Kerugian Dampak Erupsi Gunung Agung Capai Rp11 Triliun
A
A
A
SEMARANG - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa erupsi Gunung Agung telah menimbulkan kerugian besar bagi dunia pariwisata di Provinsi Bali. Total kerugian dampak erupsi di Pulau Dewata ini mencapai Rp11 triliun.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, kerugian tersebut muncul akibat terhentinya aktivitas sektor pariwisata ditambah dari sektor bisnis. Meskipun di sisi lain, letusan Gunung Agung sama sekali menimbulkan korban, baik luka-luka maupun meninggal dunia
"Dampak yang ditimbulkan memang luar biasa. Kami menemukan jumlah kerugian ekonomi warga Bali yang mencapai hingga Rp11 triliun," ujar Sutopo saat Refleksi Penanggulangan Bencana 2017 dan Antisipasi Bencana 2018 di Kantor BPBD Jateng, Semarang, Selasa (9/1/2018).
Dia menyebutkan, dari total kerugian sebanyak tersebut, di antaranya Rp2 triliun ditimbulkan akibat kredit macet dari para pelaku bisnis."Kerugian paling banyak terjadi di Karangasem yang punya titik episentrum terdekat dengan Gunung Agung," ungkapnya.
Sutopo membeberkan, letusan Gunung Agung ini cukup mengganggu roda bisnis masyarakat Bali yang mayoritas menggantungkan hidupnya di sektor industri kerajinan tangan. Tak hanya itu, kerugian lainnya juga muncul di sektor pariwisata lokal.
“Kerugian yang harus ditanggung pegiat pariwisata Bali sendiri mencapai Rp 9 triliun. Itu sebagai imbas banyak negara yang mengeluarkan travel warning dan sejumlah akrivitas maskapai penerbangan internasional terpaksa dihentikan,” bebernya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut sangat berdampak pada turunnya jumlah wisatawan di Bali. Namun, pihaknya berharap agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terkait aktivitas kegempaan Gunung Agung.
Untuk saat ini, menurutnya level Gunung Agung tetap berada pada status Awas. "Agar warga bisa beraktivitas normal lagi, kami menurunkan jarak radius sampai 6 kilometer dari puncak kawah. Namun, warga harus siap siaga jika sewaktu-waktu kembali erupsi," terangnya.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, kerugian tersebut muncul akibat terhentinya aktivitas sektor pariwisata ditambah dari sektor bisnis. Meskipun di sisi lain, letusan Gunung Agung sama sekali menimbulkan korban, baik luka-luka maupun meninggal dunia
"Dampak yang ditimbulkan memang luar biasa. Kami menemukan jumlah kerugian ekonomi warga Bali yang mencapai hingga Rp11 triliun," ujar Sutopo saat Refleksi Penanggulangan Bencana 2017 dan Antisipasi Bencana 2018 di Kantor BPBD Jateng, Semarang, Selasa (9/1/2018).
Dia menyebutkan, dari total kerugian sebanyak tersebut, di antaranya Rp2 triliun ditimbulkan akibat kredit macet dari para pelaku bisnis."Kerugian paling banyak terjadi di Karangasem yang punya titik episentrum terdekat dengan Gunung Agung," ungkapnya.
Sutopo membeberkan, letusan Gunung Agung ini cukup mengganggu roda bisnis masyarakat Bali yang mayoritas menggantungkan hidupnya di sektor industri kerajinan tangan. Tak hanya itu, kerugian lainnya juga muncul di sektor pariwisata lokal.
“Kerugian yang harus ditanggung pegiat pariwisata Bali sendiri mencapai Rp 9 triliun. Itu sebagai imbas banyak negara yang mengeluarkan travel warning dan sejumlah akrivitas maskapai penerbangan internasional terpaksa dihentikan,” bebernya.
Dia menambahkan, kondisi tersebut sangat berdampak pada turunnya jumlah wisatawan di Bali. Namun, pihaknya berharap agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terkait aktivitas kegempaan Gunung Agung.
Untuk saat ini, menurutnya level Gunung Agung tetap berada pada status Awas. "Agar warga bisa beraktivitas normal lagi, kami menurunkan jarak radius sampai 6 kilometer dari puncak kawah. Namun, warga harus siap siaga jika sewaktu-waktu kembali erupsi," terangnya.
(wib)