Pagar Nusa Setia Membentengi NU dan NKRI
A
A
A
CIREBON - Peringatan Hari Lahir Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa tahun ini dilangsungkan dengan cara berbeda. Lebih dari 10.000 pendekar dan warga NU mendapatkan kesempatan menerima ijazah kubro dari para kiai sepuh NU untuk pertahanan diri dan membentengi Indonesia dari kekuatan-kekuatan yang mencoba memorak-porandakannya.
Acara besar yang diselenggarakan di Lapangan Puser Bumi, Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (28/1/2018), ini terbilang istimewa. Sejak Sabtu (27/1/2018) malam para santri, pendekar Pagar Nusa masing-masing daerah, dan warga NU yang hendak memperoleh ijazah dari para kiai mengalir ke lokasi acara. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua.
Setelah salat subuh acara langsung dilaksanakan hingga siang hari. Sejak masih pagi lapangan penuh dengan rasa khidmat para santri kepada ulama dan hangat oleh semangat patriotisme bagi nusa dan bangsa. "Pagar Nusa ini sejatinya pagar bagi NU dan bangsa. Ini penting (ditekankan) sebagai bagian dari pengabdian dan niat khidmatnya para pengurus dan pendekar Pagar Nusa," ungkap KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan pidato pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa yang baru.
Pemberian ijazah untuk keselamatan bangsa dalam skala besar ini berbarengan dengan perayaan Hari Lahir Ke-32 Pagar Nusa dan pelantikan pengurus Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa untuk masa bakti 2017-2018. Hadir dalam kesempatan yang langka bagi kaum sarungan tersebut, Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Sudirman, seorang pendekar Pagar Nusa yang juga bendahara Pengurus Cabang NU Lampung Selatan, Lampung, menyatakan perasaan suka citanya beroleh kesempatan mengikuti ijazah kubro ini. "Sebagai bagian dari orang-orang yang haus akan ilmu, ijazah ini sangat dinanti-nantikan. Ibarat sebuah hidangan yang lezat dan penuh kenikmatan, ijazah kubro adalah resep rahasia kelezatan itu," ujarnya.
Adapun para kiai yang terdaftar sebagai pemberi ijazah di antaranya KH Maimun Zubair, KH Nawawi Abdul Jalil, dan KH Mustofa Bisri. Ketua Umum Pencak Silat NU Pagar Nusa Nabil Haroen menyampaikan rasa percaya dirinya karena para pendekar Pagar Nusa adalah orang-orang yang bisa diandalkan.
Mereka datang dari berbagai provinsi di Indonesia dan berkumpul di Cirebon dengan biaya sendiri. "Itu sebagai ujian kemandirian sebuah organisasi yang telah berkomitmen membela ulama dan membela NKRI sampai mati," serunya.
Pencak Silat NU Pagar Nusa didirikan pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur oleh para kiai NU yang melihat dan merasakan pentingnya bela diri bagi para santri dan kaum sarungan yang begitu mencintai Islam yang damai di negeri ini. Pada masa awal pendirian itu pendekar silat seperti Kiai Abdullah Maksum Jauhari, Haji Suharbillah, Kiai Mustofa Bisri berinisiatif untuk menyatukan berbagai aliran pencak silat di lingkungan NU.
Acara besar yang diselenggarakan di Lapangan Puser Bumi, Ciperna, Cirebon, Jawa Barat, Minggu (28/1/2018), ini terbilang istimewa. Sejak Sabtu (27/1/2018) malam para santri, pendekar Pagar Nusa masing-masing daerah, dan warga NU yang hendak memperoleh ijazah dari para kiai mengalir ke lokasi acara. Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua.
Setelah salat subuh acara langsung dilaksanakan hingga siang hari. Sejak masih pagi lapangan penuh dengan rasa khidmat para santri kepada ulama dan hangat oleh semangat patriotisme bagi nusa dan bangsa. "Pagar Nusa ini sejatinya pagar bagi NU dan bangsa. Ini penting (ditekankan) sebagai bagian dari pengabdian dan niat khidmatnya para pengurus dan pendekar Pagar Nusa," ungkap KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan pidato pengukuhan Pimpinan Pusat Pagar Nusa yang baru.
Pemberian ijazah untuk keselamatan bangsa dalam skala besar ini berbarengan dengan perayaan Hari Lahir Ke-32 Pagar Nusa dan pelantikan pengurus Pimpinan Pusat Pencak Silat NU Pagar Nusa untuk masa bakti 2017-2018. Hadir dalam kesempatan yang langka bagi kaum sarungan tersebut, Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Sudirman, seorang pendekar Pagar Nusa yang juga bendahara Pengurus Cabang NU Lampung Selatan, Lampung, menyatakan perasaan suka citanya beroleh kesempatan mengikuti ijazah kubro ini. "Sebagai bagian dari orang-orang yang haus akan ilmu, ijazah ini sangat dinanti-nantikan. Ibarat sebuah hidangan yang lezat dan penuh kenikmatan, ijazah kubro adalah resep rahasia kelezatan itu," ujarnya.
Adapun para kiai yang terdaftar sebagai pemberi ijazah di antaranya KH Maimun Zubair, KH Nawawi Abdul Jalil, dan KH Mustofa Bisri. Ketua Umum Pencak Silat NU Pagar Nusa Nabil Haroen menyampaikan rasa percaya dirinya karena para pendekar Pagar Nusa adalah orang-orang yang bisa diandalkan.
Mereka datang dari berbagai provinsi di Indonesia dan berkumpul di Cirebon dengan biaya sendiri. "Itu sebagai ujian kemandirian sebuah organisasi yang telah berkomitmen membela ulama dan membela NKRI sampai mati," serunya.
Pencak Silat NU Pagar Nusa didirikan pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur oleh para kiai NU yang melihat dan merasakan pentingnya bela diri bagi para santri dan kaum sarungan yang begitu mencintai Islam yang damai di negeri ini. Pada masa awal pendirian itu pendekar silat seperti Kiai Abdullah Maksum Jauhari, Haji Suharbillah, Kiai Mustofa Bisri berinisiatif untuk menyatukan berbagai aliran pencak silat di lingkungan NU.
(amm)