Djarot Ziarah ke Makam Kakek Ustaz Abdul Somad
A
A
A
ASAHAN - Calon Gubernur (cagub) Sumatera Utara (Sumut) Djarot Saiful Hidayat melakukan ziarah ke makam Syeikh Abdul Rahman Silau (Syeikh Silau Laut), ulama besar yang juga kakeknya Dai kondang Ustaz Abdul Somad di Desa Silau Lama Kecamatan Silau Laut Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Rabu (4/4/2018).
"Kita bersyukur bisa berziarah ke makam salah satu tokoh yang dihormati Syeikh Silau Laut. Saya mendapatkan laporan kalau almarhum dulunya juga berjuang bukan hanya menyebarkan Islam tapi berjuang melawan penjajah," kata Djarot.
Menurut Djarot, nilai perjuangan Syeikh Silau Laut yang membawa Islam dan melawan penjajah di Asahan menjadikan inspirasi semua orang. Djarot sendiri mengaku sangat menginspirasi nilai-nilai almarhum untuk membangun Sumut lebih baik.
"Ini inspirasi saya pribadi untuk melanjutkan cita-cita beliau membangun Sumut yang lebih baik lagi," ujarnya.
Setelah ziarah, Djarot sempat meninjau rumah peninggalan Syeikh Silau Laut. Ia mengangap rumah tersebut dapat dijadikan cagar budaya. "Tadi saya mengusulkan rumah peninggalan Syeikh Silau Laut ini bisa dijadikan cagar budaya karena dibangun pada tahun 1916," ungkapnya.
Ke depannya, rumah peninggalan ini kata Djarot, bisa dimanfaatkan lebih baik untuk masyarakat sekitar. "Dan itulah bentuk rumah zaman dulu yang bisa digunakan untuk mengaji dan berlatih silat dan untuk menggembleng mental warga masyarakat sini," sebutnya.
Sementara itu, cucu Syeikh Silau Laut, H Ibrahim Ali berharap peninggalan almarhum dapat dilestarikan oleh pemerintah. "Kita harapkan peninggalan kita bisa dilestarikan kembali seperti dulu," tuturnya.
Dengan kedatangan Cagubsu nomor urut 2 ke makam kakeknya, dia berpesan kepada Djarot apabila terpilih nanti agar memperhatikan masyarakat kalangan bawah. Bukan hanya itu, dia juga meminta kepada Djarot memperhatikan anak sekolah yang tidak mampu.
"Buka lowongan kerja dan perhatikan anak-anak biar semuanya bisa sekolah," jelasnya.
Untuk diketahui, Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah.
Sejak kecilnya, Abdurrahman dikenal memiliki sifat pemberani, cerdas dan tekun belajar. Ketika berumur 6 tahun, sudah tampak sebagai anak yang saleh. Sebab selain belajar agama dan mengaji, ia sering pula berkhalwat (mengasingkan diri untuk berzikir mengingat Allah). Ia suka berkhalwat sejak usia 15 tahun.
Syekh Silau Laut selain berguru kepada Tuan Baqi dari Langkat, Kedah, Kelantan, dan Fathani, Beliau juga menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah berguru kepada Syekh Daud Fathani, seorang ulama Tareqat Syattariah.
Seusai menimba ilmu di Mekkah, Syekh Silau Laut kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun.
Tuan Syekh Silau Laut dimakamkan di Desa Silau Laut. Di dekat makamnya terdapat makam sang istri bernama Hj Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh Muhammad Ali dan Haji Abdul Latief.
"Kita bersyukur bisa berziarah ke makam salah satu tokoh yang dihormati Syeikh Silau Laut. Saya mendapatkan laporan kalau almarhum dulunya juga berjuang bukan hanya menyebarkan Islam tapi berjuang melawan penjajah," kata Djarot.
Menurut Djarot, nilai perjuangan Syeikh Silau Laut yang membawa Islam dan melawan penjajah di Asahan menjadikan inspirasi semua orang. Djarot sendiri mengaku sangat menginspirasi nilai-nilai almarhum untuk membangun Sumut lebih baik.
"Ini inspirasi saya pribadi untuk melanjutkan cita-cita beliau membangun Sumut yang lebih baik lagi," ujarnya.
Setelah ziarah, Djarot sempat meninjau rumah peninggalan Syeikh Silau Laut. Ia mengangap rumah tersebut dapat dijadikan cagar budaya. "Tadi saya mengusulkan rumah peninggalan Syeikh Silau Laut ini bisa dijadikan cagar budaya karena dibangun pada tahun 1916," ungkapnya.
Ke depannya, rumah peninggalan ini kata Djarot, bisa dimanfaatkan lebih baik untuk masyarakat sekitar. "Dan itulah bentuk rumah zaman dulu yang bisa digunakan untuk mengaji dan berlatih silat dan untuk menggembleng mental warga masyarakat sini," sebutnya.
Sementara itu, cucu Syeikh Silau Laut, H Ibrahim Ali berharap peninggalan almarhum dapat dilestarikan oleh pemerintah. "Kita harapkan peninggalan kita bisa dilestarikan kembali seperti dulu," tuturnya.
Dengan kedatangan Cagubsu nomor urut 2 ke makam kakeknya, dia berpesan kepada Djarot apabila terpilih nanti agar memperhatikan masyarakat kalangan bawah. Bukan hanya itu, dia juga meminta kepada Djarot memperhatikan anak sekolah yang tidak mampu.
"Buka lowongan kerja dan perhatikan anak-anak biar semuanya bisa sekolah," jelasnya.
Untuk diketahui, Syekh Silau Laut bernama lengkap Syekh Abdurrahman Urrahim bin Nakhoda Alang Batubara dilahirkan di daerah Batubara (sekarang Desa Tanjung Mulia Kecamatan Tanjung Tiram Batubara, Sumatera Utara) pada tahun 1858 atau 1275 Hijriyah.
Sejak kecilnya, Abdurrahman dikenal memiliki sifat pemberani, cerdas dan tekun belajar. Ketika berumur 6 tahun, sudah tampak sebagai anak yang saleh. Sebab selain belajar agama dan mengaji, ia sering pula berkhalwat (mengasingkan diri untuk berzikir mengingat Allah). Ia suka berkhalwat sejak usia 15 tahun.
Syekh Silau Laut selain berguru kepada Tuan Baqi dari Langkat, Kedah, Kelantan, dan Fathani, Beliau juga menuntut ilmu ke Makkah selama tujuh tahun. Di Makkah berguru kepada Syekh Daud Fathani, seorang ulama Tareqat Syattariah.
Seusai menimba ilmu di Mekkah, Syekh Silau Laut kembali ke Sumatera dan mengembangkan Tareqat Syattariah di daerah Silau Laut hingga wafat pada 2 Jumadil Awal 1360 H atau 28 Februari 1941, dalam usia 125 tahun.
Tuan Syekh Silau Laut dimakamkan di Desa Silau Laut. Di dekat makamnya terdapat makam sang istri bernama Hj Maryam dan dua anaknya yaitu Syekh Muhammad Ali dan Haji Abdul Latief.
(rhs)