Gunungkidul Gagas Pembangunan Museum Peradaban Dunia

Rabu, 08 November 2017 - 16:18 WIB
Gunungkidul Gagas Pembangunan Museum Peradaban Dunia
Gunungkidul Gagas Pembangunan Museum Peradaban Dunia
A A A
GUNUNGKIDUL - Temuan situs pra sejarah di Gua Braholo yang ada di Dusun Semugih, Desa Semugih Rongkop menjadikan keyakinan adanya kehidupan manusia modern pertama Indonesia di Gunungkidul. Pemkab Gunungkidul pun mulai mewacanakan untuk membangun museum peradaban dunia dari hasil temuan temuan tersebut.

Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengungkapkan, upaya tim arkeologi untuk mencari titik terang kehidupan pra sejarah di Gua Braholo menjadikan momentum besar. Hal ini menjadikan Gunungkidul menjadi bagian dari sejarah kehidupan umat di dunia.

"Wacana pembuatan musem di Gua Braholo akan segera kami koordinasikan, terutama dengan Dinas Kebudayaan dan lembaga terkait lainnya," katanya kepada wartawan Rabu (8/11/2017).

Dijelaskannya, pihaknya masih terus menunggu temuan teman benda purbakala di sekitar gua tersebut. Semua proses yang juga melibatkan arekeolog- arkeolog juga akan didata sehingga bisa diajukan ke pemerintah pusat untuk konsep museum purbakala." Jadi ini akan menambah wisata edukasi, terutama sejarah perkembangan umat manusia," bebernya.

Diakuinya untuk membangun sebuah museum, terlebih lagi berkaitan dengan perdaban umat manusia dan kepurbakalaan, membutuhkan dana besar. Anggaran di daerah tidak akan mampu mengcover untuk pembangunan sebuah museum besar. "Kita harus ke pemerintah pusat. Nah wacana yang sudah ada mengenai musem akan kita cari titik persoalannya dimana, setelah ketemu akan kita ajukan lagi," ulas dia.

Immawan melanjutkan, penawaran museum sudah sempat diterimanya. Namun akhirnya terhenti sehingga harus dicari lagi.

"Kalau pembangunan musem ini berhasil, maka akan menambah wisata edukasi kita. Setelah ada Baron Technopark, untuk wisata edukasi energi terbarukan, ditambah museum untuk pariwisata edukasi history," ucap mantan Ketua DPW PAN DIY ini.

Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional (Arkenas) Thomas Sutikna mengatakan, selama ini penemuan gua braholo ditempatkan di museum Punung, Pacitan, Jawa Timur. Untuk itu pihaknya berharap bisa dibangun museum.

"Jika dapat dibangun dan dilengkapi fasilitas di Gua Braholo, dengan begitu keberadaan situs menjadi situs cagar budaya dapat memiliki nilai pendidikan dan membawa kesejahteraan untuk masyarakat," katanya.

Gua Braholo sendiri diketahui ekskavasi pertama kali dilakukan pada 1995. Dalam ekskavasi yang dipimpin oleh Prof Truman Simanjuntak dari pusat penelitian arkeologi Nasional Jakarta, digali 14 kotak ekskavasi dengan temuan berbagai tembikar sisa biji-bijian, yang sebagian diantaranya terbakar hingga sisa fauna yang melimpah.

Kemudian, saat ekskavasi lanjutan pada tahun 1996 sampai 2001, berhasil ditemukan berbagai benda dan kerangka manusia. "Selain itu, juga ditemukan gigi gajah asia yang usianya diperkirakan 33.000 tahun lalu," ungkapnya.

Dari temuan kerangka manusia, kata dia, diketahui kerangka tersebut tergolong manusia modern awal atau pada medio 9.000 tahun lalu. Jika didasarkan pada hitungan masehi, maka masuk 7.000 tahun sebelum masehi.

"Kerangka manusia 7.000 tahun sebelum masehi saat ini disimpan di museum di Punung di Pacitan," lanjutnya.

Ekskavasi di Gua Braholo ini lanjut Thomas menjadi sangat penting karena saat ini kehadiran manusia modern di Indonesia (homo sapiens) yang tua baru ditemukan di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur yang berumur skitar 40.000 tahun.

Di luar Indonesia, manusia modern awal antara lain ditemukan di Gua Niah (Serawak, Malaysia) yang berumur sekitar 45.000 tahun. Di Gua Lene Hara dan Jerimalai (Timor Leste) ditemukan berumur skitar 42.000 sampai 45.000 tahun.

"Dengan demikian masih ada kesenjangan umur tentang kapan manusia modern awal hadir di kepulauan Nusantara ini. Dengan selisih tahun yang tinggi, Indonesia memiliki peranan penting tentang cikal bakal manusia," tuturnya.

Sementara, Kepala Seksi Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY, Ruly Adriadi, mengatakan, situs prasejarah Gua Braholo, telah masuk ke dalam situs cagar budaya melalui Keputusan Gubernur DIY Nomor 349/KEP/2012.

Kemudian pada tahun 2014 lalu, Gua Braholo ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya dalam daftar Warisan Budaya Kabupaten Gunungkidul, melalui Keputusan Kepala Disbudpar Gunungkidul nomor 033/KPTS/WB/2014.

"Tahun 2017 ini kami melakukan pendokumentasian gua dengan teknologi 3D Laser Scanner, dan Penjajagan awal potensi. Nanti pada 2018 kita lakukan kajian pengembangan dan pemanfaatan situs Gua Braholo dan kajian pengelolaan situs gua Braholo," tandasnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4371 seconds (0.1#10.140)