Siswi SMP Dirampok, Korban Neneng Bertemu dengan Pelaku
A
A
A
BANDUNG - Sebelum ditemukan terkapar di sebuah lahan kosong di dekat SDN Inpres Ciumbuleuit pada Minggu (18/2/2018) sekitar pukul 17.30 WIB, korban Neneng Fatimah (15) janji bertemu dengan seorang pria. Orang yang ditemui korban marah lalu mencekik leher dan menyayat nadi di pergelangan tangan kanan dan kiri.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, saat ini korban Neneng mulai pulih. Meski mengalami luka cekik di leher dan sayatan di kedua pergelangan tangannya, korban masih selamat.
"Berdasarkan penuturan korban, dia janji bertemu dengan pelaku (diduga pacar korban) di area tanah kosong Ciumbuleuit, Saat korban bertemu dan mengobrol, tiba tiba pelaku marah lalu mencekik leher korban. Pelaku menodongkan senjata tajam, lalu pergelangan tangannya disayat," kata Hendro.
Setelah itu, pelaku melarikan diri. Sedangkan korban yang tergeletak di lahan kosong diketemukan oleh warga yang melintas lalu dibawa ke RS Salamun Ciumbuleuit. "Pelaku masih diselidiki oleh Satreskrim Polrestabes Bandung," ujar Kapolrestabes.
Diketahui, Neneng Fatimah (15), warga Ranca Bentang RT2/6 Ciumbuleuit, ditemukan warga terkapar bersimbah darah dengan luka sayat di leher tersayat di sebuah lahan kosong dekat SD Inpres Ciumbuleuit, Kota Bandung, Minggu (18/2/2018) sekitar pukul 17.30 WIB. Siswi kelas 8 SMP 52 Kota Bandung itu diduga menjadi korban pelaku perampokan.
Santi (20), kakak ipar korban, mengatakan, adiknya Neneng Fatimah pamit sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu korban mau ke atas sebentar. Karena Santi tahu bahwa di tempat yang dituju itu ada teman adiknya, Santi tak khawatir. Namun sampai menjelang magrib, adiknya belum juga pulang, Santi mulai resah.
"Dia pamit, teh aku ke atas sebentar ya. Oke kata aku teh. Kirain ke atas teh ke temennya karena memang ada temennya di sana. Deket cuman beda RT. Cuman kan dari jam setengah dua sampe mau magrib teh, (korban) ditelepon susah banget. Handphone nya teh kayak gak aktif gitu. Sekitar pukul 17.30, ada orang ke rumah, ngabarin (korban) di rumah sakit luka-luka," kata Santi melalui telepon.
Mendapat kabar mengejutkan itu, Santi langsung berangkat ke RS Salamun. Saat bertemu korban di RS, Santi mendapati adiknya terbaring namun telah sadar." Saya tanya, handphonenya ke mana. Adik saya bilang gak tau neneng juga. Setelah dibekap orang, adik saya gak sadarkan diri, pingsan," ujar Santi.
Saat ditanya apakah korban janji bertemu dengan seseorang, Santi mengaku tidak tahu pasti. Sebab korban Neneng, anak ketiga dari tiga bersaudara itu, belum mau berterus terang. Setiap ditanya terkait peristiwa yang menimpanya, korban Neneng selalu menangis. "Dia (korban Neneng) nangis kalau diajak ngobrol. Mungkin masih syok," tuturnya.
Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo mengatakan, saat ini korban Neneng mulai pulih. Meski mengalami luka cekik di leher dan sayatan di kedua pergelangan tangannya, korban masih selamat.
"Berdasarkan penuturan korban, dia janji bertemu dengan pelaku (diduga pacar korban) di area tanah kosong Ciumbuleuit, Saat korban bertemu dan mengobrol, tiba tiba pelaku marah lalu mencekik leher korban. Pelaku menodongkan senjata tajam, lalu pergelangan tangannya disayat," kata Hendro.
Setelah itu, pelaku melarikan diri. Sedangkan korban yang tergeletak di lahan kosong diketemukan oleh warga yang melintas lalu dibawa ke RS Salamun Ciumbuleuit. "Pelaku masih diselidiki oleh Satreskrim Polrestabes Bandung," ujar Kapolrestabes.
Diketahui, Neneng Fatimah (15), warga Ranca Bentang RT2/6 Ciumbuleuit, ditemukan warga terkapar bersimbah darah dengan luka sayat di leher tersayat di sebuah lahan kosong dekat SD Inpres Ciumbuleuit, Kota Bandung, Minggu (18/2/2018) sekitar pukul 17.30 WIB. Siswi kelas 8 SMP 52 Kota Bandung itu diduga menjadi korban pelaku perampokan.
Santi (20), kakak ipar korban, mengatakan, adiknya Neneng Fatimah pamit sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu korban mau ke atas sebentar. Karena Santi tahu bahwa di tempat yang dituju itu ada teman adiknya, Santi tak khawatir. Namun sampai menjelang magrib, adiknya belum juga pulang, Santi mulai resah.
"Dia pamit, teh aku ke atas sebentar ya. Oke kata aku teh. Kirain ke atas teh ke temennya karena memang ada temennya di sana. Deket cuman beda RT. Cuman kan dari jam setengah dua sampe mau magrib teh, (korban) ditelepon susah banget. Handphone nya teh kayak gak aktif gitu. Sekitar pukul 17.30, ada orang ke rumah, ngabarin (korban) di rumah sakit luka-luka," kata Santi melalui telepon.
Mendapat kabar mengejutkan itu, Santi langsung berangkat ke RS Salamun. Saat bertemu korban di RS, Santi mendapati adiknya terbaring namun telah sadar." Saya tanya, handphonenya ke mana. Adik saya bilang gak tau neneng juga. Setelah dibekap orang, adik saya gak sadarkan diri, pingsan," ujar Santi.
Saat ditanya apakah korban janji bertemu dengan seseorang, Santi mengaku tidak tahu pasti. Sebab korban Neneng, anak ketiga dari tiga bersaudara itu, belum mau berterus terang. Setiap ditanya terkait peristiwa yang menimpanya, korban Neneng selalu menangis. "Dia (korban Neneng) nangis kalau diajak ngobrol. Mungkin masih syok," tuturnya.
(wib)