Usulan Ditolak, Pembangunan Museum BCB di Plumpungan Batal
A
A
A
SALATIGA - Usulan pembangunan tempat pusat budaya dan museum benda cagar budaya (BSB) yang diajukan Dinas Budaya dan Pariwisata ditolak oleh tim anggaran Pemkot Salatiga. Dengan demikian, pembangunan museum tersebut batal dilaksanakan.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga Sri Danujo mengatakan, usulan pembangunan museum budaya dan BCB ditolak saat pembahasan di Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda).
Alasannya, rencana tersebut perlu dikaji secara mendalam. "Rencana kami membangun museum ditolak. Dan kami bisa memahami alasan yang menjadi dasar penolakan rencana itu," katanya, Rabu (18/10/2017).
Dia menjelaskan, tujuan dari pembangunan museum budaya dan BCB dengan pagu indikatif senilai Rp6,5 miliar adalah untuk mempertahankan, melestarikan, dan menjaga aset budaya yang dimiliki Kota Salatiga.
Sedangkan yang mendasari pemilihan lokasi pembangun museum di komlpleks Prasasti Plumpungan, yaitu tempat tersebut merupakan tonggak sejarah lahirnya Kota Salatiga.
"Sejarah tidak boleh dilupakan atau ditinggalkan. Untuk itu, harus dibangun sebuah museum agar sejarah dan aset budaya yang ada di Salatiga bisa tetap lestari dan terjaga dengan baik," tuturnya.
Menurut dia, rencananya museum yang akan didirikan di atas lahan seluas sekitar 3.000 meterpersegi itu, untuk menampung berbagai benda kuno peninggalan sejarah Salatiga, dokumentasi Salatiga tempo dulu, dan pusat kegiatan kesenian budaya Salatiga.
"Ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan serta aset budaya Salatiga. Disisi lain juga untuk membangun destinasi wisata baru. Namun karena rencana ini ditolak, maka kami akan mengembangkan destinasi wisata sejarah yang lain," ucapnya.
Sementara itu, pemerhati sejarah Kota Salatiga Eddy Supangkat menyatakan, Kota Salatiga butuh museum. Karena di Salatiga banyak terdapat benda dan bangunan cagar budaya peninggalan sejarah yang harus dipertahankan dan didokumentasikan dengan baik oleh Pemkot Salatiga.
"Pembangunan museum mendesak dilakukan agar benda bersejarah peninggalan jaman tempo dulu tidak musnah. Bangunannya tidak perlu mewah. Yang penting bisa untuk menyimpan berbagai benda bersejarah dan dokumentasi Salatiga tempo dulu," pungkasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga Sri Danujo mengatakan, usulan pembangunan museum budaya dan BCB ditolak saat pembahasan di Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda).
Alasannya, rencana tersebut perlu dikaji secara mendalam. "Rencana kami membangun museum ditolak. Dan kami bisa memahami alasan yang menjadi dasar penolakan rencana itu," katanya, Rabu (18/10/2017).
Dia menjelaskan, tujuan dari pembangunan museum budaya dan BCB dengan pagu indikatif senilai Rp6,5 miliar adalah untuk mempertahankan, melestarikan, dan menjaga aset budaya yang dimiliki Kota Salatiga.
Sedangkan yang mendasari pemilihan lokasi pembangun museum di komlpleks Prasasti Plumpungan, yaitu tempat tersebut merupakan tonggak sejarah lahirnya Kota Salatiga.
"Sejarah tidak boleh dilupakan atau ditinggalkan. Untuk itu, harus dibangun sebuah museum agar sejarah dan aset budaya yang ada di Salatiga bisa tetap lestari dan terjaga dengan baik," tuturnya.
Menurut dia, rencananya museum yang akan didirikan di atas lahan seluas sekitar 3.000 meterpersegi itu, untuk menampung berbagai benda kuno peninggalan sejarah Salatiga, dokumentasi Salatiga tempo dulu, dan pusat kegiatan kesenian budaya Salatiga.
"Ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan serta aset budaya Salatiga. Disisi lain juga untuk membangun destinasi wisata baru. Namun karena rencana ini ditolak, maka kami akan mengembangkan destinasi wisata sejarah yang lain," ucapnya.
Sementara itu, pemerhati sejarah Kota Salatiga Eddy Supangkat menyatakan, Kota Salatiga butuh museum. Karena di Salatiga banyak terdapat benda dan bangunan cagar budaya peninggalan sejarah yang harus dipertahankan dan didokumentasikan dengan baik oleh Pemkot Salatiga.
"Pembangunan museum mendesak dilakukan agar benda bersejarah peninggalan jaman tempo dulu tidak musnah. Bangunannya tidak perlu mewah. Yang penting bisa untuk menyimpan berbagai benda bersejarah dan dokumentasi Salatiga tempo dulu," pungkasnya.
(nag)