Fatayat NU Tegaskan Netral di Pilgub Jatim
A
A
A
SURABAYA - Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim) menyatakan netral dalam Pemilihan Gubernur Jatim 2018. Badan Otonom NU itu menyerahkan sepenuhnya pilihan politik pada anggota dimana di Jatim diperkirakan mencapai jutaan orang.
Koordinator Bidang Media, PW Fatayat NU Jatim, Ainna Amalia mengatakan, meski saat ini ada dua kandidat kader NU yang maju di Pilgub Jatim, Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa, namun hal itu tidak lantas membuat Fatayat mendukung calon tertentu.
Menurutnya, sikap netral Fatayat dalam tiap pemilihan pemimpin politik adalah netral, siapapun yang maju. Baik itu dari kalangan NU maupun bukan. “Secara kelembagaan kami netral, tapi pilihan kami serahkan ke anggota,” katanya, Kamis (16/11/2017).
Namun begitu, dia mengakui, kehadiran dua kandidat dari NU di Pilgub Jatim memunculkan gesekan di Fatayat, khususnya ditingkatan akar rumput. Ini akibat ada kader Fatayat yang berupaya mempengaruhi anggota untuk mengarahkan pilihannya ke calon tertentu.
Pihaknya sendiri berupaya mengatasi gesekan ini dengan terus memberi pendidikan politik pada anggota. Di Jatim, Fatayat memiliki sebanyak 44 cabang yang terdiri dari kabupaten dan kota. “Perbedaan pilihan politik itu wajar, tapi jangan sampai ada perpecahan,” tandas Amalia.
Disisi lain dia mengungkapkan, gesekan ditingkatan anggota Fatayat sangat potensial mengingat ada salah satu calon yang sudah maju dua kali dan gagal. Saat ini berupaya untuk maju ketiga kalinya.
Dia adalah Khofifah Indar Parawansa. Dia menilai, Khofifah akan berupaya dan berjuang keras agar menang setelah kalah di Pilgub Jatim sebelumnya. “Potensi Pilgub tidak damai, yang kami rasakan ditingkat masyarakat bawah sangat tinggi,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari The Initiative Institute, Airlangga Pribadi mengatakan, Pilgub Jatim 2018 menjadi momentum untuk melahirkan regenerasi pemimpin.
Ini ditunjukkan dengan Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi yang kini maju menjadi calon wakil gubernur (cawagub) Jatim mendampingi Saifullah Yusuf.
Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Isu SARA yang ada di Jakarta minim untuk terjadi di Jatim. Tapi yang perlu diwaspadai adalah isu soal pemimpin perempuan,” katanya.
Koordinator Bidang Media, PW Fatayat NU Jatim, Ainna Amalia mengatakan, meski saat ini ada dua kandidat kader NU yang maju di Pilgub Jatim, Saifullah Yusuf dan Khofifah Indar Parawansa, namun hal itu tidak lantas membuat Fatayat mendukung calon tertentu.
Menurutnya, sikap netral Fatayat dalam tiap pemilihan pemimpin politik adalah netral, siapapun yang maju. Baik itu dari kalangan NU maupun bukan. “Secara kelembagaan kami netral, tapi pilihan kami serahkan ke anggota,” katanya, Kamis (16/11/2017).
Namun begitu, dia mengakui, kehadiran dua kandidat dari NU di Pilgub Jatim memunculkan gesekan di Fatayat, khususnya ditingkatan akar rumput. Ini akibat ada kader Fatayat yang berupaya mempengaruhi anggota untuk mengarahkan pilihannya ke calon tertentu.
Pihaknya sendiri berupaya mengatasi gesekan ini dengan terus memberi pendidikan politik pada anggota. Di Jatim, Fatayat memiliki sebanyak 44 cabang yang terdiri dari kabupaten dan kota. “Perbedaan pilihan politik itu wajar, tapi jangan sampai ada perpecahan,” tandas Amalia.
Disisi lain dia mengungkapkan, gesekan ditingkatan anggota Fatayat sangat potensial mengingat ada salah satu calon yang sudah maju dua kali dan gagal. Saat ini berupaya untuk maju ketiga kalinya.
Dia adalah Khofifah Indar Parawansa. Dia menilai, Khofifah akan berupaya dan berjuang keras agar menang setelah kalah di Pilgub Jatim sebelumnya. “Potensi Pilgub tidak damai, yang kami rasakan ditingkat masyarakat bawah sangat tinggi,” pungkasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari The Initiative Institute, Airlangga Pribadi mengatakan, Pilgub Jatim 2018 menjadi momentum untuk melahirkan regenerasi pemimpin.
Ini ditunjukkan dengan Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi yang kini maju menjadi calon wakil gubernur (cawagub) Jatim mendampingi Saifullah Yusuf.
Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Isu SARA yang ada di Jakarta minim untuk terjadi di Jatim. Tapi yang perlu diwaspadai adalah isu soal pemimpin perempuan,” katanya.
(sms)