Awas, Beras Operasi Pasar Dipoles Jadi Kualitas Premium Palsu

Senin, 05 Februari 2018 - 12:39 WIB
Awas, Beras Operasi...
Awas, Beras Operasi Pasar Dipoles Jadi Kualitas Premium Palsu
A A A
SEMARANG - Polda Jateng membongkar praktik pemolesan beras yang sedianya untuk operasi pasar bagi rakyat miskin yang dikemas seolah menjadi kelas premium.

Dalam praktik ilegal itu pelaku berhasil meraup keuntungan hingga ratusan juta rupiah dan beras kelas premium palsu itu kini banyak menyebar di Jawa Barat.

Pengungkapan kasus itu bermula dari analisa Tim Satgas Pangan Polda Jateng menerima laporan tentang mahalnya beras kelas medium di Cilacap yang harganya berkisar Rp10.000 per kilogram hingga Rp11.500 per kilogram.

Polisi kemudian melakukan penyelidikan ke Cilacap dengan mendatangi tempat penggilingan padi Berkah Risqi milik S di Dusun Suren RT 1/3 Desa Tambakreja, Kecamatan Kedung Reja, Cilacap.

"Saat dilakukan pengecekan didapati pemolesan atau penggilingan ulang beras Bulog untuk operasi pasar kemasan 15 kilogram. Kemudian beras pemolesan itu dikemas ulang menjadi 47 kilogram tanpa merek. Kemudian ada pula yang dikemas 47 kilogram dengan merek Beras Slyp Super Cap Jago Pelung Istimewa," kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono, saat gelar perkara, Senin (5/2/2018).

Dari keterangan tersangka, beras kelas premium palsu itu dipasarkan ke sejumlah daerah di Sukabumi dan Bogor Jawa Barat. Harga yang dipatok cukup terjangkau dari beras premium pada umumnya, karena hanya dipatok rata-rata Rp10.000 per kikogram. Sementara, pelaku mengambil beras untuk operasi pasar di Bulog dengan harga Rp8.100 per kilogram.

"Operasi pasar ini tidak hanya dilakukan oleh Bulog, tetapi juga oleh distributor. Jadi mereka bisa mengambil beras di Bulog lalu digunakan untuk operasi pasar. Mereka boleh mengolah tapi tidak diperkenankan jika akhirnya menjual melebihi dari harga yang ditentukan sesuai HET," jelasnya.

Setiap kali pengambilan beras operasi pasar, pelaku membeli 10.080 kilogram dengan harga Rp8.100 per kilogram sehingga nilai tebusan sebesar Rp816.400.000. Setelah dipoles, beras itu dijual dengan harga rata-rata Rp10.000 per kilogram, sehingga penjualan mencapai Rp100.800.000 dengan keuntungan Rp19.160.000 sekali penjualan

Selama Januari 2018, pelaku sudah mengambil beras operasi pasar sebanyak 15 kali sehingga nilai tebusan ke Bulog senilai Rp1.230.876.000. Selama Januari itu, omzetnya sebanyak 151.960 kilogram dengan total penjualan Rp1.519.600.000. Sehingga, keuntungan selama sebulan terakhir, pelaku bisa mendapatkan Rp288.724.000.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7884 seconds (0.1#10.140)