Aneh, Usai Banjir Areal Pertanian Jadi Danau Berair Jernih
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Sebuah keajaiban muncul di Gunungkidul. Di tengah terjangan Banjir yang mulai surut, tiba-tiba muncul danau dadakan. Anehnya danau dadakan tersebut airnya berwarna jernih kehijauan. Tidak seperti layaknya air pasca banjir yang keruh dan berwarna kecoklatan.
Ketinggian air yang terus menenggelamkan lahan pertanian dan juga hutan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu ini lebih dari 10 meter. Bahkan tiang listrik yang melewati arel tersebut tidak terlihat lagi. Begitu juga degan ribuan pohon jati di wilayah tersebut tidak lagi terlihat. Semua menjadi genangan air luas yang berwarna hijau.
Kepala Dukuh Wediwutah, Diarto, mengatakan, genangan air layaknya danau dadakan tersebut menutupi sekitar 30 hektare lahan. Pihaknya mempredikis air tersebut berasal dari mata air Wireneng yang biasanya dipakai oleh warga untuk mencuci dan mandi.
"Dulu mata air pernah meluap sampai 8 meter, namun sekarang kok sampai 20 meter dan luasannya mencapi 30 hektare. Ini luar biasa," ungkapnya kepada wartawan (30/11/2017).
Dijelaskannya. Lahan yang terendam air jernih tersebut sebelumnya adalah lahan pertanian, dan jalan penyambung ke desa sebelah. Beruntung di daerah itu tidak ada pemukiman penduduk. "Hanya ada peternakan ayam, lainnya lahan pertanian tadah hujan," bebernya.
Menurutnya, genangan air tersebut mulai terlihat dua hari yang lalu saat banjir mulai terjadi. Namun dalam dua hari airnya tidak menyurut dan terus meninggi. Pihaknya pun mulai khawatir dengan ketinggian air yang terus naik.
"Ini belum pernah terjadi. Mudah-mudahan tidak melebar dan meninggi, karena bisa mengancam permukiman warga," ucap Diarto.
Dari cerita yang beredar, di areal tersebut mengalir tujuh jalur sungai bawah tanah. Semua melewati mata air wireneng. Hujan yang cukup deras diperkirakan menjadikan air naik ke atas.
Ketinggian air yang terus menenggelamkan lahan pertanian dan juga hutan di Dusun Wediwutah, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu ini lebih dari 10 meter. Bahkan tiang listrik yang melewati arel tersebut tidak terlihat lagi. Begitu juga degan ribuan pohon jati di wilayah tersebut tidak lagi terlihat. Semua menjadi genangan air luas yang berwarna hijau.
Kepala Dukuh Wediwutah, Diarto, mengatakan, genangan air layaknya danau dadakan tersebut menutupi sekitar 30 hektare lahan. Pihaknya mempredikis air tersebut berasal dari mata air Wireneng yang biasanya dipakai oleh warga untuk mencuci dan mandi.
"Dulu mata air pernah meluap sampai 8 meter, namun sekarang kok sampai 20 meter dan luasannya mencapi 30 hektare. Ini luar biasa," ungkapnya kepada wartawan (30/11/2017).
Dijelaskannya. Lahan yang terendam air jernih tersebut sebelumnya adalah lahan pertanian, dan jalan penyambung ke desa sebelah. Beruntung di daerah itu tidak ada pemukiman penduduk. "Hanya ada peternakan ayam, lainnya lahan pertanian tadah hujan," bebernya.
Menurutnya, genangan air tersebut mulai terlihat dua hari yang lalu saat banjir mulai terjadi. Namun dalam dua hari airnya tidak menyurut dan terus meninggi. Pihaknya pun mulai khawatir dengan ketinggian air yang terus naik.
"Ini belum pernah terjadi. Mudah-mudahan tidak melebar dan meninggi, karena bisa mengancam permukiman warga," ucap Diarto.
Dari cerita yang beredar, di areal tersebut mengalir tujuh jalur sungai bawah tanah. Semua melewati mata air wireneng. Hujan yang cukup deras diperkirakan menjadikan air naik ke atas.
(nag)