Pakar: Daniel Muttaqien Kartu Mati bagi Ridwan Kamil
A
A
A
BANDUNG - Pasangan Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien Syafiuddin resmi diusung Partai Golkar sebagai pasangan cagub-cawagub Jawa Barat pada ajang Pilgub Jabar 2018. Surat Keputusan (SK) Pengusungan tersebut telah diserahkan kepada Ridwan Kamil-Daniel Mutaqien Syafiuddin di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (9/11/2017).
Meski belum resmi ditetapkan sebagai pasangan cagub-cawagub di Pilgub Jabar 2018, namun langkah Golkar mengusung pasangan tersebut dinilai beresiko. Pasalnya, Daniel Muttaqien dianggap bukan sosok yang tepat menjadi pendamping Ridwan Kamil. Bahkan, putra mantan bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin tersebut dianggap sebagai kartu mati bagi Ridwan Kamil.
"Enggak ngefek, enggak memberikan elektoral yang signifkan. Daniel ini kartu mati kalau menurut saya. Kartu mati buat Kang Emil," tegas pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (9/11/2017).
Muradi menilai, jika Daniel Muttaqien disandingkan dengan Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018, sosok Daniel Muttaqien akan menyulitkan posisi Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil- yang memang membutuhkan dukungan besar, khususnya di kawasan utara Jabar. Sebagai sosok muda, kemampuan Daniel Muttaqien untuk menyumbang dukungan suara bagi Emil diragukan karena belum teruji.
Meski berasal dan berdomisili dari Jabar, namun anggota DPR RI tersebut belum populer di Jabar. "Daniel beda dengan Gus Ipul di Jawa Timur, meskipun sama-sama disebut sosok muda," ungkap Muradi.
Bahkan, dirinya sempat menerjunkan tim untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas Daniel Muttaqien di kawasan utara Jabar. Hasilnya, kata Muradi, belum banyak masyarakat yang mengenal sosok Daniel Mutaqien. "Dua bulan lalu saya ngecek bersama tim. Belum banyak yang kenal Daniel, masih kalah sama Sutrisno (Bupati Majalengka)," sebutnya seraya menambahkan, Daniel Muttaqien hanya dikenal di Kabupaten Indramayu saja yang merupakan daerah domisilinya.
Selain itu, lanjut Muradi, Daniel Muttaqien masih tersandera oleh konflik internal di tubuh Golkar. Kasus yang membelit Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto serta perpecahan di tubuh Golkar Jabar dinilai bakal menjadi bumerang bagi pasangan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien.
"Tanpa ada embel-embel persoalan Setya Novanto pun, Daniel tidak akan berpengaruh apa-apa untuk Kang Emil. Apalagi waktu yang tersisa jelang pendaftaran kini semakin singkat," ujarnya.
Muradi menegaskan, jika Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien dipaksakan bersatu, maka Muradi yakin Daniel Muttaqien bakal menjadi beban bagi Ridwan Kamil. "Mesin partainya pun gak akan efektif," tandasnya.
Meski belum resmi ditetapkan sebagai pasangan cagub-cawagub di Pilgub Jabar 2018, namun langkah Golkar mengusung pasangan tersebut dinilai beresiko. Pasalnya, Daniel Muttaqien dianggap bukan sosok yang tepat menjadi pendamping Ridwan Kamil. Bahkan, putra mantan bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin tersebut dianggap sebagai kartu mati bagi Ridwan Kamil.
"Enggak ngefek, enggak memberikan elektoral yang signifkan. Daniel ini kartu mati kalau menurut saya. Kartu mati buat Kang Emil," tegas pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Muradi melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (9/11/2017).
Muradi menilai, jika Daniel Muttaqien disandingkan dengan Ridwan Kamil pada Pilgub Jabar 2018, sosok Daniel Muttaqien akan menyulitkan posisi Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil- yang memang membutuhkan dukungan besar, khususnya di kawasan utara Jabar. Sebagai sosok muda, kemampuan Daniel Muttaqien untuk menyumbang dukungan suara bagi Emil diragukan karena belum teruji.
Meski berasal dan berdomisili dari Jabar, namun anggota DPR RI tersebut belum populer di Jabar. "Daniel beda dengan Gus Ipul di Jawa Timur, meskipun sama-sama disebut sosok muda," ungkap Muradi.
Bahkan, dirinya sempat menerjunkan tim untuk mengukur tingkat popularitas dan elektabilitas Daniel Muttaqien di kawasan utara Jabar. Hasilnya, kata Muradi, belum banyak masyarakat yang mengenal sosok Daniel Mutaqien. "Dua bulan lalu saya ngecek bersama tim. Belum banyak yang kenal Daniel, masih kalah sama Sutrisno (Bupati Majalengka)," sebutnya seraya menambahkan, Daniel Muttaqien hanya dikenal di Kabupaten Indramayu saja yang merupakan daerah domisilinya.
Selain itu, lanjut Muradi, Daniel Muttaqien masih tersandera oleh konflik internal di tubuh Golkar. Kasus yang membelit Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto serta perpecahan di tubuh Golkar Jabar dinilai bakal menjadi bumerang bagi pasangan Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien.
"Tanpa ada embel-embel persoalan Setya Novanto pun, Daniel tidak akan berpengaruh apa-apa untuk Kang Emil. Apalagi waktu yang tersisa jelang pendaftaran kini semakin singkat," ujarnya.
Muradi menegaskan, jika Ridwan Kamil-Daniel Muttaqien dipaksakan bersatu, maka Muradi yakin Daniel Muttaqien bakal menjadi beban bagi Ridwan Kamil. "Mesin partainya pun gak akan efektif," tandasnya.
(wib)