Kekuatan Gus Ipul di Tapal Kuda Hilang jika PPP Usung Khofifah
A
A
A
SURABAYA - Manuver politik yang dilakukan Khofifah Indar Parawansa bisa menggerus kekuatan kultural Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di berbagai zona pemilihan. Dukungan kultural yang sejak lama dimiliki Gus Ipul di zona Tapal Kuda bisa hilang ketika Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi memberikan dukungan ke Khofifah.
Pakar politik dari Universitas Trunojoyo Bangkalan Mochtar W Oetomo menuturkan, perubahan peta dukungan akan terjadi ketika PPP merapat ke Khofifah. "Pengaruh besar akan terjadi ketika dukungan dari PPP resmi diberikan, ini akan jadi pukulan yang besar bagi Gus Ipul," ujar Mochtar, Selasa (5/12/2017).
Ia melanjutkan, PPP merupakan salah satu partai tua yang sejajar dengan Golkar dan PDIP. Ketiganya memiliki basis dukungan nyata yang masih tersimpan di berbagai daerah. Mereka memiliki basis pendukung di akar rumput yang loyal. Basis dukungan itu ditopang kalangan santri dan kiai yang ada di zona Tapal Kuda.
"Kita semua tentu tahu kalau Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi secara kuktural banyak berafiliasi ke Asem Bagus yang notabene dekat dengan PPP," tegasnya.
Dengan perubahan peta dukungan kultural itu, katanya, maka kantong kemenangan Abdullah Azwar Anas yang digandeng Gus Ipul dalam Pilgub 2018 nanti di ketiga daerah tersebut banyak diiris. Padahal, Gus Ipul tentunya berharap besar peranan Anas bisa maksimal di Tapal Kuda.
"Tapi semua itu tentu harus dibarengi dengan solidnya mesin politik partai. Jika perbedaan pendapat antara DPP dan DPW tidak segera diatasi, maka potensi suara terpecah cukup potensial," ucapnya.
Kondisi ini, lanjutnya, harus disikapi dengan cepat oleh Khofifah untuk segera merangkul pengurus DPW dan DPC. Kalau tidak segera dituntaskan, dukungan itu bisa jadi tidak bermakna. Ketika dukungan di bawah dan elite bisa disatukan, kekuatan utuh bisa diperoleh Khofifah dalam memenangkan dukungan kultural.
Manuver Khofifah ini, katanya, harus segera disikapi oleh Gus Ipul. Sebab, kekuatan kultural politik Gus Ipul yang sebelumnya masif di Tapal Kuda dan Madura bisa ikut tergerus. Dalam beberapa tahun terakhir Gus Ipul sebenarnya sudah mapan didukung kalangan kultural di Tapal Kuda.
"Karena tidak banyak kiai yang secara politik berafiliasi ke PPP, terutama di Tapal Kuda dan Madura. Lha, dua wilayah ini sebelumnya memang menjadi basis suara Gus Ipul dan Anas," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jatim KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah mengatakan, dirinya bersama beberapa kiai di Jatim akan terus mengenalkan figur Khofifah dan Emil Dardak ke tengah-tengah masyarakat. Kedua figur ini dinilai cocok untuk memimpin Jatim ke depan.
"Kami terus bergerak ke berbagai daerah. Makanya sejak dua pekan terakhir ini terus bergerak untuk terus sosialisasi Khofifah dan Emil," jelas Gus Sholah.
Pakar politik dari Universitas Trunojoyo Bangkalan Mochtar W Oetomo menuturkan, perubahan peta dukungan akan terjadi ketika PPP merapat ke Khofifah. "Pengaruh besar akan terjadi ketika dukungan dari PPP resmi diberikan, ini akan jadi pukulan yang besar bagi Gus Ipul," ujar Mochtar, Selasa (5/12/2017).
Ia melanjutkan, PPP merupakan salah satu partai tua yang sejajar dengan Golkar dan PDIP. Ketiganya memiliki basis dukungan nyata yang masih tersimpan di berbagai daerah. Mereka memiliki basis pendukung di akar rumput yang loyal. Basis dukungan itu ditopang kalangan santri dan kiai yang ada di zona Tapal Kuda.
"Kita semua tentu tahu kalau Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi secara kuktural banyak berafiliasi ke Asem Bagus yang notabene dekat dengan PPP," tegasnya.
Dengan perubahan peta dukungan kultural itu, katanya, maka kantong kemenangan Abdullah Azwar Anas yang digandeng Gus Ipul dalam Pilgub 2018 nanti di ketiga daerah tersebut banyak diiris. Padahal, Gus Ipul tentunya berharap besar peranan Anas bisa maksimal di Tapal Kuda.
"Tapi semua itu tentu harus dibarengi dengan solidnya mesin politik partai. Jika perbedaan pendapat antara DPP dan DPW tidak segera diatasi, maka potensi suara terpecah cukup potensial," ucapnya.
Kondisi ini, lanjutnya, harus disikapi dengan cepat oleh Khofifah untuk segera merangkul pengurus DPW dan DPC. Kalau tidak segera dituntaskan, dukungan itu bisa jadi tidak bermakna. Ketika dukungan di bawah dan elite bisa disatukan, kekuatan utuh bisa diperoleh Khofifah dalam memenangkan dukungan kultural.
Manuver Khofifah ini, katanya, harus segera disikapi oleh Gus Ipul. Sebab, kekuatan kultural politik Gus Ipul yang sebelumnya masif di Tapal Kuda dan Madura bisa ikut tergerus. Dalam beberapa tahun terakhir Gus Ipul sebenarnya sudah mapan didukung kalangan kultural di Tapal Kuda.
"Karena tidak banyak kiai yang secara politik berafiliasi ke PPP, terutama di Tapal Kuda dan Madura. Lha, dua wilayah ini sebelumnya memang menjadi basis suara Gus Ipul dan Anas," katanya.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Jatim KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah mengatakan, dirinya bersama beberapa kiai di Jatim akan terus mengenalkan figur Khofifah dan Emil Dardak ke tengah-tengah masyarakat. Kedua figur ini dinilai cocok untuk memimpin Jatim ke depan.
"Kami terus bergerak ke berbagai daerah. Makanya sejak dua pekan terakhir ini terus bergerak untuk terus sosialisasi Khofifah dan Emil," jelas Gus Sholah.
(zik)