Jika Jadi Anggota Poros Baru, PKS Harus Lakukan Ini
A
A
A
BANDUNG - Poros Baru membuka diri untuk menerima Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di koalisi demi menatap Pilgub Jawa Barat 2018. Tapi, PKS diminta tidak melakukan hal tak wajar dengan ngotot mengusulkan pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi mengatakan Poros Baru memiliki parameter dan formulasi tersendiri dalam menghadapi pilgub. Poros Baru yang beranggotakan Demokrat, PAN, dan Gerindra pun sudah menyepakatinya.
Masing-masing anggota Poros Baru tidak memaksakan kehendaknya sampai saat ini. Semua sama-sama saling menghargai atas parameter dan formulasi yang sudah disepakati.
PAN misalnya mengusulkan Deddy Mizwar sebagai cagub. Anggota lain tidak mempermasalahkan. Sebab, posisi Demiz akan dibahas bersama. Sementara, Demokrat yang digadang-gadang ikut mendukung Demiz juga tidak memaksakan kehendak.
"Jika kemudian PKS bergabung di Poros Baru karena tidak bisa mengusung sendiri kandidatnya, maka sebagai anggota terakhir yang gabung di Poros Baru, secara kewajaran PKS harus mengikuti formulasi dan parameter kandidat yang disepakati oleh PAN, Demokrat, dan Gerindra," kata Mulyadi, Jumat (10/11/2017).
Gerindra sendiri mengincar posisi cawagub jika PAN dan Demokrat ternyata benar mengusung Demiz di posisi cagub. Daya tawar itu dinilai wajar sebagai anggota koalisi.
"Jika itu benar (PAN dan Demokrat mengusung Demiz) dan diusulkan ke Poros Baru, Gerindra akan mengusulkan kandidat juga sebagai hak anggota koalisi walau akhirnya harus di posisi wakil," jelas Mulyadi.
Disinggung soal pertemuan dengan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa beberapa waktu lalu, ia menyebut itu sebagai silaturahmi. Belum ada komitmen apa pun selain komunikasi awal penjajakan koalisi.
Tapi, Mulyadi menyebut penjajakan koalisi dengan NasDem yang dipastikan mengusung Ridwan Kamil sebagai bagian dari opsi Gerindra dalam langkah politiknya. "Ini opsi saja jika skenario Poros Baru tidak terlaksana," tandasnya.
Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat Mulyadi mengatakan Poros Baru memiliki parameter dan formulasi tersendiri dalam menghadapi pilgub. Poros Baru yang beranggotakan Demokrat, PAN, dan Gerindra pun sudah menyepakatinya.
Masing-masing anggota Poros Baru tidak memaksakan kehendaknya sampai saat ini. Semua sama-sama saling menghargai atas parameter dan formulasi yang sudah disepakati.
PAN misalnya mengusulkan Deddy Mizwar sebagai cagub. Anggota lain tidak mempermasalahkan. Sebab, posisi Demiz akan dibahas bersama. Sementara, Demokrat yang digadang-gadang ikut mendukung Demiz juga tidak memaksakan kehendak.
"Jika kemudian PKS bergabung di Poros Baru karena tidak bisa mengusung sendiri kandidatnya, maka sebagai anggota terakhir yang gabung di Poros Baru, secara kewajaran PKS harus mengikuti formulasi dan parameter kandidat yang disepakati oleh PAN, Demokrat, dan Gerindra," kata Mulyadi, Jumat (10/11/2017).
Gerindra sendiri mengincar posisi cawagub jika PAN dan Demokrat ternyata benar mengusung Demiz di posisi cagub. Daya tawar itu dinilai wajar sebagai anggota koalisi.
"Jika itu benar (PAN dan Demokrat mengusung Demiz) dan diusulkan ke Poros Baru, Gerindra akan mengusulkan kandidat juga sebagai hak anggota koalisi walau akhirnya harus di posisi wakil," jelas Mulyadi.
Disinggung soal pertemuan dengan Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat Saan Mustopa beberapa waktu lalu, ia menyebut itu sebagai silaturahmi. Belum ada komitmen apa pun selain komunikasi awal penjajakan koalisi.
Tapi, Mulyadi menyebut penjajakan koalisi dengan NasDem yang dipastikan mengusung Ridwan Kamil sebagai bagian dari opsi Gerindra dalam langkah politiknya. "Ini opsi saja jika skenario Poros Baru tidak terlaksana," tandasnya.
(zik)