Gus Ipul Minta Desa Tiru Smart Kampung Banyuwangi
A
A
A
MOJOKERTO - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mendorong perangkat desa mengembangkan smart kampung dengan mewujudkan pelayanan berbasis teknologi (IT). Menurut orang nomor dua di Jatim ini, teknologi mampu mempermudah dan mempercepat layanan kependudukan.
Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf saat menutup Musda II Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jatim di Hotel Trawas, Mojokerto, Minggu (10/12/2017) mengatakan, teknologi bisa dijadikan alat mengejar ketertinggalan dalam hal pelayanan publik. Dengan IT, masyarakat tidak perlu pergi ke kota/kabupaten hanya untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Akta Kelahiran. "Cukup dengan menggunakan smartphone, pelayanan bisa langsung diakses," katanya.
Gus Ipul mencontohkan, apa yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi bisa diaplikasikan di seluruh Jatim. "Seperti yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, perangkat desa atau kecamatan cukup dengan menggunakan smartphone. Apa pun keperluannya bisa diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu jam," ujarnya.
Guna mewujudkan smart kampung ini, pelatihan bagi perangkat desa akan dilakukan. Selain itu, perangkat desa juga akan diajak untuk study banding ke Banyuwangi. Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga berpesan dana desa yang mulai mengucur sejak tahun 2014 harus dimanfaatkan dengan lebih baik lagi.
Jika pengelolaan dana desa dilakukan dengan benar, lanjut Gus Ipul, kesejahteraan masyarakat desa dengan sendirinya juga akan meningkat. Sehingga, pengelolaan dana desa juga harus benar, transparan dan dilakukan secara tepat. "Kita harus mencari cara bagaimana bisa meningkatkan kualitas kades dan perangkat desa, sekaligus penghasilannya," kata Gus Ipul yang juga Dewan Pembina PPDI Provinsi Jatim ini.
Sementara itu, Musda PPDI Jatim ke-2 kali ini diikuti 483 peserta dari 20 Kabupaten di Jatim. Musda dan digelar dua hari 9-10 Desember di Hotel PCP Trawas, Mojokerto.
Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf saat menutup Musda II Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jatim di Hotel Trawas, Mojokerto, Minggu (10/12/2017) mengatakan, teknologi bisa dijadikan alat mengejar ketertinggalan dalam hal pelayanan publik. Dengan IT, masyarakat tidak perlu pergi ke kota/kabupaten hanya untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Akta Kelahiran. "Cukup dengan menggunakan smartphone, pelayanan bisa langsung diakses," katanya.
Gus Ipul mencontohkan, apa yang dilakukan Kabupaten Banyuwangi bisa diaplikasikan di seluruh Jatim. "Seperti yang sudah dilakukan oleh Kabupaten Banyuwangi. Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, perangkat desa atau kecamatan cukup dengan menggunakan smartphone. Apa pun keperluannya bisa diselesaikan dalam waktu tidak lebih dari satu jam," ujarnya.
Guna mewujudkan smart kampung ini, pelatihan bagi perangkat desa akan dilakukan. Selain itu, perangkat desa juga akan diajak untuk study banding ke Banyuwangi. Dalam kesempatan ini, Gus Ipul juga berpesan dana desa yang mulai mengucur sejak tahun 2014 harus dimanfaatkan dengan lebih baik lagi.
Jika pengelolaan dana desa dilakukan dengan benar, lanjut Gus Ipul, kesejahteraan masyarakat desa dengan sendirinya juga akan meningkat. Sehingga, pengelolaan dana desa juga harus benar, transparan dan dilakukan secara tepat. "Kita harus mencari cara bagaimana bisa meningkatkan kualitas kades dan perangkat desa, sekaligus penghasilannya," kata Gus Ipul yang juga Dewan Pembina PPDI Provinsi Jatim ini.
Sementara itu, Musda PPDI Jatim ke-2 kali ini diikuti 483 peserta dari 20 Kabupaten di Jatim. Musda dan digelar dua hari 9-10 Desember di Hotel PCP Trawas, Mojokerto.
(zik)