Rel Tertimbun Longsor di Garut, Puluhan KA Dialihkan Lewat Utara

Rel Tertimbun Longsor di Garut, Puluhan KA Dialihkan Lewat Utara
A
A
A
BANDUNG - Jalur kereta api di sejumlah titik Kabupaten Garut, Jawa Barat tertimbun longsor sejak tadi malam. Akibatnya, hingga pagi ini puluhan perjalanan kereta api dialihkan melalui jalur utara.
Manager Humas PT KAI Daop II Bandung Joni Martinus mengakui, sejumlah titik rel kereta api di Kabupaten Garut terkena longsoran tanah sejak tadi malam. Longsoran tanah menimbun rel antara 10-100 meter dan ketinggian gundukan tanah hingga 7 meter.
Awalnya, longsoran tanah terjadi di KM 233, kemudian terjadi longsor susulan di beberapa tempat lainnya KM 230, KM 231, KM 232, dan KM 234. Sayangnya, longsor susulan kembali terjadi pada tengah malam di 8 titik lainnya.
"Hingga pagi ini, jalur tersebut masih belum bisa dilalui. Sejumlah alat berat dan tim dari KAI masih melakukan upaya agar longsoran tanah bisa segera disingkirkan," jelas Joni, Kamis (23/11/2017).
Menurut dia, longsoran tanah yang menutupi rel disebabkan tingginya curah hujan di kawasan tersebut sejak siang kemarin. Sementara, sejumlah kawasan di Jawa Barat termasuk rawan longsor dan pergerakan tanah.
Akibat kondisi tersebut, puluhan kereta api yang mestinya melalui jalur Garut, dialihkan ke utara. "Untuk tetap menjalankan kereta api supaya tetap berangkat kami menggunakan pola operasi memutar untuk kereta keberangkatan dari Bandung. Kereta melalui rute ke arah timur melalui jalur utara lintas Purwakarta-Cikampek-Cirebon-Purwokerto, dan Kroya," beber dia.
Begitu juga jalur sebaliknya, kereta dari arah timur di alihkan ke arah utara melalui Kroya-Purwokerto-Cirebon-Cikampek-Purwakarta-Bandung.
Adapun kereta yang beroperasi dengan perjalanan memutar adalah KA Malabar, Mutiara Selatan, Kahuripan, Lodaya, Turangga, Kuto Jaya Selatan, dan Serayu. Untuk Kereta Argo Wilis dan Pasundan yang tertahan menuju Bandung dilakukan overstafen. Penumpang kereta dialihkan ke moda transportasi bus.
"Atas nama PT Kereta Api Indonesia kami menyampaikn permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan terganggunya perjalanan kereta akibat bencana alam ini," ujar Joni.
Manager Humas PT KAI Daop II Bandung Joni Martinus mengakui, sejumlah titik rel kereta api di Kabupaten Garut terkena longsoran tanah sejak tadi malam. Longsoran tanah menimbun rel antara 10-100 meter dan ketinggian gundukan tanah hingga 7 meter.
Awalnya, longsoran tanah terjadi di KM 233, kemudian terjadi longsor susulan di beberapa tempat lainnya KM 230, KM 231, KM 232, dan KM 234. Sayangnya, longsor susulan kembali terjadi pada tengah malam di 8 titik lainnya.
"Hingga pagi ini, jalur tersebut masih belum bisa dilalui. Sejumlah alat berat dan tim dari KAI masih melakukan upaya agar longsoran tanah bisa segera disingkirkan," jelas Joni, Kamis (23/11/2017).
Menurut dia, longsoran tanah yang menutupi rel disebabkan tingginya curah hujan di kawasan tersebut sejak siang kemarin. Sementara, sejumlah kawasan di Jawa Barat termasuk rawan longsor dan pergerakan tanah.
Akibat kondisi tersebut, puluhan kereta api yang mestinya melalui jalur Garut, dialihkan ke utara. "Untuk tetap menjalankan kereta api supaya tetap berangkat kami menggunakan pola operasi memutar untuk kereta keberangkatan dari Bandung. Kereta melalui rute ke arah timur melalui jalur utara lintas Purwakarta-Cikampek-Cirebon-Purwokerto, dan Kroya," beber dia.
Begitu juga jalur sebaliknya, kereta dari arah timur di alihkan ke arah utara melalui Kroya-Purwokerto-Cirebon-Cikampek-Purwakarta-Bandung.
Adapun kereta yang beroperasi dengan perjalanan memutar adalah KA Malabar, Mutiara Selatan, Kahuripan, Lodaya, Turangga, Kuto Jaya Selatan, dan Serayu. Untuk Kereta Argo Wilis dan Pasundan yang tertahan menuju Bandung dilakukan overstafen. Penumpang kereta dialihkan ke moda transportasi bus.
"Atas nama PT Kereta Api Indonesia kami menyampaikn permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan terganggunya perjalanan kereta akibat bencana alam ini," ujar Joni.
(zik)