Pilkada Jateng Jadi Tantangan Berat PDIP

Sabtu, 06 Januari 2018 - 10:14 WIB
Pilkada Jateng Jadi Tantangan Berat PDIP
Pilkada Jateng Jadi Tantangan Berat PDIP
A A A
YOGYAKARTA - Pilkada Jawa Tengah tidak kalah serunya dengan pilkada lain seperti Jawa Barat dan Jawa Timur. Di Provinsi inilah PDIP harus berhati hati dan memiliki tantangan berat untuk bisa mengulang kembali catatan sejarah memenangkan pilkada.

Analis politik POINT Indonesia Arif Nurul Imam mengatakan, Jawa Tengah merupakan basis utama PDIP. Dengan kondisi ini hampir dipastikan PDIP akan berjuang total dan mati-matian untuk memenangkan Pilkada.

Peta dukungan terhadap Gubernur besutan PDIP Ganjar Pranowo yang banyak menuai kritikan menjadi sebuah catatan besar.

"PDIP harus selektif memilih pasangan cagub dan cawagub yang hendak diusung. Jika kalah di basis, ini tentu menjadi preseden buruk bagi partai berlambang banteng moncong putih tersebut," ujarnya saat berbincang dengan SINDOnews, Sabtu (6/1/2018).

Dijelaskannya, Pilkada Jateng menjadi sangat menarik ketika gubernur petahana Ganjar Pranowo hingga kini belum mendapatkan mandat secara resmi dari PDIP.

Parpol besutan Megawati ini nampaknya masih gamang mendukung Ganjar Pranowo karena berbagai pertimbangan politis. Pertama, nama Ganjar yang dikait-kaitkan tersandung kasus E-KTP.

Meski belum tentu benar, namun rumor ini potensial menggerus elektabilitasnya. Kedua, ada kader PDIP selain petahana yang siap maju sehingga bisa jadi ini masih menjadi pertimbangan DPP PDIP untuk memberikan rekomendasi dukungan.

"Apalagi mulai muncul beberapa nama seperti Marwan Ja'far dan Sudirman Said dan terakhir Rustriningsih yang notabene kader PDIP. Ini juga layak diperhitungkan," ucapnya.

Diakuinya, Sudirman Said dan Marwan Jafar belum memiliki elektabilitas yang tinggi. Namun kedua nama tersebut memiliki pengalaman dan jejaring politik yang relatif kuat.

"Yang menjadi catatan di sini adalah Jateng adalah basis PDIP yang dikenal militan dan selalu unggul dalam Pilkada langsung. Jika mau menang, para kandidat harus menawarkan visi-misi yang berbeda dibanding petahana, sekaligus harus mampu membangun mesin politik yang solid dan massif," timpal Arif.

Dilanjutkannya nama Ganjar Pranowo memang masih kuat. Ada beberapa capaian kinerja dari Gubernur alumnus UGM tersebut. Namun demikian, bukan berarti petahana minus kekurangan.

"Misalnya soal kontroversi pembangunan pabrik semen kendeng di Pati yang menuai perlawanan petani. Nah, jika pihak lawan bisa membaca celah kekurangan petahana ini bisa digoreng menjadi amunisi untuk meraup dukungan," kata dia.

Nama Rustriningsih adalah tokoh Jateng yg masih pantas diperhitungkan di basis massa. Selain itu Srikandi ini memiliki pengalaman panjang sebagai kepala daerah, baik sebagai Bupati Kebumen dan Wakil Gubernur Jawa Tengah.

"Pilkada Jateng memang istimewa. Ceruk massa Jateng adalah ceruk massa luar biasa, tidak hanya di Pilkada, namun juga berpengaruh di konstelasi saat Pilpres mendatang. Ini ajang pemanasan mesin parpol," pungkasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9240 seconds (0.1#10.140)