Doni Monardo Resmi Gantikan M Herindra Pimpin Kodam III/Siliwangi
Doni Monardo Resmi Gantikan M Herindra Pimpin Kodam III/Siliwangi
A
A
A
BANDUNG - Mayjen TNI Doni Monardo resmi menggantikan Mayjen TNI Muhamad Herindra sebagai Pangdam III/Siliwangi. Serah terima jabatan Pangdam III/Siliwangi dipimpin Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono di Makodam III/Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Selasa (14/11/2017).
Sebelumnya, Mayjen TNI Doni Monardo menjabat Pangdam XIV/Pattimura. Sedangkan Mayjen TNI Muhamad Herindra menjadi Kepala Staf Ahli Tingkat III Bidang Hubint Panglima TNI.
Kodam III/Siliwangi mendapatkan kehormatan karena markasnya dijadikan tempat untuk pelaksanaan serah terima jabatan para pejabat TNI AD.
Peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya sehingga merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan sekaligus tantangan agar dapat berbuat yang terbaik dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Upacara sertijab digelar mulai pukul 14.00 WIB di bawah guyuran hujan.
Selain sertijab Pandam III/Siliwangi, Mulyono juga memimpin serah terima jabatan 17 perwira tinggi TNI AD. Selain sertijab Pandam III/Siliwangi, dilakukan pula bagi Mayjen TNI Tatang Sulaiman yang sebelumnya menjabat Pangdam IV/Diponegoro menjadi Wakasad.
Kemudian, Mayjen TNI Wuryanto menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Sebelumnya Wuryanto memegang jabatan Kapuspen TNI. Brigjen TNI Besar Harto Karyawan menjadi Danpuspenerbad, Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko Aster Panglima TNI. Kustanto meninggalkan jabatan sebelumnya Pangdam V/Brawijaya.
Posisi Kustanto digantikan Mayjen TNI Arif Rahman menjabat Pangdam V/Brawijaya. Sebelumnya Arif menjabat sebagai Gubernur Akmil.
Sementara Gubernur Akmil dijabat oleh Brigjen TNI Eko Margiyono yang menanggalkan jabatan lamanya, Kasdam Jaya. Mayjen TNI Hadi Prasojo (Danpusterad) menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Hartomo Kabais TNI menjadi Danpusterad, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah (Aspam Kasad) menjadi Kabais TNI.
Selanjutnya, Brigjen TNI Nur Rahmad (Kasdam VI/Mulawarman) menjadi Aspam Kasad, Mayjen TNI Widagdo H Sukoco (Aster Kasad) menjadi TA Pengkaji Bidang Politik Lemhanas.
Kemudian Brigjen TNI Supartodi (Kasdam XIV/Hasanuddin) menjadi Aster Kasad, Brigjen TNI Herianto Syahputra (Danpusintelad) menjadi Danpusintelad, Kolonel Inf Djaka Budhi Utama (Pamen Denma Mabesad) menjadi Danpusintelad, serta Mayjen TNI Suko Pranoto (Danpuspenerbad) menjadi Pangdam XVI/Pattimura.
Doni Monardo bukan orang baru di Jawa Barat. Dia merupakan prajurit kelahiran Cimahi 10 Mei 1963. Kiprah di militer diawali saat menempuh pendidikan Akademi Militer (1985), dilanjutkan dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1999) serta Lemhannas (2002).
Dalam perjalanan karier militer, Doni sempat menempati sejumlah jabatan penting, di antaranya Danpaspampres (2012), Danjen Kopassus (2014), Pangdam XVI/Pattimura (2015).
Terakhir, berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/836/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, dia mengemban amanat baru sebagai Pangdam III/Siliwangi.
KSAD Jenderal TNI Mulyono mengatakan, 2018 adalah tahun politik. Intensitas perbenturan kepentingan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, TNI dituntut untuk tetap menjaga netralitas. Prajurit tidak diperkenankan untuk ikut terseret dalam politik praktis.
"Jangan biarkan prajurit kita, baik perorangan mau pun satuan terpengaruh atau dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis, karena TNI hanya mengenal politik negara," kata Mulyono.
Sebelumnya, Mayjen TNI Doni Monardo menjabat Pangdam XIV/Pattimura. Sedangkan Mayjen TNI Muhamad Herindra menjadi Kepala Staf Ahli Tingkat III Bidang Hubint Panglima TNI.
Kodam III/Siliwangi mendapatkan kehormatan karena markasnya dijadikan tempat untuk pelaksanaan serah terima jabatan para pejabat TNI AD.
Peristiwa itu belum pernah terjadi sebelumnya sehingga merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan sekaligus tantangan agar dapat berbuat yang terbaik dalam menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Upacara sertijab digelar mulai pukul 14.00 WIB di bawah guyuran hujan.
Selain sertijab Pandam III/Siliwangi, Mulyono juga memimpin serah terima jabatan 17 perwira tinggi TNI AD. Selain sertijab Pandam III/Siliwangi, dilakukan pula bagi Mayjen TNI Tatang Sulaiman yang sebelumnya menjabat Pangdam IV/Diponegoro menjadi Wakasad.
Kemudian, Mayjen TNI Wuryanto menjadi Pangdam IV/Diponegoro. Sebelumnya Wuryanto memegang jabatan Kapuspen TNI. Brigjen TNI Besar Harto Karyawan menjadi Danpuspenerbad, Mayjen TNI Kustanto Widiatmoko Aster Panglima TNI. Kustanto meninggalkan jabatan sebelumnya Pangdam V/Brawijaya.
Posisi Kustanto digantikan Mayjen TNI Arif Rahman menjabat Pangdam V/Brawijaya. Sebelumnya Arif menjabat sebagai Gubernur Akmil.
Sementara Gubernur Akmil dijabat oleh Brigjen TNI Eko Margiyono yang menanggalkan jabatan lamanya, Kasdam Jaya. Mayjen TNI Hadi Prasojo (Danpusterad) menjadi Pati Mabes TNI AD, Mayjen TNI Hartomo Kabais TNI menjadi Danpusterad, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah (Aspam Kasad) menjadi Kabais TNI.
Selanjutnya, Brigjen TNI Nur Rahmad (Kasdam VI/Mulawarman) menjadi Aspam Kasad, Mayjen TNI Widagdo H Sukoco (Aster Kasad) menjadi TA Pengkaji Bidang Politik Lemhanas.
Kemudian Brigjen TNI Supartodi (Kasdam XIV/Hasanuddin) menjadi Aster Kasad, Brigjen TNI Herianto Syahputra (Danpusintelad) menjadi Danpusintelad, Kolonel Inf Djaka Budhi Utama (Pamen Denma Mabesad) menjadi Danpusintelad, serta Mayjen TNI Suko Pranoto (Danpuspenerbad) menjadi Pangdam XVI/Pattimura.
Doni Monardo bukan orang baru di Jawa Barat. Dia merupakan prajurit kelahiran Cimahi 10 Mei 1963. Kiprah di militer diawali saat menempuh pendidikan Akademi Militer (1985), dilanjutkan dengan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (1999) serta Lemhannas (2002).
Dalam perjalanan karier militer, Doni sempat menempati sejumlah jabatan penting, di antaranya Danpaspampres (2012), Danjen Kopassus (2014), Pangdam XVI/Pattimura (2015).
Terakhir, berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/836/X/2017 tanggal 27 Oktober 2017, dia mengemban amanat baru sebagai Pangdam III/Siliwangi.
KSAD Jenderal TNI Mulyono mengatakan, 2018 adalah tahun politik. Intensitas perbenturan kepentingan akan semakin tinggi. Oleh karena itu, TNI dituntut untuk tetap menjaga netralitas. Prajurit tidak diperkenankan untuk ikut terseret dalam politik praktis.
"Jangan biarkan prajurit kita, baik perorangan mau pun satuan terpengaruh atau dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis, karena TNI hanya mengenal politik negara," kata Mulyono.
(rhs)
Explore More