyerangan ternak warga. Pihaknya sudah menurunkan beberapa orang ke lokasi.
"Tim sudah terjunkan ke lokasi untuk memastikan peristiwa penyerangan hewan ternak warga itu," imbuhnya.
Serangan harimau itu terjadi pada Selasa 10 April 2018 malam. Pemilik sapi bernama Nandi alias ujang mengaku saat itu dia melihat harimau mengaum dekat rumahnya.
Keluarganya pun melihat keadaan sekitar. Tidak berapa lama terdengar suara sapinya dari belakang rumah. Namun mereka tidak melihat apa pun.
Namun tidak berapa lama, istrinya Ujang melihat cahaya seperti mata harimau. Mereka pun ketakutan tidak berani ke luar rumah. Ke esokkan harinya, mereka melihat sapinya luka parah karena gigitan dan cakaran harimau. Merekapun berinisiatif memotong satu ekor sapi yang mengalami luka parah itu.
(sms)