Kebanjiran, Warga Kendal Pilih Bertahan di Rumah
A
A
A
KENDAL - Banjir akibat luapan Sungai Kendal meluas, hingga menggenangi puluhan rumah di dua kelurahan di Kendal. Warga yang berada di sepanjang aliran Sungai Kendal mengaku sudah terbiasa dengan banjir ini dan memilih bertahan di dalam rumah.
Selain menggenangi Kompleks Perkantoran Bupati Kendal, luapan Sungai Kendal juga menggenangi puluhan rumah di dua kelurahan yakni Pekauman dan Patukangan di Kecamatan Kota Kendal. Air masuk ke permukiman warga Kamis (23/11/2017) pukul 03.00 WIB dan terus meninggi menjelang siang hari.
Tidak hanya permukiman, sejumlah sekolah juga tergenang air akibat luapan Sungai Kendal. Di SMA Al Hidayah yang terletak di pinggir sungai, air masuk hingga ruang guru. Sedangkan ruang kelas yang berada di lantai dasar tergenang. Aktivitas belajar mengajar masih berjalan normal meski siswa harus menerjang banjir untuk masuk sekolah.
"Kalau lantai bawah sebagian tergenang seperti ruang guru air masuk, sedangkan untuk ruang kelas sebagian di lantai 2, jadi tidak mengganggu proses belajar mengajar," ujar Eko, penjaga sekolah.
Banjir di permukiman warga mulai menganggu aktivitas. Warga yang hendak keluar rumah harus menerobos genangan air setinggi 40 sentimeter. Menurut warga, banjir ini yang pertama terjadi di bulan November dan diakibatkan hujan di wilayah atas.
"Jika hujan deras di wilayah selatan debit air di Sungai Kendal naik hingga meluap ke permukiman. Kalau ini baru pertama, tahun lalu jika musim hujan banjir bisa terjadi 15 kali dalam sebulan," kata Juraemi, warga Pekauman.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kendal Slamet mengatakan, banjir kali ini disebabkan luapan sungai Kendal yang tidak bisa menampung debit air yang tinggi. "Dari pemantauan ada dua desa yang terdampak banjir yakni Patukangan dan Pekauman. Warga hingga saat ini masih bertahan, tidak ada titik pengungsian karena air akan surut dalam hitungan jam," jelas Slamet.
Menurut Slamet, ketinggian air di tiga bendungan yakni Trompo, Juwero, dan Kedungpengilon masih normal. Ketinggian yang terpantau BPBD Kendal mencapai 120 sentimeter dan termasuk dalam kategori aman.
Selain menggenangi Kompleks Perkantoran Bupati Kendal, luapan Sungai Kendal juga menggenangi puluhan rumah di dua kelurahan yakni Pekauman dan Patukangan di Kecamatan Kota Kendal. Air masuk ke permukiman warga Kamis (23/11/2017) pukul 03.00 WIB dan terus meninggi menjelang siang hari.
Tidak hanya permukiman, sejumlah sekolah juga tergenang air akibat luapan Sungai Kendal. Di SMA Al Hidayah yang terletak di pinggir sungai, air masuk hingga ruang guru. Sedangkan ruang kelas yang berada di lantai dasar tergenang. Aktivitas belajar mengajar masih berjalan normal meski siswa harus menerjang banjir untuk masuk sekolah.
"Kalau lantai bawah sebagian tergenang seperti ruang guru air masuk, sedangkan untuk ruang kelas sebagian di lantai 2, jadi tidak mengganggu proses belajar mengajar," ujar Eko, penjaga sekolah.
Banjir di permukiman warga mulai menganggu aktivitas. Warga yang hendak keluar rumah harus menerobos genangan air setinggi 40 sentimeter. Menurut warga, banjir ini yang pertama terjadi di bulan November dan diakibatkan hujan di wilayah atas.
"Jika hujan deras di wilayah selatan debit air di Sungai Kendal naik hingga meluap ke permukiman. Kalau ini baru pertama, tahun lalu jika musim hujan banjir bisa terjadi 15 kali dalam sebulan," kata Juraemi, warga Pekauman.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kendal Slamet mengatakan, banjir kali ini disebabkan luapan sungai Kendal yang tidak bisa menampung debit air yang tinggi. "Dari pemantauan ada dua desa yang terdampak banjir yakni Patukangan dan Pekauman. Warga hingga saat ini masih bertahan, tidak ada titik pengungsian karena air akan surut dalam hitungan jam," jelas Slamet.
Menurut Slamet, ketinggian air di tiga bendungan yakni Trompo, Juwero, dan Kedungpengilon masih normal. Ketinggian yang terpantau BPBD Kendal mencapai 120 sentimeter dan termasuk dalam kategori aman.
(zik)