Distribusi 4.600 Komputer untuk UNBK Diawasi Kejaksaan
A
A
A
SURABAYA - Sebanyak 4.600 unit komputer yang dipakai untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah tiba di Surabaya. Hingga saat ini, pendistribusian komputer itu terus dilakukan dengan pengawasan langsung dari kejaksaan.
Kepala Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset (LP2A) Pemkot Surabaya Noer Oemarijati menuturkan, semua komputer itu sudah tiba di Surabaya dan ditampung di gudang Bagian LP2A di Tambaksari. Komputer yang ada di gudang itu sudah mulai didistribusikan sejak 2 Maret 2018.
"Sampai pagi ini, dari total 4.600 komputer, sudah didistribusikan sebanyak 3.874 komputer di 282 sekolah. Rinciannya, ke SD Negeri sebanyak 1.557 komputer di 229 sekolah, dan ke SMP Negeri sebanyak 2.317 komputer di 53 sekolah. Sisanya, kami targetkan minggu depan beres semuanya," kata Noer ketika ditemui di Gudang LP2A Tambaksari, Jumat (9/3/2018).
Ia melanjutkan, pihaknya masih menunggu 655 komputer yang sudah dalam perjalanan menuju Surabaya. Komputer yang masih dalam perjalanan itu melengkapi pengadaan 5.255 unit komputer yang akan disebar ke sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Pahlawan.
Setelah tiba di Surabaya, katanya, pihaknya langsung melakukan didistribusi ke sekolah-sekolah seperti sebelumnya. "655 komputer ini kami targetkan minggu ketiga Maret, sudah bisa terdistribusi semuanya. Jadi, di minggu ketiga itu sebanyak 5.255 komputer sudah beres semuanya."
Noer juga membeberkan, kedatangan hingga pendistribusian itu terus diawasi oleh pihak kepolisian dan kejaksaan. Adapun mekanisme pendistribusiannya yaitu dengan melakukan pendistribusian ke sekolah, lalu dirakit oleh penyedia hingga komputer itu bisa nyala dan digunakan.
"Nah, setelah dirakit itu ada tim pemeriksa dari tim ITS sebanyak tujuh orang dan dari tim LP2A sebanyak 10 orang," katanya.
Selama pendistribusian ke sekolah itu, tim dari ITS menemukan satu unit keyboard mati, satu monitor mati, dan satu mouse mati. Ketiga unit itu langsung dilakukan penggantian oleh pihak penyedia, sehingga saat ini sudah beres semuanya. "Kalau masalah lainnya kami belum menemukan kendala apa pun," tegasnya.
Noer menambahkan, pengadaan komputer ini bergaransi 3.3.3. Artinya, tiga tahun servis, tiga tahun garansi sparepart, dan tiga tahun on side. "Tiga tahun on side ini maksudnya apabila ada komputer di salah satu sekolah yang perlu diperbaiki, maka penanganannya bisa di tempat atau sekolah," ucapnya.
Salah satu Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Didik Yudha mengatakan, timnya mengawal terus pengadaan komputer itu, mulai dari perencanaan hingga pendistribusian, dan pengecekan di lapangan. Ia pun bersama timnya selalu standby di gudang itu dan juga mengikuti langsung pendistribusian dan pengecekan di sekolah.
"Jadi, tugas kami mendampingi dari awal hingga akhir, tujuannya supaya APBD yang telah dikeluarkan untuk pengadaan ini bisa tepat sasaran atau tidak ada indikasi korupsi," kata dia.
Ia menjelaskan, apabila ada indikasi korupsi, pihaknya akan langsung melaporkan dan melimpahkan kasus itu. Namun, hingga saat ini pengadaan komputer itu tidak ditemukan indikasi korupsi. "Sampai sekarang belum ada indikasi korupsi, semuanya bersih. Meskipun ada beberapa bagian dari komputer itu yang mati beberapa waktu lalu, kami minta untuk langsung diganti," tegasnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Surabaya Budi Hartono sangat mengapresiasi pengadaan komputer ini. Menurutnya, ini program yang sangat bagus dan sangat ditunggu-tunggu oleh pihak sekolah untuk kemajuan anak didiknya ke depannya. "Kebetulan sekolah kami mendapatkan 85 komputer yang kami bagi menjadi dua ruangan. Komputer ini sudah cukup untuk sekitar 300 siswa yang akan mengikuti UNBK."
Kepala Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset (LP2A) Pemkot Surabaya Noer Oemarijati menuturkan, semua komputer itu sudah tiba di Surabaya dan ditampung di gudang Bagian LP2A di Tambaksari. Komputer yang ada di gudang itu sudah mulai didistribusikan sejak 2 Maret 2018.
"Sampai pagi ini, dari total 4.600 komputer, sudah didistribusikan sebanyak 3.874 komputer di 282 sekolah. Rinciannya, ke SD Negeri sebanyak 1.557 komputer di 229 sekolah, dan ke SMP Negeri sebanyak 2.317 komputer di 53 sekolah. Sisanya, kami targetkan minggu depan beres semuanya," kata Noer ketika ditemui di Gudang LP2A Tambaksari, Jumat (9/3/2018).
Ia melanjutkan, pihaknya masih menunggu 655 komputer yang sudah dalam perjalanan menuju Surabaya. Komputer yang masih dalam perjalanan itu melengkapi pengadaan 5.255 unit komputer yang akan disebar ke sekolah-sekolah tingkat SD dan SMP di Kota Pahlawan.
Setelah tiba di Surabaya, katanya, pihaknya langsung melakukan didistribusi ke sekolah-sekolah seperti sebelumnya. "655 komputer ini kami targetkan minggu ketiga Maret, sudah bisa terdistribusi semuanya. Jadi, di minggu ketiga itu sebanyak 5.255 komputer sudah beres semuanya."
Noer juga membeberkan, kedatangan hingga pendistribusian itu terus diawasi oleh pihak kepolisian dan kejaksaan. Adapun mekanisme pendistribusiannya yaitu dengan melakukan pendistribusian ke sekolah, lalu dirakit oleh penyedia hingga komputer itu bisa nyala dan digunakan.
"Nah, setelah dirakit itu ada tim pemeriksa dari tim ITS sebanyak tujuh orang dan dari tim LP2A sebanyak 10 orang," katanya.
Selama pendistribusian ke sekolah itu, tim dari ITS menemukan satu unit keyboard mati, satu monitor mati, dan satu mouse mati. Ketiga unit itu langsung dilakukan penggantian oleh pihak penyedia, sehingga saat ini sudah beres semuanya. "Kalau masalah lainnya kami belum menemukan kendala apa pun," tegasnya.
Noer menambahkan, pengadaan komputer ini bergaransi 3.3.3. Artinya, tiga tahun servis, tiga tahun garansi sparepart, dan tiga tahun on side. "Tiga tahun on side ini maksudnya apabila ada komputer di salah satu sekolah yang perlu diperbaiki, maka penanganannya bisa di tempat atau sekolah," ucapnya.
Salah satu Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) dari Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Didik Yudha mengatakan, timnya mengawal terus pengadaan komputer itu, mulai dari perencanaan hingga pendistribusian, dan pengecekan di lapangan. Ia pun bersama timnya selalu standby di gudang itu dan juga mengikuti langsung pendistribusian dan pengecekan di sekolah.
"Jadi, tugas kami mendampingi dari awal hingga akhir, tujuannya supaya APBD yang telah dikeluarkan untuk pengadaan ini bisa tepat sasaran atau tidak ada indikasi korupsi," kata dia.
Ia menjelaskan, apabila ada indikasi korupsi, pihaknya akan langsung melaporkan dan melimpahkan kasus itu. Namun, hingga saat ini pengadaan komputer itu tidak ditemukan indikasi korupsi. "Sampai sekarang belum ada indikasi korupsi, semuanya bersih. Meskipun ada beberapa bagian dari komputer itu yang mati beberapa waktu lalu, kami minta untuk langsung diganti," tegasnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Surabaya Budi Hartono sangat mengapresiasi pengadaan komputer ini. Menurutnya, ini program yang sangat bagus dan sangat ditunggu-tunggu oleh pihak sekolah untuk kemajuan anak didiknya ke depannya. "Kebetulan sekolah kami mendapatkan 85 komputer yang kami bagi menjadi dua ruangan. Komputer ini sudah cukup untuk sekitar 300 siswa yang akan mengikuti UNBK."
(zik)