Khofifah-Emil Dardak Lawan Sepadan Gus Ipul-Anas

Rabu, 22 November 2017 - 11:30 WIB
Khofifah-Emil Dardak Lawan Sepadan Gus Ipul-Anas
Khofifah-Emil Dardak Lawan Sepadan Gus Ipul-Anas
A A A
JAKARTA - Ajang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur menjanjikan pertarungan sengit antarkandidat. Pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas bakal mendapat pesaing kuat dari pasangan Khofifah Indar Parawansa- Emil Elistiano Dardak.

Munculnya nama pasangan Khofifah-Emil Dardak ke permukaan setelah beredar foto keduanya yang memegang dokumen berlambang Partai Demokrat. Di samping mereka, terdapat Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jawa Timur Soekarwo. Mereka kompak mengenakan batik.

"Iya benar (Demokrat dukung Khofifah-Emil Dardak di Pilgub Jatim, red)," kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Imelda Sari di Jakarta, Selasa (22/11/2017).

Imelda menuturkan, hari ini Majelis Tinggi Partai Demokrat menggelar sidang di kediaman SBY, Puri Cikeas, Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sidang itu memutuskan sikap Partai Demokrat terhadap 17 pilgub. "Salah satunya Pilgub Jatim," katanya.

Sementara ketika dikonfirmasi secara terpisah soal Emil Dardak sebagai cawagub pasangannya, Khofifah menjawab singkat, "insya Allah".

Pasangan Khofifah-Emil Dardak bakal menjadi pesaing sepadan pasangan Gus Ipul-Anas. Dari segi popularitas, Gus Ipul dan Khofifah selama ini bersaing secara ketat. Pun begitu dengan Anas dan Emil Dardak. Meskipun pengalaman politik Emil bisa dibilang masih hijau, kemenangan telak dalam Pilkada Trenggalek menjadi bukti bersinarnya karier suami pesinetron Arumi Bachsin tersebut.

"Pasangan Khofifah-Emil Dardak bakal menjadi lawan seimbang bagi Gus Ipul-Anas, baik dari segi popularitas maupun kapabilitas kandidat," ujar pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Malang Wawan Sobari saat dihubungi KORAN SINDO, Selasa (22/11/2107) malam.

Wawan mengungkapkan, pertarungan sengit dari kedua pasangan ini bakal terjadi di area Mataraman yang dikenal sebagai basis kaum nasionalis. Kawasan yang meliputi Blitar, Trenggalek, Kediri, Nganjuk, Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan, pengaruh PDI Perjuangan sebagai pengusung Gus Ipul-Anas relatif berimbang dengan kekuatan Partai Demokrat yang merupakan pengusung dari Khofifah-Emil Dardak.

Wawan menyebutkan, Emil yang maju menjadi bupati Trenggalek dengan diusung oleh PDIP bisa membelah suara PDIP di wilayah Mataraman. "Kedua pasangan juga merupakan orang-orang muda potensial, yang layak memimpin Jawa Timur untuk lima tahun ke depan," tegasnya.

PDIP Ancam Pecat Emil Dardak

Keputusan Partai Demokrat Khofifah-Emil Dardak membuat prihatin Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), karena Emil Dardak yang merupakan bupati Trenggalek masih tercatat sebagai kader PDIP. Terlebih, PDIP sudah memutuskan untuk mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur 2018 mendatang.

"Walau tidak mengejutkan, ini bikin prihatin karena Emil kader PDIP, punya kartu PDIP," kata Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Eva Kusuma Sundari, Selasa (22/11/2017).

Eva pun merasa bahwa salah satu kader PDIP telah dibajak Partai Demokrat. "Susah juga ya kita melembagakan meritokrasi jika godaan kekuasaan dari luar begitu besar. Ini kayak di private industries ya, bajak-membajak CEO," ujar legislator asal daerah pemilihan Jawa Timur VI ini. "Kayaknya pakai sistem kayak di sepak bola asyik kali ya, jual-beli pemain gitu karena lebih fair ya kan, ada ganti rugi human investment," sindir Eva.

Terkait pembangkangan Emil kepada PDIP, lanjut Eva, bisa berujung pemecatan kepada yang bersangkutan dari keanggotaan partai. Pasalnya, Emil dinilai tidak mematuhi amanah Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri agar tidak maju pada pilkada serentak 2018 dari partai politik lain. Bisa juga Emil dengan legawa mengundurkan diri dari PDIP.

"Rekomendasi resmi sudah diberikan ke kader Anas sebagai wagub, jadi biasanya Emil akan mundur atau dipecat karena indisipliner," ujarnya.

Kendati demikian, Eva menilai keputusan Partai Demokrat yang mengusung Khofifah-Emil Dardak dalam Pilgub Jatim sebagai bukti bahwa kader PDIP memiliki daya jual tinggi. "Di sisi lain, ini menunjukkan kader-kader PDIP banyak diminati dan berdaya jual tinggi. Walau tentu ada konsekuensi terhadap Emil, karena enggak mungkin PDIP main di banyak kaki," ujarnya.

Eva mengakui bahwa Emil memiliki peluang untuk maju di pilgub, tetapi garis partai juga harus dihormati setiap kader. "Ketua umum sudah memberikan rekomendasi ke Anas yang sudah dua periode jadi bupati. Jadi timing Emil bukan untuk periode ini tentu karena satu periode saja belum tuntas. Sebagai kader, harus ikut komando karena kepentingannya bukan untuk perorangan, tapi untuk partai," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari. Dia menegaskan bahwa sikap Emil yang ngotot berpasangan dengan Khofifah dalam Pilgub Jatim akan berdampak secara politis kepada yang bersangkutan. "Kami akan mencabut KTA PDIP dari Emil," tukasnya.

Untari menegaskan partainya tidak kecewa dengan sikap Emil yang menerima pinangan Khofifah. Menurutnya, PDIP sebelumnya sudah mengetahui bahwa Emil akan disandingkan dengan Khofifah. Sebaliknya, PDIP sudah mengusung Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas. Pihaknya yakin pasangan ini mendapat respons yang baik dari masyarakat.

"Kami saat ini fokus pada pemenangan Saifullah Yusuf-Anas. Bagi kami, ini merupakan pasangan yang ideal bagi warga Jatim," ujarnya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8904 seconds (0.1#10.140)