Panwaslih Sidimpuan Salah Putar Lagu Indonesia Raya
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Ada yang unik ketika acara deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA dalam pilkada Kota Padangsidimpuan 2018 yang diselenggarakan Panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) di Kelurahan Bincar, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kota Padangsidimpuan, Rabu (14/2/2018).
Panitia acara diduga salah memutar lagu Indonesia Raya. Akibatnya, lagu Indonesia terpaksa dinyanyikan manual. Awalnya panitia menyuruh tamu dan undangan acara deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun, selang beberapa detik lagu tersebut diputar, ternyata lirik lagu yang diputar tidak sesuai dengan lagu Indonesia Raya yang biasa dinyanyikan apabila ada acara kenegaraan resmi. Para tamu tidak menyadari bahwa ada kesalahan dalam pemutaran lagu Indonesia Raya. Panitia langsung memberhentikan lagu itu dan mengambil kebijakan lagu Indonesia Raya dinyanyikan secara manual.
Ketua Panwaslih Padangsidimpuan Syafri Muda Harahap, langsung meminta maaf dan mengklarifikasi peristiwa tersebut. Dia mengaku bahwa, kejadian itu tidak disengaja. ”Atas nama Panwaslih Padangsidimpuan, saya minta maaf, pemutaran lagu Indonesia Raya versi lain itu tanpa disengaja,” ujarnya kepada wartawan.
Pada acara tersebut, masing-masing kandidat berikrar untuk tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA dalam pilkada Kota Padangsidimpuan. Acara deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA dalam pilkada Kota Padangsidimpuan 2018 yang diselenggarakan Panwaslih dihadiri tiga pasangan calon wali kota/wakil wali kota, Ketua DPRD Padangsidimpuan, perwakilan dari pihak kepolisian Polres Kota Padangsidimpuan, perwakilan dari Kodim 0212/TS, perwakilan dari Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan.
Ketiga pasangan yang akan bertarung pada 27 Juni 2018 yakni paslon Muhammad Isnandar Nasution-Ali Pada Harahap diusung PKB, PBB, PKPI, NasDem dan PDIP. Kemudian Irsan Efendi Nasution-Arwin Siregar yang maju lewat jalur perseorangan (independent). Rusydi Nasution-Abd Rosad Lubis didukung Partai Gerindra, PAN, Hanura, PPP dan PKS.
Panitia acara diduga salah memutar lagu Indonesia Raya. Akibatnya, lagu Indonesia terpaksa dinyanyikan manual. Awalnya panitia menyuruh tamu dan undangan acara deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA untuk berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Namun, selang beberapa detik lagu tersebut diputar, ternyata lirik lagu yang diputar tidak sesuai dengan lagu Indonesia Raya yang biasa dinyanyikan apabila ada acara kenegaraan resmi. Para tamu tidak menyadari bahwa ada kesalahan dalam pemutaran lagu Indonesia Raya. Panitia langsung memberhentikan lagu itu dan mengambil kebijakan lagu Indonesia Raya dinyanyikan secara manual.
Ketua Panwaslih Padangsidimpuan Syafri Muda Harahap, langsung meminta maaf dan mengklarifikasi peristiwa tersebut. Dia mengaku bahwa, kejadian itu tidak disengaja. ”Atas nama Panwaslih Padangsidimpuan, saya minta maaf, pemutaran lagu Indonesia Raya versi lain itu tanpa disengaja,” ujarnya kepada wartawan.
Pada acara tersebut, masing-masing kandidat berikrar untuk tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA dalam pilkada Kota Padangsidimpuan. Acara deklarasi tolak dan lawan politik uang dan politisasi SARA dalam pilkada Kota Padangsidimpuan 2018 yang diselenggarakan Panwaslih dihadiri tiga pasangan calon wali kota/wakil wali kota, Ketua DPRD Padangsidimpuan, perwakilan dari pihak kepolisian Polres Kota Padangsidimpuan, perwakilan dari Kodim 0212/TS, perwakilan dari Kejaksaan Negeri Padangsidimpuan.
Ketiga pasangan yang akan bertarung pada 27 Juni 2018 yakni paslon Muhammad Isnandar Nasution-Ali Pada Harahap diusung PKB, PBB, PKPI, NasDem dan PDIP. Kemudian Irsan Efendi Nasution-Arwin Siregar yang maju lewat jalur perseorangan (independent). Rusydi Nasution-Abd Rosad Lubis didukung Partai Gerindra, PAN, Hanura, PPP dan PKS.
(rhs)