Pj Wali Kota Bandung Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana
A
A
A
BANDUNG - Pj Wali Kota Bandung M Solihin mengeluarkan status tanggap darurat bencana di Kota Bandung setelah banjir bandang menerjang kawasan Cicaheum, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati. Solihin mengatakan, status tanggap bencana darurat akan diberlakukan hingga kondisi yang dirasakan masyarakat aman dan nyaman.
"Kami menetapkan status tanggap darurat bencana. Waktunya tidak ditentukan, hingga masyarakat aman dan nyaman saja," kata Solihin seusai meninjau warga yang terdampak bencana banjir bandang di kawasan Cicaheum, Rabu (21/3/2018).
Dia menyebutkan, bencana banjir bandang yang terjadi ini merupakan yang terbesar. Sedikitnya 500 kepala keluarga menjadi korban dan mengalami kerugian. "Banyak warga yang terdampak. Banjirnya cukup besar. Air dan lumpur datang dari hulu," ujarnya.
Menurut Solihin, Pemerintah Kota Bandung akan tetap siaga untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan. Sebab, wilayah Kota Bandung diprediksi masih akan terjadi hujan.
"Kita sebelumnya tidak memperkirakan bakal terjadi banjir besar seperti ini. Tapi, ini menjadi peringatan sehingga kami akan siaga," katanya.
Dia menilai, bencana banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Jatihandap merupakan dampak dari kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah Bandung utara. Diperlukan upaya penanganan bersama agar bencana besar tidak terjadi kembali.
"Kawasan Bandung utara ini terdiri dari empat pemerintahan otonom yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan provinsi. Penanganannya tidak bisa parsial, harus bersama-sama. Ini kesempatan untuk membahas secara bersama. Kepentingannya bukan hanya Kota Bandung, tapi masyarakat secara luas," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispangtan) Kota Bandung Elly Sudiawati mengatakan, telah mendistribusikan bantuan beras premium sebanyak 2,3 ton. Bantuan akan kembali diberikan kepada posko bencana di Kelurahan Jatihandap sebanyak 6 ton beras. "Bantuan beras sudah didistribusikan hari ini sebnyak 2,3 ton. Besok akan ditambah lagi 6 ton," katanya.
Dia menyebutkan, bantuan beras untuk korban banjir ini untuk kebutuhan selama 10 hari ke depan. Bantuan akan terus ditambah jika kebutuhan di lapangan masih dinilai kurang. "Bantuan total sekitar 8 ton itu untuk kebutuhan 10 hari. Tapi, kami akan tambah lagi jika memang diperlukan," ungkapnya.
"Kami menetapkan status tanggap darurat bencana. Waktunya tidak ditentukan, hingga masyarakat aman dan nyaman saja," kata Solihin seusai meninjau warga yang terdampak bencana banjir bandang di kawasan Cicaheum, Rabu (21/3/2018).
Dia menyebutkan, bencana banjir bandang yang terjadi ini merupakan yang terbesar. Sedikitnya 500 kepala keluarga menjadi korban dan mengalami kerugian. "Banyak warga yang terdampak. Banjirnya cukup besar. Air dan lumpur datang dari hulu," ujarnya.
Menurut Solihin, Pemerintah Kota Bandung akan tetap siaga untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan. Sebab, wilayah Kota Bandung diprediksi masih akan terjadi hujan.
"Kita sebelumnya tidak memperkirakan bakal terjadi banjir besar seperti ini. Tapi, ini menjadi peringatan sehingga kami akan siaga," katanya.
Dia menilai, bencana banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Jatihandap merupakan dampak dari kerusakan lingkungan yang terjadi di wilayah Bandung utara. Diperlukan upaya penanganan bersama agar bencana besar tidak terjadi kembali.
"Kawasan Bandung utara ini terdiri dari empat pemerintahan otonom yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Bandung Barat, dan provinsi. Penanganannya tidak bisa parsial, harus bersama-sama. Ini kesempatan untuk membahas secara bersama. Kepentingannya bukan hanya Kota Bandung, tapi masyarakat secara luas," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispangtan) Kota Bandung Elly Sudiawati mengatakan, telah mendistribusikan bantuan beras premium sebanyak 2,3 ton. Bantuan akan kembali diberikan kepada posko bencana di Kelurahan Jatihandap sebanyak 6 ton beras. "Bantuan beras sudah didistribusikan hari ini sebnyak 2,3 ton. Besok akan ditambah lagi 6 ton," katanya.
Dia menyebutkan, bantuan beras untuk korban banjir ini untuk kebutuhan selama 10 hari ke depan. Bantuan akan terus ditambah jika kebutuhan di lapangan masih dinilai kurang. "Bantuan total sekitar 8 ton itu untuk kebutuhan 10 hari. Tapi, kami akan tambah lagi jika memang diperlukan," ungkapnya.
(wib)