Genjot Partisipasi Pemilih, KPU Jabar Sasar Masyarakat Perantau
A
A
A
BANDUNG - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat mengintensifkan sosialisasi kepada kelompok-kelompok masyarakat perantau untuk menggenjot partisipasi pemilih di Pilgub Jabar 2018.
Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengatakan, sosialisasi kepada masyarakat perantau baru pertama kali dilakukan pihaknya di ajang Pilgub Jabar 2018. Menurut Yayat, sosialisasi juga menjadi bentuk pengakuan terhadap perantau yang telah lama berdomisili di Jabar dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai tempat domisilinya masing-masing.
"Jadi, sosialisasi ini sebagai bentuk pengakuan. Meskipun bukan warga asli Jabar, tapi mereka kan sudah hidup, berkarya, dan berusaha di Jabar," kata Yayat di Bandung, Senin (4/12/2017).
Meskipun tak mengantongi data pasti jumlah masyarakat perantau di Jabar, Yayat meyakinkan jumlahnya cukup banyak. Hal itu ditandai dengan banyaknya ragam profesi di Jabar yang dikelola oleh masyarakat perantau.
"Sosialisasi seperti ini juga sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang menghendaki adanya kebinekaan. Jadi, sekarang Jabar itu bukan hanya milik orang Sunda, tapi milik semua masyarakat berbagai suku bangsa," tegas Yayat yang akan terus mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat perantau hingga menjelang Pilgub Jabar 2018.
Yayat pun berharap, sosialisasi Pilgub Jabar 2018 kepada masyarakat perantau di tingkat provinsi dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Sehingga, pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 akan lebih semarak dan tingkat partisipasi pemilih pun naik signifikan.
"Akhir pekan lalu sudah kita mulai, kita kumpulkan masyarakat perantau dari berbagai suku. Saya kira, jika kita sudah mulai, (KPU) kabupaten/kota dengan sendirinya akan mengikuti," pungkasnya.
Terpisah, Komisioner KPU Jabar Bidang Sosialisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Nina Yuningsih mengakui, pihaknya telah menggelar sosialisasi yang diikuti masyarakat perantau dari berbagai suku bangsa. Sosialisasi yang digelar di RM Padang 45 Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Sabtu (2/12/2017) itu digelar semarak dan gembira.
"Semarak artinya Pilgub Jabar itu dilaksanakan dengan semangat, mandiri, ramah, dan aksesibel. Sementara gembira mengandung makna bahwa Pilgub Jabar sebagai gerakan demokrasi yang bermartabat dan adil," jelasnya.
Keinginan untuk menciptakan Pilgub Jabar 2018 yang semarak dan gembira tak lepas dari fenomena masyarakat saat ini yang cenderung terkotak-kotak serta mudah terhasut. Akibatnya, potensi munculnya konflik pun menjadi tinggi akibat perbedaan, mulai perbedaan suku, budaya, hingga agama.
Lewat sosialisasi yang semarak dan gembira, pihaknya menargetkan 75% calon pemilih di Jabar menggunakan hak pilihnya di Pilgub Jabar 2018. Karena itu, Nina pun mengajak seluruh masyarakat perantau di Jabar untuk menyukseskan pelaksanaan Pilgub Jabar 2018.
Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengatakan, sosialisasi kepada masyarakat perantau baru pertama kali dilakukan pihaknya di ajang Pilgub Jabar 2018. Menurut Yayat, sosialisasi juga menjadi bentuk pengakuan terhadap perantau yang telah lama berdomisili di Jabar dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) sesuai tempat domisilinya masing-masing.
"Jadi, sosialisasi ini sebagai bentuk pengakuan. Meskipun bukan warga asli Jabar, tapi mereka kan sudah hidup, berkarya, dan berusaha di Jabar," kata Yayat di Bandung, Senin (4/12/2017).
Meskipun tak mengantongi data pasti jumlah masyarakat perantau di Jabar, Yayat meyakinkan jumlahnya cukup banyak. Hal itu ditandai dengan banyaknya ragam profesi di Jabar yang dikelola oleh masyarakat perantau.
"Sosialisasi seperti ini juga sejalan dengan perintah Presiden Jokowi yang menghendaki adanya kebinekaan. Jadi, sekarang Jabar itu bukan hanya milik orang Sunda, tapi milik semua masyarakat berbagai suku bangsa," tegas Yayat yang akan terus mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat perantau hingga menjelang Pilgub Jabar 2018.
Yayat pun berharap, sosialisasi Pilgub Jabar 2018 kepada masyarakat perantau di tingkat provinsi dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Jabar. Sehingga, pelaksanaan Pilgub Jabar 2018 akan lebih semarak dan tingkat partisipasi pemilih pun naik signifikan.
"Akhir pekan lalu sudah kita mulai, kita kumpulkan masyarakat perantau dari berbagai suku. Saya kira, jika kita sudah mulai, (KPU) kabupaten/kota dengan sendirinya akan mengikuti," pungkasnya.
Terpisah, Komisioner KPU Jabar Bidang Sosialisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) Nina Yuningsih mengakui, pihaknya telah menggelar sosialisasi yang diikuti masyarakat perantau dari berbagai suku bangsa. Sosialisasi yang digelar di RM Padang 45 Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Sabtu (2/12/2017) itu digelar semarak dan gembira.
"Semarak artinya Pilgub Jabar itu dilaksanakan dengan semangat, mandiri, ramah, dan aksesibel. Sementara gembira mengandung makna bahwa Pilgub Jabar sebagai gerakan demokrasi yang bermartabat dan adil," jelasnya.
Keinginan untuk menciptakan Pilgub Jabar 2018 yang semarak dan gembira tak lepas dari fenomena masyarakat saat ini yang cenderung terkotak-kotak serta mudah terhasut. Akibatnya, potensi munculnya konflik pun menjadi tinggi akibat perbedaan, mulai perbedaan suku, budaya, hingga agama.
Lewat sosialisasi yang semarak dan gembira, pihaknya menargetkan 75% calon pemilih di Jabar menggunakan hak pilihnya di Pilgub Jabar 2018. Karena itu, Nina pun mengajak seluruh masyarakat perantau di Jabar untuk menyukseskan pelaksanaan Pilgub Jabar 2018.
(zik)