Deklarasi Kampanye Damai di Empatlawang Ricuh, Polisi Tangkap Provokator
A
A
A
EMPATLAWANG - Deklarasi kampanye damai yang digelar di Kabupaten Empatlawang, Sumatera Selatan berakhir ricuh. Dua kelompok pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati terlibat saling lempar kursi. Hal itu ditenggarai oleh ketersinggungan dengan pernyataan pasangan calon (Paslon) saat memberikan kata sambutan dalam kampanye damai tersebut.
Informasi yang dihimpun, kejadian ini berawal saat paslon nomor urut 1, David Hadrianto Aljufri-H Eduar Kohar (HDA-HEK) mengeluarkan statement berbau propaganda yang menyinggung pendukung paslon nomor urut 2, Joncik Muhammad-Yulius Maulana (JM-YUS), ketika memberikan sambutan.
Hanya saja, kondisi ini masih dapat diatasi. Namun, ketika paslon nomor urut 2, JM-YUS memberikan sambutan, pendukung paslon nomor urut 1 memberikan sorakan.
Sorakan itu pun dibalas oleh pendukung nomor urut 2. Bahkan mereka juga meminta paslon nomor 1 turun panggung.
Hal itulah yang memicu memanasnya kedua kelompok pendukung. Akibatnya kericuhan tak dapat dihindari lagi. Bahkan terjadi aksi saling lempar kursi dalam kampanye damai tersebut.
Tak sampai di situ saja, mobil rombongan paslon nomor urut 2 diserang massa saat akan meninggalkan TKP. Kaca mobil bagian belakang pecah.
Polisi yang berjaga akhirnya mengevakuasi paslon nomor urut 2 untuk menghindari bentrokan lanjutan.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Agus Setyawan membenarkan kejadian tersebut. Saat ini masalah kericuhan yang terjadi saat kampanye damai sudah diselesaikan.
Dia mengaku kejadian ini dikarenakan pendukung paslon nomor urut 2, tersinggung sehingga kericuhan tidak terelakan lagi. Meskipun begitu, kericuhan tidak berlangsung lama dan dapar diantisipasi oleh pihak kepolisian Empat Lawang.
"Tidak ada korban jiwa hanya saja calon bupati nomor urut dua terkena lemparan kursi pada saat kericuhan," katanya saat dikonfirmasi, Senin (19/2/2018).
Dia mengaku, saat ini satu provokator dalam kericuhan ini telah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Dirinya berharap kedepan kejadian ini tidak terjadi kembali. "Kami akan selalu berupaya menjaga kondisi. Namun, kami juga minta agar kejadian ini tidak diperbesar kembali sehingga tidak terulang lagi," timpalnya.
Sementara itu, Ketua KPU Sumsel Aspahani menambahkan, pihaknya akan terus berupaya agar kejadian ini tidak terulang kembali. Bahkan, pihaknya akan meminta bantuan aparat keamanan untuk menurunkan lebih banyak personil.
"Kami juga minta para pendukung agar dapat menjaga emosi dan tidak terpengaruh terhadap hoax dan lain sebagainya," tandasnya.
Informasi yang dihimpun, kejadian ini berawal saat paslon nomor urut 1, David Hadrianto Aljufri-H Eduar Kohar (HDA-HEK) mengeluarkan statement berbau propaganda yang menyinggung pendukung paslon nomor urut 2, Joncik Muhammad-Yulius Maulana (JM-YUS), ketika memberikan sambutan.
Hanya saja, kondisi ini masih dapat diatasi. Namun, ketika paslon nomor urut 2, JM-YUS memberikan sambutan, pendukung paslon nomor urut 1 memberikan sorakan.
Sorakan itu pun dibalas oleh pendukung nomor urut 2. Bahkan mereka juga meminta paslon nomor 1 turun panggung.
Hal itulah yang memicu memanasnya kedua kelompok pendukung. Akibatnya kericuhan tak dapat dihindari lagi. Bahkan terjadi aksi saling lempar kursi dalam kampanye damai tersebut.
Tak sampai di situ saja, mobil rombongan paslon nomor urut 2 diserang massa saat akan meninggalkan TKP. Kaca mobil bagian belakang pecah.
Polisi yang berjaga akhirnya mengevakuasi paslon nomor urut 2 untuk menghindari bentrokan lanjutan.
Kapolres Empat Lawang, AKBP Agus Setyawan membenarkan kejadian tersebut. Saat ini masalah kericuhan yang terjadi saat kampanye damai sudah diselesaikan.
Dia mengaku kejadian ini dikarenakan pendukung paslon nomor urut 2, tersinggung sehingga kericuhan tidak terelakan lagi. Meskipun begitu, kericuhan tidak berlangsung lama dan dapar diantisipasi oleh pihak kepolisian Empat Lawang.
"Tidak ada korban jiwa hanya saja calon bupati nomor urut dua terkena lemparan kursi pada saat kericuhan," katanya saat dikonfirmasi, Senin (19/2/2018).
Dia mengaku, saat ini satu provokator dalam kericuhan ini telah diserahkan ke pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Dirinya berharap kedepan kejadian ini tidak terjadi kembali. "Kami akan selalu berupaya menjaga kondisi. Namun, kami juga minta agar kejadian ini tidak diperbesar kembali sehingga tidak terulang lagi," timpalnya.
Sementara itu, Ketua KPU Sumsel Aspahani menambahkan, pihaknya akan terus berupaya agar kejadian ini tidak terulang kembali. Bahkan, pihaknya akan meminta bantuan aparat keamanan untuk menurunkan lebih banyak personil.
"Kami juga minta para pendukung agar dapat menjaga emosi dan tidak terpengaruh terhadap hoax dan lain sebagainya," tandasnya.
(sms)