Peserta Kirab Pemuda 2017 Tiba di Banten
Peserta Kirab Pemuda 2017 Tiba di Banten
A
A
A
BANTEN - Peserta Kirab Pemuda 2017 Kelompok Zona A (Aceh sampai dengan Blitar) Rabu (22/11/2017) tiba di Kota Cilegon, Banten. Peserta kirab ini berjumlah 34 perwakilan provinsi dan dua orang perwakilan ogranisasi pemuda.
Para peserta disambut oleh Wali Kota Cilegon di Pendopo Kantor Wali Kota. Setelah melakukan ramah tamah, para peserta dibawa mengunjungi Museum Negara Provinsi Banten untuk melihat peninggalan bersejarah di wilayah Banten yang disambut Asisten Deputi Bidang Standarisasi Infrastruktur Pemuda Kementerian Pemuda, Zainal Amini dan Kabid Standarisasi Organisasi dan Sarana Prasarana Pemuda, Anwar. Para peserta dipandu pihak museum memperkenalkan seluruh isi museum.
Para peserta Zona A ini sudah berjalan menempuh 16 titik dengan waktu perjalanan hampir 2 bulan. Banyak suka dan duka yang dialami oleh para peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang diutarakan Novian Aulia (23) asal Lhoksumawe - Aceh.
"Singgah di 16 titik membuat saya mengenal Seni dan Budaya tiap daerah, wisata dan keindahan alam," kata Novian Aulia (23).
Namun, lanjut dia, juga masih ditemukan hal pembangunan yang belum maksimal, seperti masih ada jalan rusak, berlumpur dan berlubang, sehingga hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah.
Dalam perjalanan di Zona A, para peserta mengagumi Kepulauan Miangngas ujung utara Indonesia yang memiliki keindahan alam, budaya, seni dan wisata.
Kepulauan ini hanya dihuni 700 orang. Rasa kebhinekaan dan solidaritas keagamaan yang cukup baik, sehingga slogan #beranibersatu sangat tepat diwilayah tersebut.
Kegiatan para peserta Kirab Pemuda di setiap titik diantaranya pawai budaya, membaca kita suci, bakti sosial. Event ini juga menjadikan para peserta bisa saling berbagi informasi daerah masing-masing.
Peserta Kirab Pemuda 2017, akhirnya dilepas oleh Yusup Soufi selaku Kabid Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda Provinsi Banten untuk melanjutkan perjalanan menuju DKI Jakarta dengan finish perjalanan di Kabupaten Blitar.
Selain itu, Provinsi Banten memberikan cinderamata kepada seluruh rombongan yaitu berupa romal, syal dalam 1 tas rajutan hasil karya masyarakat Badui yang langsung dikenakan oleh para peserta.
Para peserta disambut oleh Wali Kota Cilegon di Pendopo Kantor Wali Kota. Setelah melakukan ramah tamah, para peserta dibawa mengunjungi Museum Negara Provinsi Banten untuk melihat peninggalan bersejarah di wilayah Banten yang disambut Asisten Deputi Bidang Standarisasi Infrastruktur Pemuda Kementerian Pemuda, Zainal Amini dan Kabid Standarisasi Organisasi dan Sarana Prasarana Pemuda, Anwar. Para peserta dipandu pihak museum memperkenalkan seluruh isi museum.
Para peserta Zona A ini sudah berjalan menempuh 16 titik dengan waktu perjalanan hampir 2 bulan. Banyak suka dan duka yang dialami oleh para peserta dalam mengikuti kegiatan tersebut, seperti yang diutarakan Novian Aulia (23) asal Lhoksumawe - Aceh.
"Singgah di 16 titik membuat saya mengenal Seni dan Budaya tiap daerah, wisata dan keindahan alam," kata Novian Aulia (23).
Namun, lanjut dia, juga masih ditemukan hal pembangunan yang belum maksimal, seperti masih ada jalan rusak, berlumpur dan berlubang, sehingga hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah.
Dalam perjalanan di Zona A, para peserta mengagumi Kepulauan Miangngas ujung utara Indonesia yang memiliki keindahan alam, budaya, seni dan wisata.
Kepulauan ini hanya dihuni 700 orang. Rasa kebhinekaan dan solidaritas keagamaan yang cukup baik, sehingga slogan #beranibersatu sangat tepat diwilayah tersebut.
Kegiatan para peserta Kirab Pemuda di setiap titik diantaranya pawai budaya, membaca kita suci, bakti sosial. Event ini juga menjadikan para peserta bisa saling berbagi informasi daerah masing-masing.
Peserta Kirab Pemuda 2017, akhirnya dilepas oleh Yusup Soufi selaku Kabid Pengembangan dan Pemberdayaan Pemuda Provinsi Banten untuk melanjutkan perjalanan menuju DKI Jakarta dengan finish perjalanan di Kabupaten Blitar.
Selain itu, Provinsi Banten memberikan cinderamata kepada seluruh rombongan yaitu berupa romal, syal dalam 1 tas rajutan hasil karya masyarakat Badui yang langsung dikenakan oleh para peserta.
(sms)
Explore More