Rindu Kemenangan, Kader Golkar Jabar Minta DPP Tidak Paksa Usung Dedi Mulyadi
A
A
A
BANDUNG - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi disebut-sebut sebagai kandidat kuat calon gubernur Jabar yang akan diusung Partai Golkar. Namun, nyatanya tidak semua kader Golkar di Jabar memberikan dukungan mutlak kepada Bupati Purwakarta itu.
Bahkan, kader Golkar di Jabar berharap, DPP tak memaksakan diri mengusung Dedi Mulyadi jika peluang yang dimilikinya untuk memenangi Pilgub Jabar 2018 tipis. Oleh karena itu, DPP Partai Golkar diminta bersikap objektif dan melakukan kalkulasi matang sebelum memutuskan pasangan cagub dan cawagub yang akan diusung.
"Kalau ketua DPD Golkar Dedi Mulyadi tidak memungkinkan untuk maju di Pilgub Jabar, jangan dipaksakan. Buat apa bertarung kalau hanya untuk kalah," ungkap juru bicara Forum Masyarakat Golkar Jawa Barat (FMGJ) Dida Suherman melalui sambungan telepon selulernya, Selasa (10/10/2017).
"Meski hanya kader biasa, kita sangat tahu apa yang diinginkan masyarakat. Masyarakat setiap hari selalu memperhatikan isu-isu yang berkembang," sambung Dida.
Menurut Dida, pihaknya bersama kader-kader Golkar di Jabar lainnya sangat berharap Golkar memenangi Pilgub Jabar kali ini. Pasalnya, selama dua periode terakhir, Golkar selalu kalah bertarung dalam ajang politik terbesar di Jabar itu.
"Kita sudah sangat rindu dengan kemenangan Partai Golkar di Jawa Barat karena dua kali bertarung dalam pilgub selalu kalah," ungkapnya.
Sementara itu, meski sudah membangun kerja sama politik di tingkat Jabar dengan Partai Golkar, PDIP pun belum mau terburu-buru menentukan sikap terkait pasangan cagub/cawagub yang diusulkan untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018. PDIP menganggap, saat ini, masih tersisa banyak waktu untuk menyiapkan paslon terbaik. "Masih cukup waktu, pendaftaran kan Januari 2018," ungkap Sekretaris Jenderal DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana.
Menurut Abdy, meskipun pengusungan pasangan calon menjadi kewenangan DPP PDIP, namun pihaknya terus membangun komunikasi dengan partai lain demi hadirnya pasangan calon terbaik. Abdy menyatakan, partainya hanya akan mengusung pasangan calon yang sudah sudah mengikuti penjaringan yang digelar DPD PDIP Jabar, belum lama ini. "Kami akan mengusung kombinasi, internal yang ikut mekanisme partai dan calon dari eksternal," jelasnya.
Saat dikonfirmasi adanya kabar yang menyebut PDIP tengah menggodok tiga nama kandidat cagub Jabar, yakni Puan Maharani, Puty Guntur Soekarnoputra, dan Uu Ruzhanul Ulum, Abdy membantahnya tegas. "Enggak lah, Bu Puan kan di Jakarta. Pak Uu juga enggaklah, kan enggak ikut mekanisme partai. Kalau Mba Puty iya, salah satunya karena selain kader, beliau ikut mekanisme partai," tandas Abdy.
Seperti diketahui, DPP Partai Golkar menyatakan, akan mengusung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar asalkan Dedi Mulyadi mampu membangun koalisi dengan partai lain sekaligus mencari pasangan yang tepat.
Bahkan, kader Golkar di Jabar berharap, DPP tak memaksakan diri mengusung Dedi Mulyadi jika peluang yang dimilikinya untuk memenangi Pilgub Jabar 2018 tipis. Oleh karena itu, DPP Partai Golkar diminta bersikap objektif dan melakukan kalkulasi matang sebelum memutuskan pasangan cagub dan cawagub yang akan diusung.
"Kalau ketua DPD Golkar Dedi Mulyadi tidak memungkinkan untuk maju di Pilgub Jabar, jangan dipaksakan. Buat apa bertarung kalau hanya untuk kalah," ungkap juru bicara Forum Masyarakat Golkar Jawa Barat (FMGJ) Dida Suherman melalui sambungan telepon selulernya, Selasa (10/10/2017).
"Meski hanya kader biasa, kita sangat tahu apa yang diinginkan masyarakat. Masyarakat setiap hari selalu memperhatikan isu-isu yang berkembang," sambung Dida.
Menurut Dida, pihaknya bersama kader-kader Golkar di Jabar lainnya sangat berharap Golkar memenangi Pilgub Jabar kali ini. Pasalnya, selama dua periode terakhir, Golkar selalu kalah bertarung dalam ajang politik terbesar di Jabar itu.
"Kita sudah sangat rindu dengan kemenangan Partai Golkar di Jawa Barat karena dua kali bertarung dalam pilgub selalu kalah," ungkapnya.
Sementara itu, meski sudah membangun kerja sama politik di tingkat Jabar dengan Partai Golkar, PDIP pun belum mau terburu-buru menentukan sikap terkait pasangan cagub/cawagub yang diusulkan untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018. PDIP menganggap, saat ini, masih tersisa banyak waktu untuk menyiapkan paslon terbaik. "Masih cukup waktu, pendaftaran kan Januari 2018," ungkap Sekretaris Jenderal DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana.
Menurut Abdy, meskipun pengusungan pasangan calon menjadi kewenangan DPP PDIP, namun pihaknya terus membangun komunikasi dengan partai lain demi hadirnya pasangan calon terbaik. Abdy menyatakan, partainya hanya akan mengusung pasangan calon yang sudah sudah mengikuti penjaringan yang digelar DPD PDIP Jabar, belum lama ini. "Kami akan mengusung kombinasi, internal yang ikut mekanisme partai dan calon dari eksternal," jelasnya.
Saat dikonfirmasi adanya kabar yang menyebut PDIP tengah menggodok tiga nama kandidat cagub Jabar, yakni Puan Maharani, Puty Guntur Soekarnoputra, dan Uu Ruzhanul Ulum, Abdy membantahnya tegas. "Enggak lah, Bu Puan kan di Jakarta. Pak Uu juga enggaklah, kan enggak ikut mekanisme partai. Kalau Mba Puty iya, salah satunya karena selain kader, beliau ikut mekanisme partai," tandas Abdy.
Seperti diketahui, DPP Partai Golkar menyatakan, akan mengusung Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar asalkan Dedi Mulyadi mampu membangun koalisi dengan partai lain sekaligus mencari pasangan yang tepat.
(wib)