Tol Air Tak Efektif, Bandung Perlu Danau Buatan
A
A
A
BANDUNG - Tol air dinilai kurang efektif menangani banjir di Kota Bandung. Pasangan Calon Wali Kota-Calon Wakil Wali Kota Bandung Nurul Arifin-Chairul Y Hidayat (Nuruli) menganggap, solusi menangani banjir Bandung lebih tepat menggunakan danau buatan.
Proyek tol air dengan dana miliaran rupiah belum mampu mengatasi banjir yang kerap menggenang di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung. Calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin mengingatkan akan filisofi air. Cara bijak menghadapi air itu hanya dua, yaitu memaksimalkan resapan ke tanah dan jika tidak memadai maka ditampung untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
"Untuk memaksimalkan resapan air, bisa dilakukan dengan membuat sumur resapan atau biopori. Jika tidak memadai maka bisa ditampung atau disimpan di dalam situ atau danau buatan," kata Nurul, Minggu (1/4/2018).
Dengan membuat situ atau danau buatan untuk menampung air, dinilai bisa mengurangi dampak banjir kiriman dari Kota Bandung ke daerah selatan dan sekitarnya. Danau buatan juga bisa dimanfaatankan sebagai cadangan sumber air saat musim kemarau, pengembangan usaha budidaya ikan, bahkan bisa dijadikan sebagai wisata air bagi masyarakat.
Menurut Nurul, Kota Bandung memiliki 12 anak sungai yang semuanya bermuara ke Sungai Citarum. Tol air yang dibangun di sejumlah ruas jalan Kota Bandung hanya akan memperbesar dan mempercepat aliran air ke arah Bandung selatan.
"Saya mau Kota Bandung bebas banjir, tapi tidak harus mengorbankan saudara-saudara kita yang ada di wilayah selatan dan sekitarnya akibat kiriman air dari kita," tegasnya.
Solusi terbaik untuk mengatasi banjir di Kota bandung, tegas Nurul, yaitu dengan memperbaiki sistem drainase, penguatan tanggul, dan pembangunan danau untuk dijadikan penampungan air.
"Dengan membangun situ atau danau buatan, memperbaiki drainase, serta memaksimalkan penyerapan air diharapkan akan memberikan dampak positif, tidak hanya bagi Kota Bandung tapi juga wilayah di sekitarnya. Misalnya, di daerah penampungan air itu bisa dikembangkan wisata air," pungkas Nurul.
Proyek tol air dengan dana miliaran rupiah belum mampu mengatasi banjir yang kerap menggenang di sejumlah ruas jalan di Kota Bandung. Calon Wali Kota Bandung Nurul Arifin mengingatkan akan filisofi air. Cara bijak menghadapi air itu hanya dua, yaitu memaksimalkan resapan ke tanah dan jika tidak memadai maka ditampung untuk dimanfaatkan di kemudian hari.
"Untuk memaksimalkan resapan air, bisa dilakukan dengan membuat sumur resapan atau biopori. Jika tidak memadai maka bisa ditampung atau disimpan di dalam situ atau danau buatan," kata Nurul, Minggu (1/4/2018).
Dengan membuat situ atau danau buatan untuk menampung air, dinilai bisa mengurangi dampak banjir kiriman dari Kota Bandung ke daerah selatan dan sekitarnya. Danau buatan juga bisa dimanfaatankan sebagai cadangan sumber air saat musim kemarau, pengembangan usaha budidaya ikan, bahkan bisa dijadikan sebagai wisata air bagi masyarakat.
Menurut Nurul, Kota Bandung memiliki 12 anak sungai yang semuanya bermuara ke Sungai Citarum. Tol air yang dibangun di sejumlah ruas jalan Kota Bandung hanya akan memperbesar dan mempercepat aliran air ke arah Bandung selatan.
"Saya mau Kota Bandung bebas banjir, tapi tidak harus mengorbankan saudara-saudara kita yang ada di wilayah selatan dan sekitarnya akibat kiriman air dari kita," tegasnya.
Solusi terbaik untuk mengatasi banjir di Kota bandung, tegas Nurul, yaitu dengan memperbaiki sistem drainase, penguatan tanggul, dan pembangunan danau untuk dijadikan penampungan air.
"Dengan membangun situ atau danau buatan, memperbaiki drainase, serta memaksimalkan penyerapan air diharapkan akan memberikan dampak positif, tidak hanya bagi Kota Bandung tapi juga wilayah di sekitarnya. Misalnya, di daerah penampungan air itu bisa dikembangkan wisata air," pungkas Nurul.
(zik)