Karhutla Berkurang, Status Darurat Siaga Diturunkan Jadi Siaga
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng, dalam tiga hari terakhir terus diguyur hujan ringan hingga lebat. Kondisi ini berdampak mulai hilangnya titik api (hotspot).
Kepala BPBP Kobar Hermon F Lion mengatakan, terjadinya hujan dalam tiga hari terakhir berdampak baik hilangnya hotspot di Kobar. kebakaran lahan juga sudah mulai padam, dan stutus Karlahut di Kobar yang sebelumnya berstatatus Siaga Darurat, dimungkinkan untuk turun status menjadi Siaga.
"Hotspot nihil, meski demikian tim akan terus siaga, mungkin statusnya saja yang akan berubah dari siaga darurat menjadi siaga," ujar Hermon saat dikonfirmasi awak media di kawasan lahan rawan terbakar, arah Jalan Kota Pangakalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama, tepatnya di Km 12 Pangkalan Bun, Sabtu (24/2/2018).
Hermon menambahkan, Tim Pemadam Api masih siaga 24 jam jika dibutuhkan. Mengingat tekstur tanah yang terbakar adalah kawasan gambut dan bahaya kebakaran masih terus mengancam. "Untuk yang di lapangam kami siagakan di posko masing-masing, tapi ketika situasi nanti dibutuhkan, maka kita ke terjun kelapangan dengan kondisi siap,” katanya.
Kepala Manggala Agni Daos III Pangkalan Bun, Binsar Oktavinaus Togatorop mengatakan, untuk daerah rawan karlahut khususnya di Kobar, ada dua wilayah yang sudah dipetakan. Pertama adalah Jalan arah Kota Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam, karena kiri dan kanan jalanya merupakan areal gambut dan wilayah areal pesisir pantai.
"Karena kebakaran di wilayah pesisir juga berdampak cukup berat, lantaran asap yang ditimbulkan cenderung mengarah ke dalam kota akibat tiupan angin dari laut.”
Binsar mengatakan, pihaknya memang menjaga betul wilayah Jalan Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam dan pesisir pantai dari bencana Karlahut. "Daerah pantai yang menjadi perhatian kami adalah wilayah pantai Kubu, Sungai Bakau, Keraya, dan Sebuai, sedangkan di dalam Kota kami fokus di jalan Kolam," jelasnya.
Binsar menjelaskan, pada dasarnya kebakaran terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kebakaran atas, kebakaran permukaan tanah, dan kebakaran di bawah (gambut). "Jadi pada lokasi kebakaran lahan di Km 10 sampai Km 14 dan Km 32 di jalan Kolam, yang sudah kita padamkan bersama tim kemarin, tipenya adalah kebakaran di bawah (gambut),” sebutnya.
Dia menambahkan, kebakaran gambut memang tidak terpantau langsung oleh hotspot, untuk itu diperlukan pengengecekan rutin ke lapangan pascalahan terbakar. Selain itu, dilakukan patroli bersama tim gabungan mengecek titik api baru yang disebabkan oleh kebakaran gambut yang merembet dari bawah ke lahan lainya.
"Hari ini kegitan difokuskan untuk moving up, karena kemarin pemadamaan dibantu oleh turunnya hujan. Kami lakukan pemeriksaan kembali di areal yang terbakar apakah masih ada bara api atau kemungkin lain yang bisa meyebabkan api kembali membesar,” pungkasnya.
Kepala BPBP Kobar Hermon F Lion mengatakan, terjadinya hujan dalam tiga hari terakhir berdampak baik hilangnya hotspot di Kobar. kebakaran lahan juga sudah mulai padam, dan stutus Karlahut di Kobar yang sebelumnya berstatatus Siaga Darurat, dimungkinkan untuk turun status menjadi Siaga.
"Hotspot nihil, meski demikian tim akan terus siaga, mungkin statusnya saja yang akan berubah dari siaga darurat menjadi siaga," ujar Hermon saat dikonfirmasi awak media di kawasan lahan rawan terbakar, arah Jalan Kota Pangakalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama, tepatnya di Km 12 Pangkalan Bun, Sabtu (24/2/2018).
Hermon menambahkan, Tim Pemadam Api masih siaga 24 jam jika dibutuhkan. Mengingat tekstur tanah yang terbakar adalah kawasan gambut dan bahaya kebakaran masih terus mengancam. "Untuk yang di lapangam kami siagakan di posko masing-masing, tapi ketika situasi nanti dibutuhkan, maka kita ke terjun kelapangan dengan kondisi siap,” katanya.
Kepala Manggala Agni Daos III Pangkalan Bun, Binsar Oktavinaus Togatorop mengatakan, untuk daerah rawan karlahut khususnya di Kobar, ada dua wilayah yang sudah dipetakan. Pertama adalah Jalan arah Kota Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam, karena kiri dan kanan jalanya merupakan areal gambut dan wilayah areal pesisir pantai.
"Karena kebakaran di wilayah pesisir juga berdampak cukup berat, lantaran asap yang ditimbulkan cenderung mengarah ke dalam kota akibat tiupan angin dari laut.”
Binsar mengatakan, pihaknya memang menjaga betul wilayah Jalan Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kolam dan pesisir pantai dari bencana Karlahut. "Daerah pantai yang menjadi perhatian kami adalah wilayah pantai Kubu, Sungai Bakau, Keraya, dan Sebuai, sedangkan di dalam Kota kami fokus di jalan Kolam," jelasnya.
Binsar menjelaskan, pada dasarnya kebakaran terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kebakaran atas, kebakaran permukaan tanah, dan kebakaran di bawah (gambut). "Jadi pada lokasi kebakaran lahan di Km 10 sampai Km 14 dan Km 32 di jalan Kolam, yang sudah kita padamkan bersama tim kemarin, tipenya adalah kebakaran di bawah (gambut),” sebutnya.
Dia menambahkan, kebakaran gambut memang tidak terpantau langsung oleh hotspot, untuk itu diperlukan pengengecekan rutin ke lapangan pascalahan terbakar. Selain itu, dilakukan patroli bersama tim gabungan mengecek titik api baru yang disebabkan oleh kebakaran gambut yang merembet dari bawah ke lahan lainya.
"Hari ini kegitan difokuskan untuk moving up, karena kemarin pemadamaan dibantu oleh turunnya hujan. Kami lakukan pemeriksaan kembali di areal yang terbakar apakah masih ada bara api atau kemungkin lain yang bisa meyebabkan api kembali membesar,” pungkasnya.
(wib)