SBY Ajak AHY Lawatan ke Sejumlah Petilasan Kerajaan Majapahit
A
A
A
MOJOKERTO - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memulai mengenalkan langsung putranya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke masyarakat. SBY mengajak AHY dan anggota keluarga lainnya lawatan ke Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (2/4/2018).
Selain melakukan pertemuan dengan warga, SBY yang didampingi dengan Any Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga melakukan ziarah ke makam-makam Raja Majapahit. Memulai lawatannya, SBY dan rombongan mendatangi Museum Majapahit dan Pendopo Agung di Trowulan.
Setelah itu, SBY berziarah ke petilasan Kencono Wungu di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Tak hanya itu, safari ziarah yang secara tertutup dan khusus diikuti anggota keluarganya itu juga dilakukan di Petilasan Tribuana Tungga Dewi dan Hayam Wuruk di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko.
Mengakhiri lawatannya berziarah di petilasan tokoh-tokoh Kerajaan Majapahit ini, SBY dan rombongan mendatangi Situs Siti Inggil yang merupakan petilasan Raja Majapahit Raden Wijaya. Tak hanya melakukan ziarah dan mengunjungo situs-situs peninggalan Kerajaan Majapahit saja, rombongan juga sempat bertatap muka dengan warga di Situs Siti Inggil, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.
Bahkan, SBY dan keluarganya berkesempatan makan nasi bungkus dengan sekitar 250 warga. SBY mengatakan, kedatangannya bersama keluarga ke Trowulan untuk melakukan napak tilas sekaligus berziarah ke tokoh-tokoh pemimpin Kerajaan Majapahit. Karena menurutnya, tak semua anggota keluarganya pernah bertandang ke situs-situs penting tersebut.
”Kita mengenalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarah, leluhur beserta pemimpin-pemimpinnya. Majapahit merupakan cikal bakal berdirinya Indonesia,” kata SBY.
Presiden RI ke-6 ini juga mengingatkan seluruh pemimpin di semua level untuk berpolitik yang baik dengan menjaga kerukunan dan persatuan. Dengan begitu, kata dia, jika mereka berkuasa, maka akan ada pertolongan dalam setiap tugasnya. ”Pemimpin yang baik, dipilih yang baik. Dan cara berpolitik seperti itulah yang selama ini kami lakukan,” ujarnya.
Sementara AHY menegaskan, Partai Demokrat telah melakukan berbagai langkah untuk menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2019. Salah satunya untuk melangkah membangun koalisi. Karena menurutnya, syarat presidential threshold (PT) sebanyak 30% memaksa Partai Demokrat untuk membangun koalisi. ”Partai Demokrat hanya punya 10% koma. Membangun koalisi adalah keniscyaan,” terangnya.
Selain melakukan pertemuan dengan warga, SBY yang didampingi dengan Any Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas) juga melakukan ziarah ke makam-makam Raja Majapahit. Memulai lawatannya, SBY dan rombongan mendatangi Museum Majapahit dan Pendopo Agung di Trowulan.
Setelah itu, SBY berziarah ke petilasan Kencono Wungu di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Tak hanya itu, safari ziarah yang secara tertutup dan khusus diikuti anggota keluarganya itu juga dilakukan di Petilasan Tribuana Tungga Dewi dan Hayam Wuruk di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko.
Mengakhiri lawatannya berziarah di petilasan tokoh-tokoh Kerajaan Majapahit ini, SBY dan rombongan mendatangi Situs Siti Inggil yang merupakan petilasan Raja Majapahit Raden Wijaya. Tak hanya melakukan ziarah dan mengunjungo situs-situs peninggalan Kerajaan Majapahit saja, rombongan juga sempat bertatap muka dengan warga di Situs Siti Inggil, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan.
Bahkan, SBY dan keluarganya berkesempatan makan nasi bungkus dengan sekitar 250 warga. SBY mengatakan, kedatangannya bersama keluarga ke Trowulan untuk melakukan napak tilas sekaligus berziarah ke tokoh-tokoh pemimpin Kerajaan Majapahit. Karena menurutnya, tak semua anggota keluarganya pernah bertandang ke situs-situs penting tersebut.
”Kita mengenalkan. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati sejarah, leluhur beserta pemimpin-pemimpinnya. Majapahit merupakan cikal bakal berdirinya Indonesia,” kata SBY.
Presiden RI ke-6 ini juga mengingatkan seluruh pemimpin di semua level untuk berpolitik yang baik dengan menjaga kerukunan dan persatuan. Dengan begitu, kata dia, jika mereka berkuasa, maka akan ada pertolongan dalam setiap tugasnya. ”Pemimpin yang baik, dipilih yang baik. Dan cara berpolitik seperti itulah yang selama ini kami lakukan,” ujarnya.
Sementara AHY menegaskan, Partai Demokrat telah melakukan berbagai langkah untuk menghadapi pemilihan presiden (pilpres) 2019. Salah satunya untuk melangkah membangun koalisi. Karena menurutnya, syarat presidential threshold (PT) sebanyak 30% memaksa Partai Demokrat untuk membangun koalisi. ”Partai Demokrat hanya punya 10% koma. Membangun koalisi adalah keniscyaan,” terangnya.
(wib)